Part 05

1.9K 99 0
                                    

Part 05

Saat di kantin, Bella sempat menangis sebentar tanpa sepengetahuan teman-temannya, itu karena mereka sempat membahas tentang mama mereka yang tidak memperbolehkan berpacaran. Bukan karena larangan itu yang membuat Bella merasa sendu, namun saat mereka menceritakan sosok ibu membuatnya mengingat kasih sayang mamanya yang tidak bisa lagi ia dapatkan seperti teman-temannya.

Untungnya saat itu Bella mampu mengontrol dirinya agar bisa terlihat baik-baik saja, bahkan ia turut tertawa seolah tidak pernah terjadi apa-apa pada hatinya. Sebagai seseorang yang baru beberapa hari ditinggal mamanya, tentu saja menjadi Bella tidak lah mudah, namun ia harus tetap berusaha baik-baik saja dan bahkan ceria bak anak cemara.

Meskipun begitu, Bella tetap bersyukur karena di hari pertamanya sekolah ia mendapatkan teman-teman yang baik, ia bahkan diminta nomor WA untuk dimasukkan ke grup chat mereka. Semua terasa sempurna, namun entah bagaimana hatinya masih merasa kesepian padahal ia sudah memiliki cukup banyak teman.

"Aku kangen Mama." Bella bergumam dalam hati, tak terasa air matanya kembali tumpah padahal posisinya saat ini sedang berada di pinggir jalan, ia tengah menunggu taksi untuk mengantarkannya pulang.

"Aku kenapa sih? Mama kan sudah tenang di sana, kenapa juga aku harus nangis lagi kaya gini." Bella menghapus air matanya, namun entah bagaimana pipinya masih basah oleh air mata yang kian mengalir di sana.

"Andai aku bisa kembali ke masa lalu, aku mau ke sekolah SD ku dulu untuk menunggu Mama menjemputku. Tapi itu mustahil terjadi, jadi stop menangis, please!" pinta Bella pada dirinya sendiri sembari terus menghapus air matanya.

Di sisi lainnya, Ali menaiki motornya dan segera pergi dari parkiran motor sekolahnya, namun dering handphonenya berbunyi, menandakan seseorang sedang menghubunginya. Itu lah kenapa ia menghentikan motornya di depan gerbang, di sana memeriksa benda pipih tersebut dan mendapati nama temannya di layarnya.

"Azka? Ngapain telfon?" gumam Ali pelan dan segera menggeser tombol hijau untuk menerima panggilan sahabatnya dilanjutkan dengan menempelkan ponselnya di telinganya.

"Hallo, Ka. Ada apa? Gue mau balik nih," sapa Ali sembari memerhatikan sekitarnya, ia pikir sahabatnya itu juga berada di sana.

"Gue nebeng lo ya! Motor gue di bengkel tapi tungguin gue dulu, gue masih ada urusan," jawab Azka dari seberang sana.

"Iya tapi cepetan, gue tunggu lo di depan sekolah deket cafe," jawab Ali terdengar malas, padahal ia ingin segera pulang, namun sahabatnya itu justru membuatnya harus menunggu.

"Oke thanks," jawab Azka sembari mengakhiri sambungan teleponnya, sedangkan Ali hanya bergumam lalu meletakkan kembali ponselnya ke dalam tasnya. Setelah selesai, pandangannya justru tertuju ke arah gadis yang sempat menabraknya tersebut.

"Cewek itu lagi? Kenapa harus lihat dia lagi sih?" dumel Ali kesal, namun mata dan pikirannya seolah tak searah, pandangannya terus tertuju ke arah gadis tersebut.

"Cewek itu nangis lagi? Sebenarnya dia kenapa sih? Dia selalu nangis diam-diam tapi di depan teman-temanya dia ceria banget? Cewek aneh," ujar ali lirih, merasa tak habis pikir.

Ali memilih tak memikirkannya toh gadis itu sudah masuk ke dalam taksi, namun tetap saja pikirannya masih saja tertuju pada gadis manis penyuka warna pink tersebut. Tanpa menyadari kehadiran sahabatnya yang sudah mengibas-ngibaskan tangannya di depan wajahnya, namun pikiran ali masih berkelana entah kemana.

"Woi, bengong aja lo? Kesambet baru tau rasa lo," teriak Azka di depan wajah Ali, yang berhasil menyadarkannya sekaligus membuatnya kesal.

"Apaan sih lo? Ngagetin gue aja."

KEBAHAGIAAN TERAKHIRWhere stories live. Discover now