Bagian 2

24.6K 1.4K 93
                                    

Kring.. kring.. kring

Bel pulang sekolah pun berbunyi. Murid-murid pun berhambur keluar kelas. Ada yang langsung pulang menuju rumah karena tidak sabar untuk bertemu dengan kasur empuk mereka, ada yang masih dikelas untuk mengerjakan tugas mereka yang menggunung atau sekedar bergosip ria dengan teman, atau ada pula yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler sepulang sekolah, dan masih banyak lagi.

Taehyung sedang memasukkan buku pelajarannya ke dalam tas dan bersiap untuk segera pulang. Karena kelas sudah sepi dan hanya tinggal ia seorang diri mungkin.

"Hey Taehyung-ie, kau ingin pulang bersama?" Dan suara Jimin pun menghentikan sejenak aktifitasnya.

"Jimin! Ku kira kau sudah pulang."

"Aku baru saja dari toilet tadi dan melihat mu masih berada di dalam kelas sendirian. Eotthe?"

"Hmm ... mian Jimin-ie, aku ingin pulang sendiri hari ini. Mungkin aku akan pergi ke suatu tempat terlebih dahulu," Tolak Taehyung dan ia bisa melihat raut wajah kecewa Jimin.

"Ah, begitu. Hmm ... aha! Kalau begitu aku antar ya? Jebal." Dan jurus aegyeo Jimin pun keluar. Itu adalah kelemahan Taehyung dari dulu dan Jimin masih mengingatnya.

"Hmm ... baiklah. Sepertinya ditemani sahabat tidak buruk juga. Let's go Jimin-ie!"

"Yey Taehyung yang terbaik. Kajja!" Mereka pun keluar kelas menuju parkiran untuk mengambil motor sport milik Jimin, dengan Jimin yang menggenggam erat tangan Taehyung. Melewati Jungkook yang sedang bersandar di pintu kelas dengan tangan terlipat di dada. Sepertinya Jungkook mendengar percakapan Taehyung dan Jimin sedari tadi. Dan mereka tidak melihatnya saat lewat tadi. Oh, bagus! Hari ini mood Jungkook semakin kacau.

.

.

.

.

.

Kini mereka bedua sedang berada di kedai es krim yang sering mereka kunjungi saat masih sekolah dulu. Taehyung terlihat berbinar menatap es krim favoritnya. Itu rasa vanilla ditambah topping coklat dan choco chip. Jimin bersumpah akan melakukan apa saja untuk menjaga binar bahagia itu tetap berada di mata Taehyung. Ia tersenyum kecil melihat cara makan Taehyung yang masih sama seperti dulu. Ya, bersahabat selama lima tahun membuat perasaannya berubah menjadi rasa ingin memiliki Taehyung seutuhnya.

Es krim itu meleleh di sudut bibir Taehyung. Jimin pun membersihkan lelehan es krim itu dengan menjilatnya. Membuat si empunya menjadi diam dengan mata terlihat kaget dan mungkin membuat kedua pipinya menjadi semerah buah apel.

"Kau ini seperti anak kecil saja. Makan es krim saja masih belepotan. Apa benar kau berusia delapan belas tahun, huh?" Jimin berujar setelah melaksanakan aksi 'marimenjilatbibirTaehyung' itu yang diakhiri dengan kekehan dan Taehyung yang menundukkan kepalanya malu.

Dan hari mereka akhiri dengan duduk di pinggir sungai Han sambil melihat matahari terbenam. Taehyung merentangkan kedua tangannya menikmati angin yang seolah melepaskan bebannya saat ini. Jimin melihat wajah Taehyung yang bersinar di bawah terpaan matahari sore. Indah, sangat indah makhluk yang satu ini. Jimin berharap ia akan selalu berada di sisi namja ini. Ia ingin mengutarakan isi hatinya, namun ia tau bahwa Taehyung menyukai orang lain, juniornya di klub dance yang memiliki segudang bakat dan rupawan. Yang saat ini menjadi sosok idaman semua murid se-antero sekolah. Ia tidak ingin menjadi pihak yang egois. Asalkan Taehyung bahagia, ia pun akan merasa bahagia pula.

Setelah puas berkeliling Seoul, Taehyung pun pulang ke apartemennya dengan diantar oleh Jimin.

"Jimin-ie gomawo sudah menemaniku jalan-jalan hari ini," Taehyung menghela napas lega. "Sepertinya bebanku terasa hilang semua terbawa angin."

Jimin mengangguk. "Asalkan kau senang akupun ikut senang. Kalau begitu, kau jangan murung lagi seperti tadi yah."

"Yakso! Sudah sana pulang," Jawab Taehyung dengan mengacungkan jari kelingkingnya dan raut wajah seperti anak kecil.

"Baiklah aku pulang yah," Jimin memakai helmnya. "Oh, iya aku lupa sesuatu." Jimin turun dari motornya dan melangkah ke hadapan Taehyung.

Chu~

Kecupan itu tidak sampai sepuluh detik, tapi mampu membuat Taehyung diam terpaku, tengah mencerna apa yang baru saja terjadi. Jimin menciumnya tepat di bibir.

"Sudah sana masuk dan beristirahatlah," Ucap Jimin sambil mengacak surai Taehyung gemas. Ia pun kembali ke motornya dan melajukannya.

Taehyung masih terdiam. Jimin sahabatnya, orang yang selalu berada di sisinya saat suka maupun duka, menciumnya ... tepat dibibir. "Ah, mungkin itu hanya sebatas ciuman yang biasa dilakukan antar sahabat," Batin Taehyung tak mau ambil pusing, ia tak mau memikirkan yang tidak-tidak.

Tapi Taehyung, tak taukah kau bahwa ada seseorang yangsedari tadi melihat kejadian itu dari lantai dua? Dan saat ini orang itu dikelilingioleh aura yang mencekam. Cemburu mungkin? Ntahlah, semoga kau selamat Taetae.    

.

.

.

.

.

~To Be Continue~

Lin_Deer
/08-06-2016\

You Are Mine, Hyung!Where stories live. Discover now