[MATINE X] - Melody, Magic, & Love

1.6K 261 33
                                    

Ku sentuh rantai kalungku yang telah rusak itu. Ku simpan dengan rapi di kotak perhiasanku. Seandainya saja panah itu mengenaiku, mungkin aku akan terluka. Tapi kalung ini tidak akan rusak.

"Yang mulia, Putri Zia Rockefeller sudah datang."

"Baiklah, aku akan menemuinya."

Aku keluar dari kamarku dan menemui Zavent di aula pesta. Hari ini kami tidak berlatih di rumah Khasvain karena Lucien tidak ada.

"Bagaimana?" tanyanya.

Aku melihat ke belakangnya, ada Kithara di sana.

"Kithara? Untuk apa? Kurasa aku tidak akan membutuhkannya."

"Yah, kau belum tahu sampai perang terjadi." ia mengangkat bahunya.

"Baiklah, tapi Kithara itu sangat berdebu. Terakhir kali aku menggunakannya itu tujuh tahun yang lalu."

"Tinggal di bersihkan. Apa susahnya?"

Aku menggeleng, "Bagaimana jika ada orang yang mati karena Kithara mu itu?"

"Kithara-MU" tekannya.

Aku mengibaskan tanganku, "Terserahlah."

"Tenang saja, Katya juga datang. Ia akan menyihir aula menjadi ruang kedap suara. Aku dan Katya akan menggunakan penyumbat telinga."

Benar. Kuncinya adalah, jangan dengarkan irama kematiannya.

"Jadi dimana Katya?"

"Di luar. Untuk memastikan agar orang tak masuk kemari. Terutama Lucien. Siapa yang tahu jika ia bisa saja datang sewaktu waktu?"

"Ya. Dan sebaiknya kita bersihkan Kithara itu sekarang." aku menunjuk Kithara itu.

Zavent mengangguk dan mengambil kuas untuk membersihkan debunya. Kami jarang menggunakan kain untuk membersihkan sesuatu karena biasanya tidak sebersih kuas.

"Untung saja tak ada senar yang rusak." ujarnya.

Aku merenyitkan dahiku, "Tentu saja tidak ada. Kau pikir seganas apa aku dalam menggunakannya?"

Zavent tertawa, "Aku bercanda."

"Nah, sudah bersih. Silahkan duduk, Your Highness." Zavent membungkuk hormat.

Aku memutar bola mataku dan duduk di sebuah kursi kayu. Ia juga duduk di kursi yang lain seraya menggunakan penyumbat telinganya.

"Nah, sekarang mulailah memetik dari yang terluar. Kau harus menentukan irama yang sesuai dengan dirimu." ia nyaris berteriak padaku.

"Irama yang sesuai untukku adalah musik rock! Aku cuma bisa sembarangan memainkannya! Itu lebih bagus!" teriakku.

"Apa??" Zavent tampaknya tidak begitu mendengarku.

"Ya! Aku bisa membuat Dixie Mirror rock and roll!" aku malah ingin menjahilinya. "Kau akan memutar mutarkan kepalamu. Tapi dengan Kithara ini? Kau akan mati!"

Zavent melepas penyumbat telinganya. "Kau mengerjaiku ya?"

Aku tertawa geli, "Tidak."

"Kalau begitu mulailah bermain."

Aku memetik Kithara itu dan Zavent langsung menarik tanganku. "Nanti bodoh! Aku bahkan belum menggunakan penyumbat telingaku!"

"Maaf." kataku seraya menahan tawaku.

Zavent menggeleng dan memakai kembali penyumbat telinganya.

Sementara ia tak dengar apapun, aku memainkan irama itu sembarangan. Sesukaku saja. Karena untuk apa aku berlatih? Aku tak akan sepandai Adelaide yang diam diam mematikan. Aku ini aku, dengan iramanya yang buruk dan memecahkan kepala.

MIRROR: Treacherous ChainWhere stories live. Discover now