Chapter 7

1.5K 125 3
                                    

"Jebal..khajima, bogoshipo.."lirih Tiffany. Mendengar pernyataan Tiffany, Nichkhun sedikit terkejut dan terenyuh hatinya. Bahkan ia mengira Tiffany telah membencinya atau tak ingin melihat dirinya lagi.

Karena merasa tidak ada respon dari Nichkhun, Tiffany pun menjauh melepaskan pelukannya.

"Ah maaf membuatmu menjadi tidak nyaman. Sepertinya aku terlalu berlebihan. Seharusnya aku tidak seenaknya memelukmu.." ucap Tiffany seraya hendak berbalik kembali ke tempat tidurnya.

Seketika Nichkhun pun berbalik dan meraih Tiffany ke dalam pelukannya. Tiffany pun membalas pelukannya. Kini mereka saling menyalurkan kerinduan yang selama ini saling terbendung. Dalam lubuk hatinya yang paling dalam, sebenarnya Tiffany masih sangat kecewa pada Nichkhun. Luka dihatinya masih belum sepenuhnya pulih setelah kejadian kemarin. Tapi apa boleh buat, dia sangat merindukan lelaki ini.

"Aku munafik jika aku tidak merindukanmu. Aku sangat merindukanmu Tiff.. bagaimana bisa aku menggantikan posisimu dengan yang lain semudah itu, setelah waktu yang kita lewati bersama selama 4 tahun lebih."lirih Nichkhun.

Tiffany sama sekali tidak menggubris pernyataan Nichkhun, dia tidak peduli. Yang penting sekarang dia hanya merindukan Nichkhun, itu saja.

Setelah rasanya sudah cukup untuk melepas rindu dengan Nichkhun, Tiffany lalu melepaskan pelukannya dan kembali berbaring ditempat tidurnya. Nichkhun membantu menuntun infusnya. Ia lalu kembali duduk disamping Tiffany yang sedang berbaring.

"Terimakasih buat kadomu, aku sangat menyukainya."kata Nichkhun tersenyum.

"Kau menemukannya? Aku rasa aku menjatuhkan kado itu dan tidak memberinya langsung padamu."ucap Tiffany.

"Aku menemukannya. Tapi mengapa kau hanya membelinya secara terpisah? Itu couple item kan? Aku kan sudah pernah bilang jika kau membeli couple item, kau harus membelinya secara bersama sama jangan terpisah."jelas Nichkhun.

"Aku pikir itu tidak berlaku lagi untukku."jawab Tiffany.

Nichkhun pun menundukkan kepalanya. "Mianhae..soal kejadian semalam aku bisa jelaskan semua-"

"Aku rasa kecupan itu sudah menjelaskan semuanya dan apa yang terjadi sebenarnya."potong Tiffany.

"Kembalilah pada Victoria unnie jika memang kau menemukan kebahagianmu pada dirinya. Dia dari dulu sangat mencintaimu dengan tulus, tapi kau sedikitpun tidak pernah serius menanggapi perasaannya."

"Tapi aku tidak akan pernah bisa bersama nya Tiff. Kau sendiri yang mengatakan harus mengikuti kata hati, dan hatiku mengatakan itu benar-benar tidak bisa. Hatiku seolah-olah terus menerus menuntunku untuk kembali kepadamu. Dan aku yakin kau pun juga begitu. Merasakan hal yang sama denganku. Buktinya tadi kau dengan refleks memelukku dan-"kata Nichkhun.

"Aniya. Aku hanya merindukanmu, itu saja. Dan termakasih buat pelukanmu. Tolong jangan berfikir berlebihan."elak Tiffany bohong. Padahal benar. Ia sangat membutuhkan Nichkhun berada disisinya.

Tiffany lalu meraih sebuah jaket yang ada diatas meja kecil disamping tempat tidurnya.

"Ini jaketmu. Kemarin di Thailand aku bertemu Cheerin dan ia menitipkan jaket ini padaku untuk diberikan kepadamu. Sekarang kau boleh pulang. Aku ingin istirahat sendiri."ucap Tiffany to the point.

"Tiff..."

"Tolong katakan pada memberku aku sudah sadar, agar mereka tidak khawatir. "ucap Tiffany memalingkan wajahnya.

"Baiklah..aku akan pergi. Ini puding strawberry kesukaanmu. Kuharap kau memakannya. Cepatlah sembuh, dan kembali ceria seperti biasa. Aku pamit."ucap Nichkhun menggenggam tangan kanan Tiffany lalu melepasnya perlahan. Tiffany tetap memalingkan wajahnya. Ia tak sanggup melihat wajah Nichkhun. Karena jika melihat wajahnya, kejadian semalam kembali tersirat di benaknya.

Still With You (END) ✅Where stories live. Discover now