Chapter 6: I Hope

277 46 6
                                    

"Ah Oppa kau tidak perlu masuk, cukup menungguku di luar saja."

Kedua tungkainya membawa tubuhnya bergerak kesana kemari. Dengan totebag yang ia bawa di tangan kanannya dan sebuah ponsel yang ia genggam di tangan kirinya guna menghubungi seseorang, siapa lagi jika bukan sang kakak—Kim Seokjin.

"Kau akan kemana?"

Sebuah pertanyaan kecil terlontar dari kedua bibir Jungkook saat netranya melihat Jihyun yang kini tengah sibuk menggunakan sepatu flat miliknya hanya dengan bantuan satu tangannya tepat di hadapan pintu utama kediamannya. Gadis itu akan pergi—pikir Jungkook.

"Aku harus pergi ke kampus, itu tidak akan lama," sebelumnya, Jihyun mencoba menjauhkan ponsel yang ia genggam dari telinganya, menutupi bagian bawah ponselnya lalu berujar sepelan mungkin agar Seokjin tidak dapat mendengar suaranya. Namun tetap berusaha agar Jungkook dapat menangkap apa yang ia katakan.

"Aku akan keluar sekarang, Oppa."

Jihyun kembali disibukkan dengan Seokjin yang tetap bersikukuh untuk menjemput sang adik ke dalam apartemennya—hal yang memang biasa ia lakukan sebelumnya. Benar, sebelum Jeon Jungkook berada satu atap dengan Jihyun sehingga gadis itu berusaha untuk menyembunyikannya. Bahkan bau khas pemuda itu akan ia tutupi agar tak tercium oleh Kim Seokjin.

Sejujurnya akhir-akhir ini Jihyun mulai merindukan kehadiran sang kakak. Pemuda itu bahkan hampir setiap minggu menempatkan tubuhnya di dalam kediaman Jihyun. Memasakkan semangkuk ramen untuknya, membelikkan kue yang ia inginkan untuk dimakan bersama, menonton film picisan hingga larut malam, Jihyun merindukan hal-hal sederhana itu yang biasa ia lakukan bersama Seokjin. Bahkan tidak jarang Seokjin yang akan menginap, itulah mengapa Jihyun menyediakan kasur lipat yang kini digunakan oleh Jungkook.

Kehadiran seorang Kim Seokjin merupakan alasan terkuat mengapa ia tidak merasakan kesepian meskipun tinggal seorang diri. Namun, mulai detik ini dan untuk kedepannya, presensi Seokjin akan tergantikan oleh Jungkook. Bagaimanapun ia harus membiasakannya, meskipun kehangatan yang ia rasakan sangat berbeda, ia harus menerimanya.

Jihyun mematikan sambungan telepon yang terhubung dengan Seokjin pada ponselnya. Kini sepatu flat telah terpasang dengan cantik di kedua kakinya. Mengetukan ujung sepatunya yang telah ia kenakan pada ubin apartemennya, berusaha agar terasa nyaman saat ia mulai berjalan. Ia rasa semuanya telah siap, Jihyun tidak ingin membuat Seokjin semakin lama menunggu.

Jihyun lantas mendekatkan tubuhnya dengan pintu, meraih tuas dengan satu tangannya, ia benar-benar harus pergi meninggalkan Jungkook untuk saat ini, hanya sebentar. Tidak lupa gadis itu memberikan sedikit pesan pada pemuda yang masih terpaku dengan tubuh yang sedari tadi menghadap pada pintu, sebelum pada akhirnya presensi gadis itu menghilang bersamaan dengan pintu yang tertutup rapat.

"Bersikap baiklah di rumahku, Jeon Jungkook."

Jungkook masih terdiam dengan kebingungan yang memenuhi pemikirannya. Gadis itu sungguh membiarkan dirinya tinggal seorang diri tanpa tahu apa yang harus ia lakukan di sana. Jungkook masih teringat dengan jelas apa yang dikatakan Jihyun beberapa menit yang lalu, gadis itu telah berjanji tidak akan lama untuk meninggalkan Jungkook sendirian di sana. Menunggu, ia rasa hanya itu yang dapat Jungkook lakukan saat ini. Namun tentu saja tidak dengan berdiam diri menghadap pintu seperti orang bodoh. Ia memerlukan hiburan. Jungkook segera menghampiri sofa, menikmati apa yang tersiar pada televisi yang memang dibiarkan menyala oleh Jihyun sejak tadi pagi. Ia rasa, itu cukup membantu.

***

Satu tungkainya terlebih dahulu memijak bumi sebelum tubuhnya benar-benar keluar dari mobil milik Seokjin yang terparkir tepat di dekat pintu gerbang utama kampus. Jihyun terlebih dahulu menutup pintu mobil bagian kanan dan pada akhirnya tubuhnya beralih menghampiri sisi kiri mobil tersebut. Bersamaan dengan itu, Seokjin sengaja menurunkan kaca jendela yang terpajang di bingkai pintu mobilnnya agar dirinya dapat bertemu tatap langsung dengan Jihyun yang kini sudah berdiri di hadapannya.

From Another LightWhere stories live. Discover now