Pt. 4

2.5K 325 18
                                    

"Nara kau mengapa tersenyum-senyum begitu?" Tanya Yuna yang menyadarinya.

"Kau gila ya?" Tambah Hansol yang langsung berlari.

"Hey! Awas kau jangan lari" aku segera mengejar Hansol

"Tunggu aku...!"
Yuna kini ikut berlari.

____part 4____

Pulang sekolah Aku, Yuna dan Hansol berencana mengunjungi kedai ice cream dekat sekolah. Dan kabar baiknya Hansol yang akan mentraktir, tumben sekali dia.

"Kalian ingin ice cream rasa apa?" Tanya Hansol

"Ice cream rasa coklat saja" jawabku

"Kalau kau Yuna?" Tanya Hansol kembali karena Yuna tidak menjawab, Yuna sedang asik dengan ponselnya.

"Hmm..samakan saja dengan Nara" jawab Yuna pandangannya masih tak lepas dari ponselnya.

Aku dan Hansol saling berpandangan. Hansol bertanya tanpa suara

'ada apa dengan dia?'

Aku yang mengerti apa maksud dari Hansol hanya mengedikan bahuku.

"Kalian tunggu saja, aku akan memesan dulu" setelah itu Hansol pergi meninggalkan kami berdua.

Aku mulai bosan hanya berdiam diri dan Yuna tengah asik dengan ponselnya.

"Yuna?"

"Hm.."

"Yuna?"

"Ada apa Nara?"

"Kau sedang bermain pesan dengan siapa sih?"

"Memangnya kenapa?"

"Kau asik sendiri Aku jadi bosan"

"Ohh baiklah maafkan aku"

Yuna mencubit pipiku seperti anak kecil. Aku yang tak terima hanya menatapnya tak suka.

"Hei sudah hentikan kalian ini. Ayo kawan ice cream datang" ujar Hansol datang membawa tiga buah ice cream.

Kami bertiga sangat menikmati Ice cream apalagi ini gratis karena Hansol yang membayarnya.

Tiba-tiba ponsel Yuna berbunyi tanda pesan masuk. Aku dan Hansol hanya memerhatikan Yuna yang entah kenapa tersenyum sendiri. Tersenyum tanpa alasan yang jelas itu bisa dibilang gilakan?

"ekhm apa ada yang mulai tidak waras disini?" Sindir Hansol

"Yuna kau ini kenapa jadi aneh sekali?" Tanyaku penasaran.

"Aku harus pergi sekarang. Terimakasih Hansol ice creamnya" Yuna berlalu begitu saja tanpa menjawab pertanyaanku.

"Dia ini kenapa jadi aneh begitu" ujarku

"Kau tidak lihat dia pergi bersama Seokmin" Hansol menunjuk kearah pintu luar yang terdapat Seokmin yang menunggu Yuna disana.

"Wah padahal dia kan murid baru tapi sudah ada saja yang mendekatinya" ujarku dengan menatap Yuna yang mulai menjauh bersama Seokmin.

"Bilang saja kau iri"

Aku langsung menatap tajam Hansol. Dia hanya tersenyum padaku, lebih tepatnya tersenyum mengejek. Sialan

"Ada apa dengan tatapanmu mengerikan sekali" Lanjut Hansol

"Hey! Berhentilah berbicara"

Aku berusaha memukul Hansol tapi tidak berhasil karena dia selalu menghindarinya.

Aku berhenti untuk memukulinya. Kini aku melihat seseorang yang aku kenal memasuki tempat ini, tapi dia mengambil tempat duduk dekat dengan jendela.

My SecretWhere stories live. Discover now