^^^^
MIS | 15
Farryn baru saja duduk di bangkunya saat Jessie dan kedua temannya memasuki kelas Farryn. Dalam seketika kelas menjadi hening, penghuninya seperti patung yang tidak berdaya. Mereka sibuk menerka-nerka apa yang Jessie lakukan di sini.
Jessie kini sudah berdiri depan kelas dengan antek-antek yang selalu di sampinnya. Ia mengedarkan padangan ke seluruh penjuru kelas. Kemudian bertanya, "Mana yang bernama Farryn?"
Sontak seluruh siswa yang berada di ruangan itu mengalihkan pandangannya Farryn.
Dengan takut gadis itu mendongak menatap Jessie yang sudah menyadari dirinyalah Farryn. Jessie menampilkan seringainya kemudian maju mendekati Farryn yang mematung di bangkunya.
"Jadi kau yang bernama, Farryn?" tanyanya mengejek, ia menelisik Farryn dengan tatapan tidak sukanya. "Biasa saja, tidak ada yang menarik, hanya.... Dia mengingatkanku pada gadis itu," gumamnya.
Farryn mengernyit siapa gadis itu? Mungkinkah Elsa?
"Aku pikir Alex mendekatimu hanya karena kau mirip dengan, Elsa! Jadi kau tidak perlu berharap!" Serunya dengan nada tinggi dan penuh penekanan.
Meski sebelumnya Farryn sudah berpendapat jika Alex baik padanya karena dirinya mirip dengan Elsa, tapi tetap saja, mendengar fakta itu dari orang lain membuat dadanya berdenyut.
"Kau jangan dekati Alex lagi atau kau akan bernasib sama seperti Elsa!" Ancam Jessie seraya melemparkan tatapan permusuhan.
"Kau tidak berhak mengaturku!" Seru Farryn lantang membuat siswa yang berada di sana menatapnya terang-terangan, penasaran dengan apa yang akan terjadi selanjutnya.
"Kau mencoba melawanku, heh?" tanyanya mengejek, ia kemudian menarik Farryn keluar dari bangkunya, "Lihat ini? Kau terlihat sangat mengerikan dengan seragam longgarmu itu!" Jessie bergidig seakan Farryn adalah sosok yang terlihat menjijikkan di matanya.
Farryn menunduk memastikan apa yang ia pakai, kemeja yang longgor, serta rok yang panjangnya melebihi lulut. Sangat kontras dengan siswa perempuan di sini yang seragamnya dibuat pas untuk ukuran tubuhnya. Ia membuang napasnya keras-keras tidak suka dengan perkataan Jessie. Farryn merasa dirinya terlihat normal, tidak seperti apa yang ada di pikiran Jessie.
"Kau bahkan sangat kurus," ucap Jessie menatapi tubuh Farryn, kemudian pandangannya jatuh pada sekitar dada lalu beralih pada bokong gadis itu, "dan.. rata," ia menyeringai lebar.
Farryn merasa malu karena ucapan Jessie yang terlalu vulgar itu. Wajahnya memerah, sementara kedua teman Jessie tertawa keras.
Dengan berani Farryn berkata, "Aku rasa yang mengerikkan di sini adalah kau! Kau terlihat tua dari umurmu yang sebenarnya."
Jessie membelalak tak percaya. Dengan beraninya Farryn menantang Jessie dan berkata seperti itu. Wajahnya sudah memerah dengan amarah yang terlukis di sana. Dengan gerakan cepat ia menarik kemaja Farryn hingga kancing-kancingnya terlepas. Farryn terkesiap ia segera menutupi bagian depan tubuhnya yang terlihat dengan memeluk tasnya erat-erat. Beruntung kancing yang terlepas hanya bagian atasnya saja.
Farryn berlari keluar kelas dengan memeluk tasnya, berusaha menutupi bagian atas kemejanya yang terbuka. Sementara Jessie dan kedua temannya tertawa puas.
====
Saat ini Farryn berada di dalam toilet, ia bingung dengan atas kemejanya yang terbuka. Farryn mendengus karena ia lupa membawa sweater. Tidak tahu apa yang harus ia lakukan Farryn lantas merenung. Memikirkan kejadian tadi, tentang Alex yang mendekatinya karena mempunyai kemiripan dengan kekasihnya--Elsa. Juga tentang Jessie yang mengancamnya untuk menjauhi Alex. Dan tentang Elsa, Farryn benar-benar sangat ingin menemukan Elsa. Ia ingin misteri ini segera terpecahkan. Farryn ingin hidupnya kembali normal seperti dulu, tidak ada teror-teror yang mengganggunya seperti sekarang. Dan semua itu karena seorang Elsa memilihnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mistery In School
HorrorAku tak mengerti mengapa bibi memindahkanku dari sekolah lama ke sekolah ini. Sekolah yang berhasil membuatku merinding dan percaya dengan hal-hal mistis yang dibicarakan teman-teman baruku. Padahal aku adalah orang yang selalu berfikir logis dan ti...