-five

20 3 2
                                    

Murph

"Huek. Huek!"

Aku memuntahkan kembali apa yang sudah ku minum tadi di kamar mandi. Kurasa aku terlalu banyak minum tadi.

Red cups everywhere, like they will never care.

Karena tidak ada seorang pun yang menemaniku, aku berjalan keluar dari rumah Jack. Disini sangat ramai. Berisik.

Dan keramaian merupakan salah satu hal yang kubenci.

Ada sebuah taman didepan rumah Jack yang mewah ini. Ditaman itu terdapat sebuah pohon beringin besar yang terdapat lampu lampu gantung didahannya.

Matt sudah berlalu bersama beberapa anak-anak dari klub basket tadi. Mana mau dia menemaniku. Dia hanya dibayar untuk membimbingku Sejarah, bukan ke pesta.

Sekarang aku menyesal karena mengiyakan ajakannya tadi. Ugh.

Aku berbaring disekitaran pohon beringin ditaman itu, tak mempedulikan tatapan orang-orang yang baru datang dan akan pulang dari rumah Jack.

Segera aku mengecek notifications Twitter.

Dan WAW, aku ketinggalan banyak mengenai Cam.

"@ewitsnotdaisy : @ughdallas MURPHHHHH CAM TIDAK MENGUPDATE SNAPCHAT NYA SEJAK PAGI TADIII. BAGAIMANA INIIII"

"@lollypolly : @ughdallas yooo murph where are you?"

"@CamsUpdate : @ughdallas @lolelol WE LOST CAMERON GUYSSSSS"

"@CAMERONSALES : @ughdallas OmIIGoooDDD WHAT THE HELL IS GOIN ON,YOU KNOW SOMETHIN MURPH?"

Oh god, ini semua karena Matt. Coba saja aku tidak mengiyakan, aku pasti tidak akan ketinggalan. Dengan segera aku membalas mention dari semua Internet Best Friend ku.

Yea, aku memakai username ughdallas dan aku mempunyai cukup banyak followers. Aku tak pernah absen membuka Twitter tiap hari nya.

Sudah puluhan ribu tweet yang aku kirim kan ke Cam supaya segera mengikuti ku kembali a.k.a follow back.

Tapi tak pernah sedikit pun Cam menanggapi ku. Melirik, me retweet, ataupun favorite. Tak pernah.

Aku pun segera memakai headset yang selalu ku kantongi. Lalu memainkan playlist lagu-lagu Cam.

Baby all I want is you

In the middle of the night

I've been thinking about you like

Mataku terpejam. Malam ini udaranya sangat pas bagiku.

---

Seseorang menarik headset ku. Dan meletakkan punggung tangan nya ke kening ku. Aku menepis tangannya dan segera membuka mata. Terpampang wajah Matt yang sangat dekat dengan wajahku.

"Aku mencari mu kemana-mana, silly." Aku pun memposisikan badanku agar duduk.

Dengan segera aku menggulung headset ku dan mengantongi nya.

"Pukul berapa ini?" Tanyaku. Mengabaikan panggilannya yang berupa 'silly'

Dia mengecek jam tangannya. "Jam satu pagi lebih 24 menit dipagi hari. You want to go home?" Tanya nya.

"Tentu saja. Kau harus mengantarku kembali kerumah karena kau sudah membawa ku kemari dan menyebabkan ku meminum belasan red cups." Lontarku. Kurasa aku terlalu banyak berbicara.

"Waw, you're still drunk?" Tanya nya dengan seringaian lagi diwajahnya.

"Nah." Jawabku dan berusaha berdiri. Dia menahan tangan ku dan mendekatkan kembali wajahnya.

Matt sedikit mengendus mulutku.

"You smells really like an alcoholic." Katanya dan membawa tangan ku agar berdiri.

" Katanya dan membawa tangan ku agar berdiri

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ew. Apa-apaan itu?

"Berhenti berbuat sesuka mu, Matt." Kata ku dan berjalan menjauh sambil menggenggam ponselku.

"Sesuka seperti apa?" Matt mensejajarkan langkah nya denganku. Dia terus menyeringai tak jelas.

"Kau terus menggodaku. Tadi kau memegang paha ku sembarangan, dan kau mengendus mulut ku seenak nya. Berhenti bertingkah seperti itu atau— wait, kau mabuk?" Tanya ku sambil mengarahkan telunjuk ku padanya.

Matt mendekatkan mulutnya ke telingaku, aku berusaha menjauh tetapi Matt menahan bahu ku agar tidak menjauh.

"Aku mabuk karena kau."

Dan aku bisa melihat seringaian itu. Lagi.


wdyt about this part guys? give some feedvack cause tf gue ngefly gegara matt

escapeWhere stories live. Discover now