part3

50 4 0
                                    

Assalamualaikum....
Kembali lagi kepada ku zaskia,
Sebelum nya saya minta maaf kalo ada salah salah kata dan penulisan di dalam isi cerita ini.
.
.
.
Semoga kalian suka, dan semoga kalian.....
.
.
Happy reading
.
.
.
.
.
Fuqron menatap kaget mendengar perkataan yang terlontar dari mulut sahabat yang di samping nya, "kau serius?? Tidak main-main kan??"  Farlo hanya mengangguk, "aku sudah capek, luntang-lantung tak tau arah dan tujuan" jelas farlo,
"Awal nya aku merasa hidup ku tak di beratkan oleh peraturan apapun, tapi setelah aku menjalankan aku merasa tak punya pendopo, aku ingin belajar sholat fuqron" jelas farlo tersenyum kepada sahabat nya, "aku akan mengajari mu sholat tapi dengan satu syarat"
"Apa itu syarat nya" fuqron menghela nafas panjang dan "masuklah ke agama ku, dengan begitu kau akan tau betapa indah nya agama ku, betapa sempurna agamaku, betapa bahagia nya agama ku" farlo terdiam sejenak "seindah itu kah agama islam?" Fuqron tersenyum "iya, agama islam begitu indah. Sangat indah," farlo tersenyum "aku ingin belajar sholat, karena keinginan ku. Dan aku memasuki agama mu karena semata-mata aku ingin bersujud kepada allah," fuqron hanya tersenyum "dan satu lagi, agama ku bukan buat mainan. agama ku, agama yang sangat suci tidak bisa di buat mainan" farlo mengangguk "aku tidak akan pernah main-main dengan agama ku yang sudah aku pilih, ajarkan aku sholat dan mengaji. Jadikan aku mu'alaf, aku ingin pindah agama, aku ingin menjadi orang islam yang taqwa akan perintah dan larangan allah, aku ingin menjadi orang yang tau arah, aku ingin menjadi orang yang selalu membaca tasbih, aku ingin menjadi orang yang kembali kepada tuhan ku dengan keadaan suci akan dosa" ucap farlo berkaca kaca "dengan kesungguhan hati mu, aku akan mengajari mu bagaimana cara nya beribadah kepada sang khalik dan aku akan mengajari mu bagaimana cara nya membaca al-Quran, asalkan kau bersungguh sungguh" farlo hanya mengangguk "terimakasih fuqron, terimakasih" fuqron hanya tersenyum "aku senang mendengar nya,malam ini kau tidur di rumah ku, ada isteriku dan anak bungsu ku disana" farlo terdiam sejenak " kita mulai dari rumah ku, jangan menolak!" Farlo hanya mengangguk dan tersenyum "cepat mobil ku sudah menjemput" farlo dan fuqron tersenyum dan menuju mobil yang terparkir di depan gerbang.
.
.
.
.

"Hulya, umi dengar di kuliah mu ada orang amerika yang sekolah disana??" Hulya yang terlihat membaca kitab menoleh ke arah ibu nya "iya, emang kenapa umi?" Ibunda hulya hanya tersenyum "hanya ibu takut siswa di sana tidak menerima siswa tersebut" hulya hanya tersenyum "al azhar, terbuka untuk siapa saja umi, siswa disana menerima baik kok. Toh niat nya siswa tersebut belajar" ucap hulya tersenyum dan melajukan membaca kitab nya. "Hulya anakku, tadi abi menerima telpon dari orangtua nya ozan. Ozan ingin melamar mu, tapi abi tidak menjawab 'ya' atau 'tidak'. Karena jawaban ada di kamu" hulya seketika menutup buku yang dia baca "la' abi, aku ingin fokus dengan S3 ku yang kini ku jalankan. Aku bukan menolak lamaran ozan, hanya saja hulya belum siap kalau harus berumah tangga"
"Lah kenapa?? Bukan kah nak ozan itu insinyur,hulya? Dia bisa membimbing mu untuk lulus S3 mu, dan juga tidak baik kalo menolak ibadah" hulya hanya terdiam,"aku tidak bisa, masih ada yang harus aku kejar. Jika ozan jodoh hulya pasti dia datang kembali kehadapan hulya" kedua orangtuanya hanya menatap pasrah dengan keputusan sang anak ini "nanti biar abi yang menjelaskan kepada orangtua ozan" ucap sang abi, hulya hanya mengangguk dan berjalan menuju kamarnya.

Suasana di rumah fuqron terlihat ramai, farlo yang sedang bermain bersama anak bungsu fuqron yang baru berusia 1 tahun, "umi melihat farlo kasian" fuqron hanya tersenyum, menatap kelopak mata sang istri "kenapa umi merasa kasian sama farlo??"

