Prolog

960 46 2
                                    

Jessica's florist

Gadis bernama Jessica itu sedang sibuk menyemprotkan cairan dari sebuah botol kecil pada setiap kelopak bunga berwarna-warni memenuhi ruangan yang pada bagian depannya terdapat papan bertuliskan "Jung Florist". Gadis itu sangat ceria dan bersemangat, tak hentinya ia membuat lengkungan senyum indah pada tiap bunga yang dipegangnya. Senandung merdu terdengar dari bibir mungilnya sudah menjadi kebiasaannya untuk selalu bersenandung mengusir sepi.

Lonceng pada pintu florist berbunyi dengan seketika Jessica menoleh pada sumber suara. "Selamat pagi Kim ahjumma, pesanan sudah siap" sahut Jessica.

"Selamat pagi Jessica, kau selalu saja bersemangat. Itu yang selalu ingin berkunjung kemari" jawab Kim ahjumma.

"Terima kasih bibi ngomong-ngomong apakah bibi sudah bis tidur dengan lebih nyenyak?".

"Sudah lebih baik dari sebelumnya sakit kepalaku sudah agak mendingan, terima kasih sudah menyarankan untuk terapi bunga Lavender".

"Sama-sama bibi, aku hanya sedikit tahu saja hehehe".

"Kau itu selalu merendah, bagaimana bisa sedikit tahu."

"Ini bibi pesanan bunganya, buatlah rangkaian yang bagus yang membuat paman Kim senang".

"Baiklah Sica, aku pergi dulu nanti suamiku lama menunggu"

"Oke bibi, jangan lupa terapinya dilakukan dengan rutin dan sering-seringlah berkunjung kemari".

"Iya Sica cerewet sekali kau aku kan setiap hari kemari".

Jessica hanya nyengir dan berjalan ke arah pintu untuk membukakan pintu pelanngannya itu. Selanjutnya ia melanjukan pekerjaannya yang tadi sambil menata letak bunga-bunganya. Tuan Jung datang berkunjung dan tersenyum melihat tingkah putri semata wayangnya itu. Ia bangga melihat anaknya yang selalu gembira.

"Jessica" tegur Tuan Jung

"Appa, kapan datang?"

"Baru saja, kau terlalu sibuk hingga tak menyadari kedatanganku"

"Mianhe, Appa" Jaab Jessica sambil membuat ekspresi lucu dengan baby smile nya.

"Selalu saja, ayahmu ini lama-lama bisa deabet jika selalu melihat senyum manismu itu" Keluh Tuan Jung melihat tingkah laku anaknya yang selalu saja manja. Itu bukaan keluahn namun bisa lebih diartian kebagiannya.

"Appa, apa mawar di kebun sudah siap petik? Aku membutuhkan pinkish rose untuk Yuri" Tanya Jessica pada Tuan Jung

"Tunggulah sekitar tiga hari lagi sayang, mereka akan siap kau petik" Jawab tuan Jung.

Kris's office

Pemuda itu sedang duduk di kursi kerjanya dengan berbagai map warna-warni tertumpuk di atas mejanya. Ia memainkan bolpinnya dan memegang kerutan di keninnya sekedar untuk melepas kepenatannya.

"Masuk" sahut Kris.

Datanglah sesosok perempuan yang paa dada sebelah krinya tersemat papan kecil bertuliskan Tiffany Hwang dengan bagian bawah mana bertulis secretary.

"Ini berkas yang bapak minta" kata Tiffany sambil meletakkan map merah ke tas meja kerja Kris.

"Saya permisi dulu" Kata Tiffany setelah menyerahkan berkas itu dan bergegas meninggalkan ruangan dengan sopan, saat sudah menggapai gagang pintu Ia terhenti.

"Temui aku di cafe bisa setelah jam kantor selesai" kata Kris tanpa melihat lawan bicara dan hanya terpaku pada kertas kerjanya.

Tiffany berlalu tanpa menjawab dan kembali ke meja kerjanya yang berada di depan ruangan Kris.

Million RosesWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu