0.1

5.6K 282 24
                                    

Jikyo pov.

"Sudah dua tahun kalian menikah, tapi belum ada tanda-tanda Jikyo hamil. Apa Jikyo mandul?"

"Eomma."

"Yeobo, jaga ucapanmu."

"Kenapa? Sudah jelas-jelas Jikyo memang ..."

"Eomma hentikan!"

"Kalau memang kau bisa hamil buktikanlah, aku ingin cucu secepatnya."

Eommonim pergi setelah mengucapkan kalimat terakhir itu. Sakit sekali rasanya hatiku.

"Maafkan eomma," ucap Joshua sambil mengusap punggungku membuatku lebih tenang.

"Em, tidak apa-apa."

"Kalian pulanglah, Jikyo, mungkin kau harus lebih banyak istirahat."

"Ne, abeonim."

"Kita pamit, pa."

"Hati-hati di jalan."


* * *


"Jangan pikirkan perkataan eomma tadi," ucap Joshua tanpa menoleh ke arahku, dia sedang fokus menyetir.

"Aku tidak bisa tidak memikirkannya, bisa saja apa yang dikatakan eommonim benar."

"Jangan bicara seperti itu, kita akan ke dokter besok."

Aku mengangguk mengiyakan.

"Kalau memang benar aku tidak bisa memiliki anak apa kau akan meninggalkanku?"

"Haha, pertanyaan yang sangat aneh menurutku, tentu saja jawabannya tidak."

"Tapi kau pantas meninggalkanku ... kalau memang benar."

"Aku tidak mungkin melanggar janji suci yang sudah kita ucapkan sama-sama dua tahun lalu. Aku akan selalu bersamamu dalam keadaan apapun," ucap Joshua membuatku tersenyum samar.


* * *


Suasana berubah menjadi tegang ketika dokter datang dari laboratorium membawa hasil tesku.

"Bagaimana hasil tesnya, Dok?" tanya Joshua langsung.

"Dengan sangat terpaksa saya harus mengatakan ini."

Aku cemas menunggu jawaban dokter.

"Nyonya Jikyo tidak bisa memiliki keturunan."

"A-apa, dok?"

Seperti tersambar petir di siang hari, sungguh, aku sangat tidak percaya ini.

"Nyonya Jikyo mandul dan sampai kapan pun tidak akan bisa memiliki anak."

"Josh ..."

"Tenangkan dirimu," ucap Joshua menenangkanku.

"Ini hasil tesnya, saya sarankan nyonya Jikyo untuk istirahat lebih banyak lagi."

"Baiklah, dok, terima kasih."

Aku dan Joshua keluar dari ruang dokter, air mataku sudah tidak bisa terbendung lagi. Joshua menuntunku untuk duduk di kursi yang ada di lorong rumah sakit.

Aku terisak di pelukannya.

"Aku sangat tidak berguna, Josh."

"Sstt, tenanglah masih ada banyak cara untuk kita bisa memiliki keturunan."

[SEVENTEEN FANFICTION] END - CompleteDove le storie prendono vita. Scoprilo ora