"Kasian aturan seusia nya yang seperti ini sudah harus ada pendamping hidup, tapi dia malah sibuk mencari jatidirinya" fuqron tersenyum melihat sang istri menatap anak nya bermain dengan cowok bule ini, "umi tau kenapa abi nyuruh dia nginep di rumah?" Sang istri menggeleng "karena dia ingin belajar agama dari abi, abi sebagai sahabatnya sangat senang sekali karna jatidirinya yang selama dia cari yang selalu mengikuti dia" ucap fuqron "jatidiri yang kini dia cari adalah agama nya sendiri, keyakinannya sendiri. Ya sudah udah isya kita shalat berjamaah yuk" ucap fuqron menyuruh sang istri berwujud dan menuju farlo untuk segera mengambil wudhu,
.
.
.
Hari esok pun tiba, matahari tersenyum menapakkan kemampuan nya. Banyak orang beralulalang di jalan, terlihat universitas al azhar sangat lah ramai banyak siswa Dan siswi berdatangan untuk belajar, cowok bule ini tertunduk sambil melantunkan zikir. "Assalamualaikum, farlo" ucap teman sekelas nya "walaikumsalam, raihan"
"Gimana testis mu sudah selesai belum???" Farlo hana tersenyum "insyaallah akan selesai"
"Oya maafkan ane ya, selama ini menatap ente sebagai kaum kafir." Farlo hanya tersenyum "no problem, saya sudah maafkan kok. Oya maaf saya tinggal dulu mau ke ruangan Mr. Faruq " sang teman hanya mengangguk.
.
.
.
.
Sementara di dalam ruangan terdengar suara orang yang mengobrol, "ada yang ingin melamar mu hulya"
"La' paman, aku tidak ingin menikah dulu"
"Kenapa hulya?? Tidak baik menolak ibadah"
"Iya, tapi hulya ingin menyelesaikan kuliah hulya paman"
"Tapi dia bilang sama paman, dia siap menunggu kamu sampai selesai"
"Tidak paman,itu nama nya memaksakan kehendak paman. Bagaimana dia nikah dengan hulya??"
"Oke, paman akan membicarakan dengan dia." " thanks paman, aku ingin ke kelas ku dulu. Assalamualaikum"
"Walaikumsalam"
  Hulya berjalan menuju taman yang berada di belakang kuliah al azhar, di sisi lain cowok bule ini berjalan dengan cara tergesa-gesa "Sorry" ucap cowok bule ini meminta maaf yang telah menabrak seorang cewek "tidak apa-apa" ucap gadis ini menuduk "hulya?? Maaf, aku benar benar minta maaf" ucap farlo bingung "tidak apa-apa"ucap hulya sekali lagi, farlo hanya diam menunduk "kau ingin kemana??" Hulya hanya menoleh dan kembali menunduk "aku ingin ke taman belakang" farlo tersenyum "kalau begitu sama, bagaimana kalo kita bareng" hulya terdiam sesaat "tidak, silahkan kamu duluan saja" farlo menggeleng "aku tidak mau, kau duluan saja hulya" hulya melangkah mendahului  farlo yang kini sedang mengikuti hulya di taman.
.
.
.
.
  Kadang cinta itu tak bisa di perkirakan, tak bisa di katakan , tak bisa di artikan. Ya rabbi tolong aku, tolong jauh kan jika cinta ku membuat cinta ku padamu terhapus kan
.
.
.
Alunan doa terus berkumandang di hati hulya, "hulya, kau sudah punya kekasih??pacar gitu??" Hulya hanya terdiam "tidak, dalam islam tidak ada kata pacaran. Kami hanya ada ta'aruf" farlo hanya mengangguk " bagaimana cara ta'aruf???" Hulya menghentikan baca nya " dengan cara melamar gadis yang kamu suka, bahkan gadis yang belum pernah kamu jumpai dan kenal" farlo hanya mengangguk "lah kok, kalo belum ada yang nama nya saling kenal bagaimana??" "Dengan cara ta'aruf kita bisa saling kenal" jelas hulya "kalo begitu aku ingin ta'aruf dengan mu" seketika hulya terdiam tanpa kata "kan aku ga saling kenal dengan kamu hulya, mari kita ta'aruf" ucp farlo tersenyum "ta'aruf itu bukan mainan farlo!" Ucap hulya tegas "aku tidak main-main hulya, ada saat nya aku kan melamar mu"ucap farlo.
.
.
.
.
.
Assalamualaikum...
Teman bagaimana cerita yang ini?? Seru tidak??
Kalo seru tinggalkan tanda ya di cerita ini.... semoga kalian suka, assalamualaikum

love the beauty of hijabWhere stories live. Discover now