MLM'S 12

1.7K 105 2
                                    

Orion Pov

Ahhhh... rasanya begitu lega sehabis buang air besar. Ups! Aku hampir lupa!

Tadi sebenarnya aku tak berniat untuk pergi ke toilet.. aku tadinya hanya membaca buku di halaman belakang Villa ini, tapi nyatanya namanya juga panggilan alam? Mau bagaimana..?

Akupun beranjak dari kamar mandi, dan bangkit untuk menuju halaman belakang Villa ini, tapi belum ada beberapa langkah setelah keluar dari kamar mandi aku nendengar suara isakkan.

Siapa yang menangis?

Akupun menghampiri pintu hendak membuka, "aku? Aku tahu dan tak pernah tahu setelah kau benar-benar pergi dan tak pernah muncul di depanku. Ak--ak--aku-"

Ceklek!

Mampus! Kenapa dia didepan kamar? Akupun hanya diam menatapnya yang.. cukup berantakkan? Matanya sembab.. dia menangis!?

Apa yang terjadi dengannya?

Apa ini gara-gara aku lagi?

Bukankah aku sudah melakukan semua yang ia mau selama ini?

Mau apalagi dia?

Akupun memberanikan diri untuk menanyakan apa yang telah terjadi padanya. "K-kau ke--kenapa-?" Setelah menanyakan itu, yang kulihat malah wajah terkejut seolah berbicara 'lo serius !?'

"Ka-kau... hiks.. mendengar ucapanku?"

Ucapan? Memang dia sudah sedaritadi didepan kamar ini?

"Memang sedaritadi kau diluar?" Dan malah dapat pelototan darinya..

Apa? Memangnya aku salah apa sehingga mendapat pelototan darinya? Eh.. tapi gak pa-pa dings.. aku juga kangen ini sama semua mimik wajah yang ia keluarkan.


Dan.. dia malah menatapku bengis, "Kau! Daritadi aku ngomong panjang lebar, sampai mulutku berbisa! Kau tak mendengar apapun!? Kupingmu budeg!?" Kenapa aku jadi kena marah lagi!?

"A-aku ta--tadi lagi di kamar mandi. T-trus, dengar suara orang nangis fi luar.. ma-makanya cepet-cepet keluar kamar mandi." Dan ekspresi yang ia keluarkan bertambah lucu saja. Muka memerah dan sembab khas orang sehabis menangis, dan mata yang melotot maksimal.. mungkin kalau dia melotot lagi matanya bisa keluar.. xixixi.

Diapun mengerang. "Agkhh! Sudah! Ini memalukkan! Aku sungguh benci padamu!"

What!?

Diapun pergi dengan menghentakkan kakinya sebal, dan itu menandakan dia sedang merajuk bukan benar-benar marah. Aku hanya melongo melihatnya pergi. Tapi itu tak lama.. aku tertawa sendiri mengingat ekspresinya.

Aaahhh... sepertinya ini pertanda baik untukku..?

.

.

.

Author Pov

Sehabis kejadian itu, Auren keluar dari Villa dan menjumpai teman-temannya yang berada diluar.

"Lah? Ngapain balik, Ren?" Tanya Bobby dan semua matapun tertuju kearah Auren yang mencak-mencak dengan wajah sembab.

Auren hanya mendengus dan tak menjawab pertanyaan Bobby. Dia tetap berjalan mendahului semua orang yang sedang menatap dia bingung.

"Ngapa sih..?" Pertanyaan Febrian hanya diberi gidikkan bahu acuh. Sedang, Auren sudah duduk di tepi pantai dengan jarak yang agak jauh karena rasa kesalnya.

'Lihat kau Chris! Aku sungguh benci denganmu!!!!' -batin Auren dengan mulut yang trus menggerutu sedariyadi dengan wajah yang lucu?

Entahlah.. mungkin bagi Orion itu adalah moment yang ia tunggu-tunggu...

Tak lama setelah keluarnya Auren dari Villa, Orion juga keluar dengan wajah berseri-seri. "Haiiii semuaaaa!!!" Semua orangpun melihat kearahnya dengan tatapan bingung, kecuali Auren yang masih memandang laut dengan wajah cemberutnya, sesekali melempar apapun yang ada disampingnya ke laut.

"Ngapa lu? Sakit?" Tanya Arfon menghampiri Orion yang kelihatannya sangat ceria seperti mendapat doorprice yang sangat indah.

Orion hanya terkekeh pelan dan membuat semuanya bingung dengan sikapnya yang sekarang berubah-ubah seperti bunglon. Arfon menyentuh dahi Orion takut-takut sahabatnya memang benar-benar sakit.

"Gak panas.." Gumam Arfon dengan menggeleng-gelengkan kepalanya, sedang Orion tetap terkekeh.

Orion menarik tangan Arfon dari dahinya dan membawanya ke dadanya yang sedang berdebar kencang setelah beberapa bulan tak ada detak itu lagi di dirinya. Arfon yang tambah bingung dengan kelakuan sahabatnya, bertanya.

"Lu kenapa sih, On? Gak jelas deh.. ini juga! Kenapa tangan gua ditaro di dada lu!? Lu pikir gua gak jijik!" Dan tangan Arfon terlepas setelah Arfon menariknya paksa.

Orion yang bukannya merasa kesal, malah tertawa. Hal itu membuat teman-temannya menatapnya aneh, "Danta gilaa bocah.. kayaknya efek move on jadinya kek gini dia.." Ucap Febrian bergidik, dan itu membuat para wanita tertawa melihatnya.

"Lu kenapa sihh ONIONNNNN!? Stres???" Tanya Bobby menatap Orion aneh.

Dan lagi-lagi.. Orion hanya tertawa bahagia. "Kalian semua salah.. gua gak stres gara-gara move to the on kalee.. lebay amat!"

"Yehh.. lebay, lebay, lu juga kek gitu kenyataannya!" Desis Bladen dan membuat Vania serta yang lain terkekeh.

Orion cemberut mendengar pernyataan yang telah dibuat oleh Bladen. "Ih! Lu mah, ya! Gak bisa apa ngeliat sahabat calsu lu happy dikit!"

"Gak!" Dan lagi-lagi membuat Orion gemas ingin rasanya menampol mulut pedas milik Bladen. Tapi ia tak mungkin berani melakukannya..

"Auah! Intinya gua lagi seneng! Udah gak ada move on-move on-nan lage!" Ucap Orion dengan senyuman bahagianya yang terlalu berlebihan sehingga membuat teman-temannya menatap dia aneh.

"Dasar bawang bombai!"

"Bunglon dasar!"

"Aneh!"

"Gila!"

"Uhm.. aku ngatain kamu empret aja deh on!" Yang terakhir adalah Vania yang bingung karena teman-temannya sama-sama mengatai Orion. Dan itu membuat semua orang tertawa kecuali Orion yang cemberut, dan Vania yang menatap semua orang polos.

"Kenapa kalian tertawa?" Bukannya menjawab.. mereka malah makin terbahak.

"Sialan lu semua!" Umpat Orion dan pergi meninggalkan orang-orang itu untuk mencari Auren.

Ya... dia rasa ini adalah sebuah kode untuk dirinya melangkah lebih jauh dalam mengharapkan Auren. Dari kelakuan dan juga perkataan Auren tadi membuatnya lebih optimis, kalau ia memang sudah diberi rambu hijau untuk maju. Dan tentu.. ini akan lebih menyenangkan lagi dalam merebut hati ratunya itu.

T B C

Maappp yakkk lama+++ sedikit!.. Authornya lagi stuck ide soalnya. Doain aja ini cerita cepet selesenya trus move on ke- cerita lainnya. Semoga gak mengecewakkan yaaa, once more.. I feel so sorry for you guys who wait this chap, thanks 😊

Don't forget leave your vomment and commend!

@icelemondboo

My Little Monster's ✔ (Proses Revisi)Where stories live. Discover now