19

4.6K 402 31
                                    

Preview

"Menyerahlah. Kalian sudah terkepung. Yoon Jeonghan harap anda segera turun dari mobil!" suara salah satu polisi menggema dan ia mulai menghampiri mobil Seungcheol. Seungcheol pun segera mengunci pintunya dari dalam. Ia tidak akan membiarkan polisi itu menangkap Jeonghan.

"Eomma.. aku takut.." Jeonghan lebih mengeratkan pelukannya pada Yoojin agar rasa takutnya hilang. "Tenang nak, eomma disini."

Seorang pemuda turun dari salah satu mobil dan diikuti oleh pemuda lainnya yang terus menarik lengan pemuda yang satunya agar tidak membuat hal diluar batas.

"Jisoo-ya sudahlah.. Kau jangan seperti ini. Jeonghan juga sahabat kita."

"Lepaskan Seungkwan-ah." Jisoo menghentakkan tangan Seungkwan yang masih memegang lengannya

Jisoo semakin mendekat dan berdiri tepat di depan mobil Seungcheol. Tentu saja Seungcheol dan Jeonghan terkejut. Mereka tahu Jisoo yang telah melaporkan semuanya pada polisi. Jisoo mengambil ponselnya dan memencet nomor yang ia kenal. Matanya masih tertuju pada Seungcheol dan Jeonghan yang berada di dalam mobil. Jisoo melihat salah seorang dari mereka mengangkat panggilan darinya.

"Aku tahu kau yang telah membunuh Jungsoo. Kau yang membuat dia meninggal. Kau tidak tahu kehilangan saudara yang kamu cintaikan? Itu sakit. Menyerahlah Yoon Jeonghan. Serahkanlah dirimu pada polisi atau kau tidak segan-segan melihat dia mati di tanganku!"

"Andwe Jisoo-ya!"

***

"Aku tahu kau yang telah membunuh Jungsoo. Kau yang membuat dia meninggal. Kau tidak tahu kehilangan saudara yang kamu cintaikan? Itu sakit. Menyerahlah Yoon Jeonghan. Serahkanlah dirimu pada polisi atau kau tidak segan-segan melihat di tanganku!"

Jeonghan terkejut begitu juga dengan Seungcheol. Dengan mata kepala mereka sendiri, Jisoo mengambil pistol dari salah satu tangan polisi dan menarik Seungkwan dengan kasar. Pistol itu ia arahkan ke arah kepala Seungkwan.

"Andwe Jisoo-ya! Kau jangan lakukan itu!" teriak Jeonghan yang telpon masih tersambung dengan Jisoo. Tidak ada jawaban dari Jisoo, ia hanya tersenyum tipis memandang lawan bicaranya. Terlihat dari wajah Seungkwan yang ketakutan dan hampir menangis.

Bagi Jeonghan, Seungkwan sudah dianggap adiknya sendiri. Ia tidak mau harus kehilangan Seungkwan. 

"Bagaimana? Apa kau mau melihat dia mati? Hm?"

Jeonghan tidak tahu harus berbuat apa. Ia akhirnya memutuskan sambungan telponnya sepihak. Dan memutuskan untuk menyerahkan dirinya.

"Seungcheol-ah, ku mohon. Buka kunci nya."

"Aku tidak mau Jeonghan-ah! AKu tidak mau kau tertangkap oleh mereka!"

"Tapi aku juga tidak mau Seungkwan harus mati karena aku! Aku yang bersalah! Ku mohon Seungcheol-ah.."

"Jeonghan-ah.. a-aku..."

"Ku mohon Cheol-ah...."

Dengan sangat terpaksa Seungcheol membuka kunci pintu mobilnya. Jeonghan menyambungkan telponnya lagi dengan Jisoo. 

"Jisoo-ya, lepaskan dia. Aku akan turun dan menyerahkan diriku." Jeonghan menutup kembali sambungan telponnya. Ia menatap ke arah Yoojin yang berada dipangkuannya, yang juga menatap ke arahnya. 

"Yoojin-ah.. maafkan eomma. Eomma  pergi dulu ya."

"Eomma mau kemana? Yoojin boleh ikutkan eomma ?"

To The Beautiful YouHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin