MISSION IS BEGIN [REVISI]

5.2K 181 4
                                    

Tatan POV.

Ketika semuanya ku anggap selesai,ternyata tidak. Seperti malam sunyi ini ,tidak ada bintang.

"Aduh Cabe! Lu mau ngejogrok disini ampe kapan? Gue ngatuk nih," Beo Rio.

"Lu masuk aja! Gue gak mau kesana."

Rio tutup mulut.

Sungguh. Aku tak sanggup bila harus bertatap dengan wanita. Rasanya hanya mengingatkan rasa perih yang selama ini aku pendam.

Tapi, entah kenapa aku merasakan hal yang janggal terhadapnya. Sorot matanya.. sama seperti sorot mata Bunda di fotonya.

Dan aku, tidak tahan dengan tatapannya. Ada rasa aku ingin berlari dan memeluknya.

Tapi..

AKU TIDAK BISA.

Bruk.

Rio melempari jaket kepadaku. Ah anak ini, sahabat yang setia. Susah,senang selalu ada disisiku. Dan sekaligus tetangga yang baik.

Sejak lama aku memang bersahabat. Sampai hari ini, sampai malam ini.

"Tan?"

Aku menoleh, "Apa ?"

"Kenapa?"

"Yo.. gue rasa. Gue harus tahu siapa wanita itu."

"Alahh.. palingan juga mirip doang."

Aku tak ingin menggubrisnya lagi. Ku tatap malam tanpa bintang. Ternyata salah, ada satu bintang yang menatapku.

Dan saat itu pula. Aku bertekad aku harus tahu siapa wanita itu.

***

"Ah.. kamu sudah pulang l?" Tegur wanita itu. Ya, aku kini memberanikan diri masuk dan menatap wanita itu.

Ah sial! Mengapa suaraku tertahan seperti ini?

"Istan?" Panggilnya.

Ya Tuhan...

Mengapa panggilan itu membuat hatiku bergetar. Jika aku begini terus, aku.. aku bisa tumbang.

Aku tersenyum, "Ya.. aku hanya butuh waktu istirahat."

"I know.. emm ini untuk kamu."

Aku melirik tangannya. Semangkuk bubur.

"Sekarang biarkan aku menyuapi you!"

Aku tertegun. Sungguh. Aku tak kuat menahan air mataku.

Tanpa daya, aku membiarkan tanganku di genggam dan duduk bersebelahan dengannya.

Apa aku mimpi?

Aku merasa. Kini Bundaku sedang menatap aku dengan penuh kasih sayang. Menyuapiku. Mengelus pipiku...

"You know? Aku khawatir saat kamu pingsan tadi."

"Emm teri.. makasih telah mengkhawatirkan saya Miss. Oh ya Miss sudah seperti orang Indonesia ya?" Cobaku menetralisir rasa sesak didadaku.

"Ahhh aku.. sudah di Indonesia sejak 5 tahun lalu."

Ohhokk...

"Kamu kenapa??" Ia cepat memberiku minum.

5 tahun??

5 TAHUN??

UNTUK APA??

"Tidak apa-apa Miss."

"Kamu kaget? Karena apa? Karena aku sudah lama disini?"

"Sedikit.."

"Asal kamu tahu. Melihat Indonesia ini, aku rasa ada sesuatu. Entah apa itu.."

This Is My HusbandWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu