MIS | 22
Baru saja Alex tiba di kelas, ia mendaratkan bokongnya di kursi. Kemudian matanya menangkap sosok Chelsea yang sedang sibuk menulis. Alex jadi teringat Farryn, belum menjenguk gadis itu lagi. Ia berniat untuk menanyakan keadaan Farryn pada gadis itu.
Bangkit dari duduknya kemudian mengampiri Chelsea, "Chelsea," panggilnya.
Chelsea mendogak dengan kening yang melipat, "kenapa?" tanyanya bingung.
"Bagaimana keadaan Farryn?" tanya Alex langsung ke intinya.
"Farryn? Siapa dia?" Chelsea bingung seolah Farryn adalah nama asing yang pernah di dengarnya.
"Tidak lucu! dia temanmu," jawab Alex menganggap kalau Chelsea sedang bergurau.
"Aku tidak mengenalnya! Lagipula aku tidak punya teman bernama Farryn," ujar Chelsea.
Alex tidak mengerti, Chelsea terlihat tidak sedang bergurau, gadis itu seolah tidak mengenali Farryn. Seperti ada yang menghapus ingatannya tentang Farryn dalam memori kepala Chelsea.
"Kau tidak sedang bergurau'kan?" tanya Alex memastikan.
"Tidak!" Chelsea menjawab tegas.
Chelsea terlihat aneh dan tidak biasa. Seingat Alex bola matanya berwarna cokelat, tidak abu-abu seperti saat ini. Dan Alex yakin itu bukan lensa mata yang biasa dipakai untuk menutupi warna asli mata. Bola mata Chelsea terlihat nyata, juga pandangannya kosong. Sesuatu telah terjadi pada gadis itu, tapi Alex belum bisa menemukan jawabannya.
Sesudah bel istirahat berdering, Alex mengikuti Chelsea. Ia ingin menyelidiki apa yang sebenarnya terjadi pada gadis itu. Alih-alih berjalan ke kantin Chelsea membawa kakinya menuju ruang kepala sekolah.
Gadis itu masuk ke dalam kemudian menutup kembali pintunya. Alex melihatnya dari kejauhan. Tidak ingin beranjak, pria itu memutuskan untuk menunggu sampai Chelsea keluar.
Sepuluh menit kemudian Chelsea keluar dari ruang kepala sekolah sambil menenteng kantong plastik yang lumayang besar. Kemudian gadis itu berjalan menuju gudang tua di belakang sekolah.
Alex tetap membuntutinya, dan saat Chelsea berhenti tepat di depan gudang tersebut Alex ikut menghentikan langkahnya. Ia memberi sedikit jarak agar Chelsea tidak mengetahuinya.
Chelsea mengeluarkan isi dari kantong plastik yang dibawanya itu. Alex tertengun melihat apa isinya: sesajen dan kemenyan. Kemudian Chelsea meletakkannya di balik semak-semak. Gadis itu melakukan ritual yang biasa dilakukan oleh Erica.
Alex yakin kalau sesuatu telah terjadi pada Chelsea. Mana mungkin gadis itu mau melakukan ritual itu? Sepertinya Erica mempengaruhi gadis itu. Alex ingat kalau kepala sekolahnya dapat menghipnotis orang. Mungkin Chelsea dihipnotis. Tapi untuk apa? Alex harus mencari tahu lagi!
====
"Alex," panggil gadis itu lembut.
Alex melemparkan tatapan dingin. Tidak perduli sekalipun Elsa memasang tampang semelas mungkin. Matanya berkaca-kaca. Alex telah berubah. Tidak lagi menghiraukan Elsa. Dan, itu hal itu membuat Elsa semakin menderita.
Lalu, setetes cairan bening sukses meluncur dari kelopak mata cantikya. Biasanya, Alex akan segera menghapus air mata gadis itu. Namun kali ini tidak. Alex tetep bergeming dan memalingkan wajahnya ke arah lain.
"Kenapa kau menghianatiku, Alex? Kenapa kau lebih memilih gadis itu daripada Aku?" tanya Elsa sarkastis.
Tidak perlu Alex kasih tau. Elsa sudah tahu dengan sendirinya jika Alex berkhianat. Ia mulai merasakan energinya melemah
Tidak sekuat dulu saat Alex masih mendukungnya untuk menguasai jiwa Farryn.Tidak berniat untuk menjawab pertanyaan Elsa, Alex berujar, "Kau harus melepaskan Farryn!"
"Aku tidak akan melepaskannya, Alex! Dan sebentar lagi jiwa Farryn sepenuhnya akan menjadi milikku. Kemudian aku bisa hidup kembali."
"Lepaskan Farryn! Ambil saja jiwaku ini, Elsa!" Alex mengeram.
Elsa menyeringai aneh, "Tidak bisa Alex, Kau sudah tidak mencintaiku lagi!"
Elsa benar. Ia tidak bisa melakukan itu karena ia tidak mencintai Elsa lagi. Elsa hanya bisa menguasai jiwa Alex kalau pria itu mencintainya dengan tulus.
"Ucapakan selamat tinggap untuk Farryn, Alex!" Ujar Elsa sebelum akhirnya ia menghilang.
Dan Alex masih mematung di tempatnya.
====
Valeri manatap Alex yang tampak berantakan, "Kau begitu kacau, Kak," gumamnya.
Ini semua gara-gara Farryn! Alex mendengus dalam hati. Ia menjadi seperti ini karena frustrasi memikirkan nasib Farryn.
"Aku ingin kau menghentikan Elsa untuk menguasi jiwa Farryn," ujar Alex pada Valeri.
"Tidak bisa! Elsa hanya dapat dihentikan kalau kita melenyapkannya."
"Kalau begitu lenyapkan saja dia!"
Valeri menganga. Alex yang dulu begitu menginginkan Elsa hidup kembali kini ingin melenyapkan Elsa. Secepat itukah hatinya berpaling?
"Elsa bisa lenyap kalau kita membakar jasadnya yang berada di dalam peti pengawet. Tapi, peti itu disembunyikan keberadaannya," ujar Valeri memberi tahu.
"Siapa yang menyembunyikannya?" tanya Alex.
"Mrs. Erica."
====
Sorry kalau part ini absurd banget! Soalnya filenya ilang :( Jadi gue tulis ulang deh, hiks..
ESTÁS LEYENDO
Mistery In School
TerrorAku tak mengerti mengapa bibi memindahkanku dari sekolah lama ke sekolah ini. Sekolah yang berhasil membuatku merinding dan percaya dengan hal-hal mistis yang dibicarakan teman-teman baruku. Padahal aku adalah orang yang selalu berfikir logis dan ti...