[9] Fake Love

19 1 0
                                    

Enjoy to reading story

Author pov

Ring..Ring..

Bel istirahat berdering, Meca dan Avenzo beranjak dari duduknya. Meca yang berjalan duluan, langsung menghampiri Pheobe dan Vica. Sedangkan Venzo, hanya menatap gadis itu dari belakang. Meca mau ngajak Vica dan Pheobe makan bareng.

Tapi yang bayar bukan dia, melainkan Avenzo.

Hari ini perasaanya sedang baik, lantaran ujian basket diundur minggu besok, saat try out pertama selesai. Jadi dia gak usah takut kalau dapat nilai merah di pelajaran olahraga.

Dengan percaya diri, Meca menghampiri kedua temanya. Dia, menggebrak Meja, membuat Pheobe terkaget. Kalau Vica, dia biasa menghadapi sikap Meca yang kekanak-kanakan.

"Oi, mau makan gak. Gratis lho!, ada yang mau?" Tawar Meca. Vica yang tadi gak peduli, langsung menatap Meca penuh harap.

"Gratis?" Tanya Vica memastikan, matanya berbinar-binar.

"Yup, tapi yang bayarin bukan gue" ujar Meca, Vica langsung manyun.

"Sial!, sama aja gue yang bayar sendiri!!" Ujar Vica Kesal.

"Eitss, tenang aja. Tetep ada yang bayarin kita kok. Ini dia, hero kita. AVENZO!!" Ujar Meca, memperkenalkan Venzo ke teman-temanya.

Avezo menghampiri Meca, lalu menebar senyum ke Vica dan Pheobe. Vica yang terpaku dengan ketampanan Venzo, hanya bisa bengong melihatnya.

"A-Avenzo, hallo gue Vica" ujar Vica antusias, langsung menjabat tangan Venzo. Padahal Venzo belum menyodorkan tanganya.

"Hai, gue Venzo" venzo tersenyum, Vica kelepek-klepek dengan pesona Avenzo. Vica masih menjabat tangan Venzo, membuat Venzo sedikit risih.

" hmm.. maaf, bisa lepasin tangan lo?" Pinta Venzo sopan, Vica yang tersadar langsung melepaskan kaitan tanganya.

"Sorry khekhehe" ujar Vica sambil terkekeh.

"No probe" jawab Venzo singkat.

"Oh iya Zoo, ini juga teman aku. Namanya Pheobe" Mrca mengenalkan Pheobe.

"Hai Pheobe" sapa Venzo.

"Hai Venzo" sapa Pheobe balik. Meca senang, temanya bisa akrab dengan Avenzo.

"Oh ya zoo, ayo kita ke kantin. Nanti keburu ramai!. Taukan kentin di sekolah ini cuma satu?" Ujar Meca, Venzo mengangguk.

"Ok, kalau begitu ayo!" Ujar Venzo, langsung mengaitkan tanganya dengan tangan Meca. Meca tersentak kaget karena tindakan Venzo yang tiba-tiba. Tapi Meca tidak melepaskan kaitan tanganya dengan Venzo.

Meca dan Venzo berjalan ke luar kelas, begitupun Pheobe dan Vica. Tadinya Pheobe mau berjalan bareng Meca, tapi Vica melarang, kata Vica jangan ganggu, Meca lagi pdkt. Pheobe yang lola, mana tau kata pdkt. Walaupun gak ngerti, tapi Pheobe ikutin aja saran Vica.

Meca juga Venzo, berjalan sambil asyik bercengkrama. Sesekali mereka bercanda, tertawa bersama. Hingga Meca melupakan ketakutanya dengan Jash. Venzo memang bisa buat orang tertawa lepas, karena bahagia. Berbeda dengan Jash yang kerjaanya selalu menyakitkan hati.

Meca tidak menyadari, kalau sedari tadi Jash menatapnya yang lagi berduaan dengan Venzo. Hatinya panas, saat melihat Meca berdua dengan Venzo. Tapi karena ego yang besar, Jash tidak mengakui kalau di cemburu.

Jash kesal, dia mempercepat langkahnya, meninggalkan dua insan yang sedang bercengkrama.

Bagi Jash, Meca itu gak berarti apa-apa baginya. Menurutnya Meca itu sama kayak cewek-cewek lain yang suka sama dia, lantaran ketampananya juga popularitas yang jash miliki.

A Box Of Macaroon [DJ Twins]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang