Day 30 : Welcome!

823 94 0
                                    

[y/n] menatap pesan yang datang ke email box nya kemarin pagi membuatnya tidak bisa tidur, rasanya dia merasa aneh sendiri. Namun disinilah dia di Bis menuju stasiun untuk naik Shinkansen sambil menarik koper warna orangenya [y/n] menatap sekelilingnya lalu menghembuskan nafas lelah.

"[y/n]-chan!"seru Honoka di belakang, oh ya kemarin pembagian kelompok diatur secara mendadak oleh para guru dengan cara kocokan yang menurut [y/n] norak. Dan yang mengejutkan dari 520 anak.. [y/n] satu kelompok dengan Haruka. Juga Makoto dan Umi. Benar benar kelompok yang tenang. Rin satu kelompok dengan Honoka, Keiko dan Kazuya dari kelas sebelah.

[y/n] melangka menaiki bus, kepalanya pusing jika terus memikirkan hal tidak jelas lainnya dan duduk di bangku dalam diam hingga stasiun.

"baiklah semuanya, sekarang kita akan duduk sesuai kelompok kelompok. Silahkan pilih tempat duduk sendiri dan ber empat" [y/n] berfikir cukup lama dia belum bertemu Haruka hari ini ntah kenapa orang itu tidak memunculkan batang hidungnya.

"[y/n] ayo"kata Umi, [y/n] mengangguk dan mengikuti langkah kaki umi mencari dimana Haruka dan Makoto.

"Sonoda~!"panggil Makoto sambil melambaikan tangannya ntah kenapa mereka berdua duduk berhadapan. Ugh [y/n] punya firasat buruk soal ini "Sonoda kau duduk disini, dan [y/n]-san silahkan duduk di sebelah Haru"kata Makoto. Tuh kan, [y/n] sudah punya feeling. [y/n] malas berdebat akhirnya duduk di sana dan melihat Haruka hanya membang pandangannya keluar, mungkin dia masih sedikit merasa bersalah, soal kejadian di kolam renang waktu itu dan setelah pulang menemukan pesan Rai di sana membuat siapaun shock, termasuk [y/n] sendiri sebenarnya.

"mau?"tawar Makoto yang membuka sebungkus permen coklat. Enggan menolak coklat [y/n] mengambil dua buah dan memakannya rasanya cukup menyenangkan, memakan coklat di dalam Shinkansen yang mulai melaju.

"kau suka coklat, suka sesuatu yang manis, takut air yang dalam, suka mengerjakan tugas, memiliki suara yang cukup bagus"gumam Haruka. [y/n] menengok dan melihat Haruka masih membuang muka ke luar.

"ne, Haru kau kenapa sih? Dari pagi kau diam terus"tanya Makoto. Haruka membuang mukanya menghadap Makoto.

"Betsuni, aku tidak apa apa"jawab Haruka lalu kembali membuang muka ke jendela. [y/n] hanya menatapnya datar, aneh dengan perliaku Haruka hari ini. tidak mau mengambil pusing [y/n] memakan permen coklatnya yang tersisa dan memandang apa yang di pandang Haruka, mata mereka bertemu sekilas [y/n] dengan cepat membuang mukanya dan kembali menghadap Umi.

"gomenne, kurasa moodnya Haru sedang buruk meski sedang jalan jalan sekalipun"ucap Makoto sambil tersenyum. [y/n] memiringkan kepalanya tidak paham, untuk apa Makoto minta maaf? Bukan harusnya Haruka yang melakukannya? Masa bodoh, dia hanya menganggukan kepalanya meng iyakan.

[y/n] mengeluarkan kamera dari saku bajunya dan memfoto pemandangan sekitar lalu memfoto Haruka sekali. Haruka yang sadar hanya menatap [y/n] datar.

"[y/n] Fuji-san! Fuji-san!"kata Makoto sambil menunjuk gunung biru di luar dengan cepat [y/n] memotret nya lalu tersenyum senang. Rasanya senang bisa melihat Fuji-san dari dekat. [y/n] menatap Haruka yang masih menatap Fuji-san datar [y/n] iseng lalu memotretnya lagi.

"[y/n]!"serunya.

"Kau tidak berhak menatap Fuji-san datar begitu, tatap lah penuh kebanggan seperti menatap orang penting"kata [y/n] sambil memotret Haruka lagi. Haruka menghela nafas panjang lalu berdiri dan menarik ralat mencoba menarik Kamera tersebut dari tangan [y/n]. [y/n] berkelit dan menyembunyikan kamera itu di belakang tubuhnya.

"kau tidak akan bisa mendapatkan Kamera ini"kata [y/n] sambil mendekat ke telinga Haruka "kau jelek cemberut begitu"katanya lalu mundur dan tertawa lalu duduk kembali di bangkunya. Haruka hanya bergeming cukup lama lalu menghela nafas panjang lelah.

Our 31st Days [✔]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora