[MATINE I] - Back To Beginning

6.5K 381 21
                                    

Salju turun dengan indah, aku menyentuh jendelaku seolah aku menyentuh salju.

Lalu aku melihat ke luar, di sana ada gadis kecil yang cantik. Ia berambut hitam dan sangat mirip dengan Adelaide. Gadis kecil itu sangat senang bermain dengan salju.

Lucien pun datang menghampirinya dan mengejutkannya.

Aku tersenyum melihat mereka. Bagaimana cara Adelaine memarahi Lucien karena telah mengejutkannya dan bagaimana cara Lucien meminta maaf tapi malah membuat Elaine semakin marah.

Elaine melempari Lucien dengan salju dan Lucien tidak dapat menahan tawanya yang membuat Elaine semakin kesal.

Aku tertawa dan akhirnya memutuskan untuk mendatangi mereka. Jika Elaine mengamuk, maka tidak akan ada yang berani mengganggunya.

Bagian terparahnya, ia akan meminta sesuatu yang tidak akan ia inginkan lima menit kemudian tapi jika kita tidak memenuhi keinginannya, ia akan membuat para pelayan histeris karena tingkahnya.

Si pengacau kerajaan, Adelaine Ophelia De Lune Rockefeller.

"Elaine." panggilku.

Elaine berhenti melempari Lucien, ia menatapku dan berlari kearahku, "Ibu..."

Aku menatap Lucien dan memberinya tatapan membunuh, lalu aku kembali menatap Elaine, "Ada apa sayang?"

"Ayah mengejutkanku! Lagi!" adunya padaku.

Aku mengelus rambut panjangnya, "Benarkah?"

Ia mengangguk.

"Baiklah, kalau ayahmu mengganggumu, tunjukkan saja ini." aku memberinya suntikkan. "Ambil darahnya sampai habis, ia pasti akan lari ketakutan."

"Benarkah?" tanya Elaine.

Aku mengangguk, "Tentu saja. Mau lihat?"

Elaine mengangguk, "Kalau bisa, buat ayah tidak bisa berdiri lagi karena ketakutan, bu!"

Aku tertawa kecil, "Kau ini kejam sekali."

Aku menatap Lucien yang tersenyum. Yah, mungkin ia bisa tersenyum karena tidak tahu apa yang akan ia hadapi.

Konyol sekali mengetahui bahwa Lucien takut dengan suntikkan.

Aku berjalan ke arah Lucien dengan senyuman mematikan andalanku, "Kali ini kau tidak akan bisa lari, Lucien. Anakmu yang memintanya, ini hukumanmu."

Ia menaikkan sebelah alisnya dan memucat saat aku mengeluarkan suntikkan yang aku dapat dari Zavent.

"Lily, kau tidak berniat melakukan itu kan?"

Aku tersenyum, "Sayangnya, kau menguji kesabaranku terlalu banyak dalam satu bulan terakhir, Lucien. Jika ku hitung, kau sudah membuat Elaine kesal dua minggu penuh tanpa jeda. Kau lupa betapa keras kepalanya ia?"

Lucien mendesah, "Tentu saja, ia sama persis sepertimu." katanya seraya berjalan mundur. "Dan kau tahu apa? Elaine jadi sangat kejam karena ia menuruni gen keluargamu yang kejam. Untunglah Courtney tidak seperti dirimu."

"Dan ia tidak juga seperti dirimu." tambahku.

"Setidaknya, seseorang akan membelaku dari kekejamanmu."

Aku tertawa, "Wah, kau benar. Aku memang sangat kejam." lalu aku menatapnya tajam. "Kalau begitu rasakanlah kekejamanku, Pangeran."

Aku mengejarnya dan ia berlari sangat cepat. Jika di ingat ingat, hal ini pernah terjadi bulan lalu dan bulan lalu lainnya. Kami berkejaran hingga nyaris mengelilingi Dixie Mirror.

Siapa yang tidak tahu? Bahkan hal ini menyebar ke setiap sudut Dixie Mirror. Aku pun sering jadi bahan hinaan Muse, Chailyn dan Khasvain yang sangat menyebalkan.

