Chapter Seven

245 30 5
                                    

BLUE

Aku mengucek mataku perlahan. Mataku mulai menelaah apa yang kulihat. Aku dimana? Mengapa aku bisa berada disini? Jelas-jelas ini bukan ruangan di rumahku. Ini seperti ruangan kerja Uncle Louis.

"Syukurlah Nona Blue sudah bangun. Aku sudah buatkan Mac & Cheese dan Susu coklat di meja makan,"Ucap Danielle,pembantu di Rumah Uncle Louis.

Aku pun beranjak dari kursiku. Berjalan keluar ruangan lalu menemukan bahwa hari sudah pagi. Jadi aku ketiduran disini?

"Kenapa aku bisa disini?"Tanyaku kepada Danielle heran.

"Kemarin Nona Blue kemari untuk mengambil Tugas Biologi. Lalu Nona Blue kemari. Trus ketiduran sampai malam,"Jawab Danielle.

Aku pun duduk di kursi makan. Menyuapkan sesendok mac & cheese kedalam mulutku. Berarti ketika aku melihat Adam dan Keira make out itu hanya mimpi?

Aku langsung merogoh saku celanaku. Kuambil ponselku lalu kubuka video. Tidak ada video Keira dan Adam yang tengah make out didalamnya. Sialan. Berarti aku hanya bermimpi.

Setelah mac & cheese ku habis, aku pun bergegas pulang menuju rumahku. Mum dan Dad pasti mencemaskanku. Sialan.

"I'M SORRY MUM, DAD, NIKE!" Aku langsung memeluk tubuh Mum kemudian berganti ke tubuh Dad dan yang terakhir Nike.

"Kamu ketiduran di Rumah Louis ya? Kata Danielle sih,"Tanya Dad sambil memakan popcorn.

Aku mengangguk."Iya, maaf banget Mum,Dad. Sumpah aku gak ingin ngebuat kalian cemas. Beneran deh! Aku juga gak sadar,Mum kalau aku ketiduran disana! Apalagi di Ruang kerjanya Uncle Louis."

"Hm? Seriusan nih gak sadar? Gak sadar atau pengen modusin Adam? Ngaku aja deh sama kita kamu suka sama Adam. Iya kan?"Goda Mum.

Mataku melotot. Masih saja Mum berkata begitu. Sialan. Sejak kapan aku menyukai Adam? Aku hanya jijik padanya. Tidak lebih. Jijik yang kurasakan kepadanya pun bukanlah rasa benci yang akan berubah menjadi cinta suatu saat.

"Aku serius Mum! Lagipula Adam bukanlah tipeku. Dia itu tidak lebih dari seorang playboy menjijikan. Aku saja memergokinya tengah make out di toilet perempuan kemarin," Jelasku.

Mum dan Dad tertawa, sedangkan Nike, ia hanya diam. Memilih untuk tidak berkomentar.

"Lalu siapa dong?"Tanya Dad."Kamu mau ngikutin jejak Nike yang gak laku-laku sampai sekarang? Hahaha."

"Enggak gitu,Dad! Aku itu laku cuman ya.. aku selektif aja,"Balas Nike yang membuat kami tertawa.

Dad menatapku."Trus siapa kalau bukan Adam, Blue? Jangan-jangan Calvin ya? Dia kan jago main bola, Blue."

Mataku melotot dan hampir saja keluar."Dad gila? Calvin itu raja sarkasme! Dia itu udah dingin, angkuh, kalau ngomong setengah-setengah. Mengelikan."

"Aku aduin ke Calvin ya kamu bilang gitu!" Seru Nike.

Aku mendelik padanya."Ish jangan! Nanti aku di ceramahin tuh sama si cina kampret!"

"Calvin bukan cina. Cuman kelamaan tinggal di Tokyo aja jadi agak mirip orang sana,"Balas Nike yang membuat kami kembali tertawa.

Mum tersenyum."Atau jangan-jangan Orland ya? Kalian kan kadang-kadang suka adu mulut. Hihi.."

"Udah jarang, Orland gak asik. Orland berandal gitu,geli Mum."Jawabku. "Lagipula aku cuman anggap Orland kakak kedua aku."

"Iya juga ya,Blue. "Balas Mum. "Mum nyerah deh! Kamu suka sama siapa sih?"

Aku meraih popcorn milik Dad lalu menggunyahnya. Membiarkan remahan popcorn itu jatuh keatas karpet.

Beside HoranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang