Bab 13 : Let's Act!

477 24 1
                                    

Tak terasa kalau seminggu telah berlalu. Dan hari ini adalah saatnya kami untuk beraksi.

Kami sudah menyusun rencana yang bisa dibilang lumayan matang, dan kami juga telah meminta izin pada pemerintah kota atas usul salah satu anggota perkumpulan kaum aseksual. Dalam mengurus izinnya bisa dibilang cukup mudah karena ada banyak teman yang membantu rencana ini.

Awalnya Richard hanya memesan 10.000 buah bunga, tapi karena melihat banyak sekali yang bergabung dengan kami, dia menambah pesanannya jadi sepuluh kali lipat. Seluruh pengrajin di kota ini sampai kewalahan, tapi untungnya mereka bisa menyelesaikannya sehari sebelum acaranya sehingga pada malamnya kami bisa memasangkan kertas yang telah kami buat di bunga – bunga tersebut.

Dan agenda acaranya semakin melebar saja. Tidak hanya sesuai dengan rencana yang kami susun pada awalnya, tapi juga ada beberapa acara tambahan. Seperti acara color run yang diadakan di akhir hari. Usul tersebut sebetulnya agak susah untuk direalisasikan, tapi rupanya mereka banyak yang mau membantu sehingga usul sehebat inipun dapat direalisasikan.

Jadi beginilah rencana kami hari ini. Pertama kami awali dengan membagikan bunga di setiap perempatan yang ada di kota ini. Di setiap peremopatan itu bisa ada 30 orang atau bahkan lebih. Selain itu ada juga yang berjaga di depan sekolah, kantor, dan tempat umum lainnya. Pembagian bunga berlangsung dari jam 7 sampai jam 11 pagi.

Setelah lewat jam sebelas, kami semua bergerak menuju ke taman kota yang tepat berada di tengah kota. Setelah beberapa pengarahan dan makan siang ramai – ramai di sana, pada jam 1 siang kami mulai dengan flashmob kami yang akan berlangsung selama dua jam. Dimulai dari kami berempat belas yang merupakan inti dari kelompok ini, lalu atraksi dari beberapa kelompok LGBTQ+ yang ada seperti Bear Brotherhood dan juga Lipstic Lesbian. Lalu para perorangan akan membentuk kelompok berdasarkan kesamaan orientasi mereka dan melakukan beberapa pertunjukan, diakhiri kami yang melakukan aksi gabungan. Alasan memilih taman kota sebagai tempat pertunjukkan sebenarnya lebih didasarkan karena disana sangat luas dan bisa memuat kami semua yang mungkin... ada seribu orang.

Aku tak menyangka loh bisa sampai sebanyak itu. rupanya yang datang ke bar kami minggu lalu hanya separo dari jumlah anggota Bear Brotherhood dan juga Lipstic Lesbian yang ada di kota ini. Belum lagi mereka saling memberi tau yang lain sehingga massa yang terkumpul jadi sebanyak itu. Final rehesal kami saja sampai harus memakai sebuah lapangan luas milik Jacob. Siapa yang tau kan kalau Jacob memang pengusaha yang kaya? Aku juga baru tau...

Setelah selesai dengan atraksi kami, selanjutnya kami akan berkumpul dan melakukan gerak jalan menuju ke jalan protokol yang ada di kota. Kami memilih waktu yang agak siang karena kami tidak ingin mengganggu lalu lintas yang jam sibuknya sekitar jam 1 siang.

Setelah mengelilingi kota, kami akan kembali ke taman kota dan melemparkan berbagai bubuk pewarna ke udara sambil bersorak, dan itulah akhir dari acara kami.

Untuk pakaian, kami semua memakai kaus berwarna. Aku memakai yang berwarna biru, dan yang lainnya disesuaikan dengan orientasinya. Seperti Martin yang mengenakan kaus berwarna oranye. Pokoknya, pakaian kami semua berwarna mencolok dan ramai!

Pagi – pagi, kami berkumpul di Bear Bar untuk dirias wajahnya dengan warna – warna bendera yang melambangkan orientasi kami. Semua orang saling membantu dalam merias, dan jam setengah tujuh kami semua sudah siap.

Kami juga membawa atribut berupa bendera dengan macam – macam warna. Bear Brotherhood dengan bendera mereka yang bergaris – garis hitam, putih dan beberapa gradasi warna cokelat dengan lambang cakar beruang di ujung sebelah kiri atas benderanya. Sementara itu Lipstic Lesbian dengan bendera yang belang antara merah dan pink dan cap berbentuk bibir dengan lipstick warna pink menyala di kiri atasnya. Kaum aseksual sendiri dilambangkan dengan belang warna hitam, putih, abu – abu dan ungu, serta masih banyak lagi lambang yang nggak bisa aku hapal semuanya. Tapi yang pasti kami bawa adalah bendera pelangi, lambang LGBTQ+.

The LGBTQ+ ClubTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang