-seven

26 2 1
                                    

Murph

Keesokan harinya, aku berencana untuk mencari t-shirt dari All Time Low dibeberapa merch store lalu langsung ke Houston's Mall. Karena hari ini hari Minggu, kupikir semuanya akan berjalan dengan lancar. Tapi tidak karena sebuah pesan yang lagi-lagi mengganggu pagi hangat ku.

morning, murph. kuharap kau sudah bangun saat aku mengirim pesan ini. cause im on my way to ur house. see you

The hell? Siapa ini?

oh morning, kuharap kau salah mengirim pesan ini karena tidak ada disini yang bernama murph yang sedang menunggumu untuk datang. tq

Kurasa aku tahu siapa ini. Matt.

Aku meminum tegukan terakhir kopi ku dan segera bersiap-siap untuk tetap ke Mall. Tak ada yang bisa mengacaukan ku.

---

Short jeans, Nirvana t-shirt, cardigan hitam, dan converse hitam. Rambutku ku biarkan tergerai dan memakai baseball cap polosku terbalik. So perfect.

Sekarang pukul 10.15

Sudah 20 menit berlalu sejak Matt membalas pesan ku yang berisi

dan kuharap kau tidak salah nomor karena aku benar-benar sedang dalam perjalanan kerumah mu. masih ada satu materi lagi yang harus ku terangkan x

Saat itu aku memilih mengabaikan pesannya dan pergi mandi.

Ikatan terakhir tali sepatu ku pun akhirnya selesai. Segera aku mengambil slingbag polos hitam milik ku dan berjalan menuju pintu.

Astaga, aku lupa. Aku belum memakai Kylie Kit ku. Dengan segera aku mengambil Kyle Kit merah marun dari dalam slingbag dan mengoleskan nya ke bibirku.

Ketika pintu ku buka, aku bisa melihat mobil Matt terparkir didepan rumahku. Apa-apaan?

Aku menutup pintu dan berjalan dengan cepat kearah mobilnya.

"Apa yang kau lakukan, Matt?" Sembur ku dengan kesal dari luar mobilnya. Dia duduk dengan tenang dikursi pengemudi dan menatapku dari bawah sampai ke atas.

"Naiklah. Kau boleh memilih tempat yang kau inginkan untuk belajar."

"Please... Not on this freely Sunday. Aku harus membeli beberapa keperluan ku di Mall pagi ini." Aku memelas, sangat-sangat tidak dalam mood yang baik untuk belajar.

"Ayo, kita langsung ke Mall." Sahutnya dan menghidupkan mesin mobilnya.

Aku memutar bola mataku dan menyerah.

Selama diperjalanan aku terus memikirkan kenapa Matt bela-belaan kerumahku? Bukankah orang sepopuler dia seharusnya tidak mau berdekatan denganku?

"Matt." Aku memecahkan keheningan. Dia tidak menjawab, masih fokus ke jalanan. "Matthew."

"Hm?"

Langsung saja aku tanyakan pertanyaan yang berkecamuk dikepalku. Cause I don't really need bullshit.

"Kenapa kau bela-belaan menjemputku? Kenapa kau menerima suruhan Mrs. Hall untuk membimbingku? I mean, you're so famous and I always there alone, like an idiot potato. Tidak ada seorangpun yang tertarik untuk berteman dengan ku, dan kenapa kau mau? Apakah kau sangat sayang ke Mrs. Hall sehingga kau terpaksa mengikuti kemauannya? Apa kau beg—"

"Karena aku menyukaimu." Matt memotong ucapanku tiba-tiba.

Aku membulatkan mataku. THAT'S TOTTALY A FUNNY JOKE OMIGOD.

"HAHAHA! Candaan mu sangat lucu, Matth ew" Dengan tawa paksa aku berusaha untuk membuat suasana tak canggung. Aku tak boleh terlalu terbawa perasaan.

"Seriously. I got this feeling since 15." Lanjutnya.

Raut mukanya kali ini serius walaupun dia sedang mengemudi dan tidak menghadapku. Dari nada suaranya yang serius pun sepertinya itu memang nyata.

"But you know what? You don't even know a thing about me." Aku berusaha menahan gugup dengan sikap 'dingin' ku.

Hal selanjutnya yang aku tahu adalah, dia menahan tangan ku yang terus kumainkan sedari tadi karena gugup. Dia terus menggenggamnya dengan erat, seolah tak ingin pernah melepaskannya.

Dan, aku tak menolak

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dan, aku tak menolak.

absurd. i know. dapet feeling nya ga sih? pls gue baper sendiri pas ngedit ulang iuhHHH. eh btw curcol dikit bole ga


GUE

SAYANG

DOI



dah itu aja ty

escapeWhere stories live. Discover now