Attack

574 80 41
                                    

"Dasar bocah sialan!"

Jooheon menggeram, matanya menangkap Changkyun yang kini tengah mennguntit dua orang bertubuh besar dengan pakaian serba hitam. Ia berdiri di balik dinding sebuah toko dengan pistol teracung, mengarah tepat pada salah satu dari dua orang yang diuntitnya.

~

Changkyun memicingkan matanya, berusaha fokus pada kepala pria yang sedang berjalan santai itu. Kepalanya sibuk memikirkan bagaimana ia akan menembak pria yang satunya lagi jika ia tahu bahwa temannya terbunuh.

"Masa bodoh. Aku akan menembaknya jika ia menyerangku balik," gumamnya.

Ia kembali memfokuskan matanya, tangannya teracung. Tangan kanannya beralih mengokang pistol, lalu kembali ke posisi empat puluh lima derajat. Ibu jarinya sudah berada di depan trigger dan siap menekannya.

'For my parent.'

Changkyun menarik pelatuknya.

Namun...

Hening.

Telinganya masih menangkap suara langkah kedua pria itu yang berjalan di kejauhan.

Ia menekan trigger- nya sekali lagi.

Tak terjadi apa-apa.

Ia lalu mencoba menggeser kembali slide pistolnya, mengarahkan larasnya pada sasaran.

Shoot again.

Tak ada apa-apa. Tak ada tembakan. Tak ada yang terbunuh.

"Ternyata pelajaran yang ku berikan tak ada gunanya,"

Changkyun terlonjak kaget. Ia mengenal suara itu, dan mendapati Jooheon berada di belakangnya--menangkap basah Changkyun. Jooheon bersandar di tembok yang dipakainya bersembunyi, menatap Changkyun dengan mata sipit nan nengintimidasinya itu.

"Sudah ku bilang, 'pastikan pistolmu terisi sebelum menembak'. Sekarang kau melupakannya. Aku mulai bertanya-tanya apa saja yang kau perhatikan saat aku mengajarimu hal-hal detil seperti ini. Lihat yang kau lakukan. Kau kehilangan sasarannya." Ucap Jooheon dengan memberi penekanan lebih pada kata sasaran.

Pria itu terdiam dan menunduk. Ia tahu bukan itu yang membuat hyungnya memberikan tatapan setajam belati kepadanya. Jemarinya menggenggam erat grip pistol, berusaha mengalihkan rasa khawatir dan takut yang menyerangnya bersamaan.

Sementara itu Jooheon benar-benar dikuasai amarah. Ia meraih kerah baju Changkyun dan mengangkatnya hingga jarak di antara mereka berdua mengecil, "Berhenti melakukan hal bodoh. Aku yang menentukan target, itu kesepakatannya! Ingat itu!"

"Tapi mereka itu yang membunuh kedua orangtuaku--"

"Kita akan mengurusnya nanti. Kau pikir dirimu ini sudah sehebat apa, hah? Kau bahkan baru belajar menembak!" Jooheon mengencangkan cengkaramannya pada kerah baju Changkyun.

Changkyun terdiam. Ia tak berniat membalas ucapan Jooheon, membenarkan bahwa dirinya belum bisa menjadi assassin handal. Jooheon juga ikut diam, kemudian melepaskan kerah baju Changkyun dan mendorongnya menjauh.

"Kita pulang."

•ALL IN•


"YA SEDIKIT LAGI! YA! YA! AHHHH SIALAN!"

Pria itu melempar popcorn- nya ke arah televisi. Ia tampak kesal setengah mati mengetahui bola yang tadinya hampir memasuki gawang ternyata berhasil ditangkap oleh keeper tim lawan.

"Harusnya ia menanamkan bom di bola itu, jadi saat kiper sialan itu menangkapnya ia akan meledak!" Ucapnya sembari terus memasukkan popcorn ke dalam mulutnya.

All In (걸어)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang