Everything Change

976 129 6
                                    

Semuanya langsung berubah sejak Akashi Shiori meninggal. Terutama saat pemakaman, kejadian mengejutkan dimana saat Sei yang dikenal sebagai anak yang tenang tampak mengamuk dan mengatakan bahwa Karma... adik kembarnya dan juga (Name) yang membunuh ibunya.

Walaupun sudah menjadi rahasia umum jika Shiori meninggal karena penyakitnya, namun tentu saja semua curiga dan penasaran apa yang membuat Sei mengatakan jika Karma dan juga (Name) yang membunuh Sang Nyonya Besar.

Suasana di mansion itu menjadi lebih mencekam. Tidak ada lagi suara tawa dari siapapun disana. Bahkan Karma berhenti untuk berbuat jahil dan lebih sering berada diluar mansion. Sei yang sejak awal memang pendiam, lebih memfokuskan dirinya untuk belajar dan lebih banyak menghabiskan waktu istirahat dengan bermain basket sendirian.

Dan (Name) yang merasa tidak bisa berbuat apapun hanya bisa menjalankan kehidupannya dan bekerja di kediaman Akashi. Tidak ada satupun dari mereka yang berbicara satu sama lainnya. Dan itu berlangsung hingga 2 tahun lamanya.

.
.

"Tuan Muda, aku membawakan teh dan snack sore anda," (Name) yang saat itu berusia 14 tahun sudah terbiasa untuk membawakan makanan dan minuman serta beberapa benda yang dibutuhkan Seijuurou ataupun Karma. Bisa dikatakan, 3 tahun mengenal keduanya membuat Masaomi percaya untuk menjadikan (Name) seperti asisten pribadi keduanya.

Walaupun dikatakan mengantarkan, kenyataannya sama sekali ia tidak berkomunikasi dengan Akashi serta Karma dan hanya memberikan apa yang mereka butuhkan saja.

Bukannya mereka tidak mau berkomunikasi satu sama lainnya, tetapi lebih karena mereka takut untuk berkomunikasi satu sama lainnya.

"(Name)," dadanya terasa bergerumuh saat untuk kali pertama sejak beberapa lama, Seijuurou memanggil namanya. Nadanya datar dan juga dingin, sama sekali berbeda dengan caranya memanggil Sei 2 tahun yang lalu, "kemana kau akan melanjutkan SMP?"

Memang, ia bersekolah di tempat yang sama dengan Karma dan Sei. Karena sekali lagi Shiori yang memintanya untuk tetap bersekolah. Tetapi sekarang bahkan ia tidak merasa lagi memiliki keluarga.

"...kurasa aku tidak akan melanjutkan sekolahku," (Name) memalingkan wajahnya dari Sei yang sebenarnya juga masih belum menatapnya. Tidak ada perkataan yang keluar dari mulut Sei beberapa saat.

"Masuklah ke SMP Teikou," (Name) mendongak dan menatap Akashi yang masih membaca buku di pangkuannya sambil meminum teh yang tadi dibawakan oleh (Name), "aku akan masuk ke sekolah itu juga."

"Tetapi kena--"

"Ayahku yang meminta, dan ibuku sudah menyiapkan biaya untuk sekolahmu sebelum ini," (Name) tampak tidak bisa mengatakan apapun lagi. Ia hanya bisa berpikir alasan Akashi Masaomi untuk memintanya bersekolah, terlebih di sekolah yang sama dengan Seijuurou.

...

"Bagaimana dengan anda tuan muda?" Sei menghentikan tangannya yang membolak-balikkan buku sembari menoleh kearah (Name), "apakah tidak apa-apa aku bersekolah di tempat yang sama denganmu?"

"Menurutmu," Sei tampak tersenyum. Kosong, "apakah aku akan baik-baik saja bersama dengan seseorang yang sudah membunuh ibuku?"

DEG!

Rasanya ingin menangis, itu yang (Name) rasakan. Tetapi ia bahkan sudah lupa cara untuk menangis semenjak Akashi Shiori meninggal. Dan, ia merasa jika memang ia pantas untuk mendapatkan perkataan seperti itu dari Sei.

Hate to Love You (Karma x Reader x Akashi)Where stories live. Discover now