Untungnya tiap kali ia tampak menyebalkan, aku ingat bahwa ia lebih tua dariku.

Astaga, hingga detik ini, aku masih tidak dapat mempercayai hal itu... Khasvain... ia terlihat seperti remaja!

Maksudku... bagaimana bisa ia lebih muda dariku dengan umur setua itu??

Tapi aku mengerti, tidak ada yang mustahil di sini.

"Cara!" Pangeran Aldric menghalangi jalanku untuk mengerjar Lucien. "Lagi?" tanyanya.

Aku memutar bola mataku, "Kau harus tahu bahwa ia benar benar menyebalkan, Pangeran. Apa kau tahu bahwa Elaine nyaris mengamuk? Lucien itu ayahnya, tapi ia benar benar bodoh!" gerutuku.

Pangeran Aldric tertawa, "Yah, jika aku ayahnya, maka Elaine tidak akan mengamuk karenaku."

Aku tertawa, "Jika kau ayahnya, sudah jelas aku tidak akan berakhir seperti ini kan?" candaku. "Ah, bagaimana dengan sebuah pelukkan? Lucien jelas akan kembali dan aku bisa menangkapnya saat itu."

Pangeran Aldric tersenyum kecil, "Baiklah."

Aku memeluknya, "Sejujurnya, mungkin aku sedikit merindukanmu, Pangeran."

"Benarkah?" tanyanya. "Kalau begitu haruskah kita kabur dari Dixie Mirror?"

"Lalu di tangkap dan di kuliti oleh Lucien dan Varsha Linette?" aku tertawa sarkastik, "Hohoho, tidak perlu, Pangeran."

Pangeran Aldric tertawa karena kata kata sarkastikku. Tiba tiba saja Lucien sudah ada di dekat kami dan Pangeran Aldric tertarik menjauh dariku. Namun bukan oleh Lucien. Tapi oleh Linette.

Wah, bonus ternyata.

"Cara, senang sekali melihatmu di sini berpelukkan dengan Aldric." ia tersenyum namun ia menyindirku. "Pertemuan yang indah bukan?"

"Kau tahu, Cara? Sepertinya aku tidak akan datang ke pertemuan kita selanjutnya. Aku tidak ingin gelas gelas mu pecah dan aku tidak ingin Aldric datang meminta maaf hanya untuk mencari cari kesempatan." masih dengan sindirannya yang penuh makna.

Aku balas senyumannya, "Wah, senang mendengarnya. Aku tunggu kehadiranmu yang akan membuat gelas gelasku pecah dan kedatangan Pangeran Aldric setelahnya."

Ia menyipit, "Tunggu saja, setelah itu aku akan meledakkan kerajaanmu."

Varsha berbalik dan menarik Pangeran Aldric pergi.

Aku terbahak setelah kepergian mereka. Astaga, bagaimana ia bisa secemburu itu? Kami hanya bercanda dan ia sudah seperti melihat Aldric di kelilingi gadis gadis Dixie Mirror!

Lucien berdeham.

Aku menoleh dan tersenyum, "Nah, Pangeran, karena kau sudah berada di sini ma--"

Ia membekap mulutku begitu saja dan mendekat, "Lily, aku tahu kau melakukannya untuk menarik perhatianku. Tapi aku tidak suka. Jangan ulangi hal bodoh seperti itu, mengerti?"

Apa ia mengancamku?

Aku menyipitkan mataku, bukankah ia yang salah? Mengapa ia mengancamku? Hah, ia masih tidak sadar ia bermain dengan siapa?

Cara Nicole!

"Menderitalah kau ke neraka terdalam, Lucien." desisku.

Aku menancapkan suntikkan itu di lehernya dan ia memucat seketika, "Lily, kau tega sekali."

Aku tersenyum, "Terima kasih."

•••

311016

Baru awal, jangan terlalu tegang yak:D

MIRROR: Treacherous ChainWhere stories live. Discover now