Bab 2 Kontraktor Norwood

7.5K 244 4
                                    

The Norwood Builder

"SEBAGAI seorang ahli masalah-masalah kriminal, kata Holmes, "menurutku London kini tak menarik lagi sejak meninggalnya Profesor Moriarty yang sangat terkenal itu."

"Kurasa tak banyak warga masyarakat yang menyetujui pendapatmu," jawabku.

"Yah, yah, tentunya aku tak boleh mementingkan diriku sendiri saja," katanya sambil tersenyum, dan dia lalu berdiri untuk meninggalkan meja makan. "Masyarakat memang beruntung, cuma aku saja yang rugi karena sering menganggur. Waktu Profesor Moriarty masih merajalela, surat kabar penuh dengan kemungkinan-kemungkinan yang tak terbatas. Kadang-kadang memang tak begitu jelas, Watson, cuma berupa petunjuk-petunjuk yang masih kabur, tapi itu menandakan bahwa penjahat berotak cerdas itu sedang beraksi, bagaikan getaran sarang laba-laba yang mengingatkan orang pada laba-laba itu sendiri. Pencurian kecil-kecilan, penganiayaan keji, tindakan-tindakan biadab yang di lakukan tanpa tujuan yang jelas-bagi orang yang jeli, semua itu dapat dilihat sebagai suatu keseluruhan yang saling berkaitan. Bagi mahasiswa yang sedang mempelajari dunia kriminal London memiliki keunggulan keunggulan yang tidak dimiliki kota-kota lain di Eropa. Tapi kini..." Dia mengangkat bahunya dengan lucu, memprotes situasi yang dia sendiri punya andil dalam menciptakannya.

Waktu pembicaraan ini terjadi, Holmes telah beberapa bulan kembali dari pengungsian, dan atas permintaannya aku telah berhenti praktek sebagai dokter dan kembali bergabung dengannya di Baker Street. Seorang dokter muda bernama Verner telah membeli tempat praktekku yang sempit di Kensington dengan harga amat tinggi. Ini amat mengherankanku. Beberapa tahun kemudian barulah aku mendapatkan penjelasannya. Ternyata Verner itu masih bersaudara dengan Holmes, dan temankulah yang telah mengusahakan uang pembelian tempat praktekku itu.

Selama beberapa bulan itu sebetulnya ada juga kasus kasus yang kami tangani. Di antaranya ialah kasus surat-surat mantan Presiden Murillo, dan kasus kapal uap Belanda bernama Friesland yang menggemparkan itu, yang nyaris menewaskan kami berdua. Namun pembawaan Holmes yang dingin dan angkuh, menyebabkan dia selalu menolak bila perannya hendak ditonjolkan, dan dia berpesan kepadaku dengan sangat agar dirinya, cara kerjanya, atau keberbasilannya jangan pernah disebut-sebut di depan umum. Baru akhir-akhir ini sajalah larangan itu dicabutnya.

Setelah mengemukakan protesnya yang aneh ini, Mr. Sherlock Holmes duduk santai sambil menyandarkan punggungnya pada bagian belakang kursi. Dibukanya surat kabar pagi dengan santai. Tiba-tiba kami dikejutkan oleh dering bel pintu yang nyaring dan bunyi gedoran pintu depan, seolah-olah seseorang sedang mengetuk-ngetuk pintu depan dari luar dengan tinjunya Ketika pintu dibukakan, dengan segera seseorang berlari masuk dan langkah-langkah kakinya lalu terdengar menaiki tangga. Dalam sekejap seorang pria muda yang bermata nyalang, kebingungan, pucat, rambutnya awut-awutan, dan terengah-engah, menerobos masuk ke ruangan kami. Dia memandang kami secara bergantian, dan ketika melihat pandangan kami yang penuh tanda tanya dia menyadari bahwa dia perlu minta maaf karena masuk ke kamar orang dengan cara yang tak sopan itu.

"Maaf, Mr. Holmes," teriaknya. "Anda jangan salahkan saya. Saya hampir menjadi gila, Mr. Holmes. Nama saya John Hector McFarlane. Saya sedang ditimpa kemalangan."

Dia memperkenalkan dirinya seolah-olah dengan menyebutkan namanya itu kami jadi tahu apa maksud kedatangannya dan tingkah lakunya itu. Wajah temanku yang tetap kalem menunjukkan bahwa dia tak lebih tahu mengenai pria muda ini dibanding dengan diriku sendiri.

"Mau rokok, Mr. McFarlane?" katanya sambil menyodorkan kotak rokoknya. "Saya yakin melihat gejala-gejala diri Anda, teman saya Dr. Watson perlu memberikan obat penenang kepada Anda. Cuaca memang sangat panas akhir-akhir ini. Nah, kalau sudah agak tenang, silakan duduk di kursi itu, dan ceritakanlah dengan perlahan-lahan dan tenang siapa Anda sebenarnya dan apa yang Anda inginkan dari kami. Tadi Anda menyebutkan nama Anda seolah-olah saya akan mengenali Anda, tapi saya benar-benar tak tahu siapa Anda kecuali berdasarkan fakta-fakta yang bisa saya lihat, yaitu bahwa Anda belum menikah, seorang pengacara, anggota perkumpulan persahabatan, dan menderita asma."

Kembalinya Sherlock Holmes Where stories live. Discover now