Part 5

493 17 0
                                    

Sampai part ini, kalian suka sama karyaku gak?.. Terus vote ya..


Sesampainya di rumah berwarna peach yang lembut, Kimmy langsung masuk ke kamarnya. Ia hanya tinggal bersama Pak Diman, supir kepercayaan orang tuanya dan Bi Surti, pembantu yang sudah hampir bekerja bersama orang tuanya selama 15 tahun. Sejak orang tuanya meninggal karena kecelakaan pesawat, Kimmy tumbuh menjadi anak yang kuat dan ceria. Untuk masalah biaya hidup, orang tuanya memberikan warisan yang lumayan jumlahnya. Namun dibalik sikap cerianya, ia sebenarnya kesepian. Apalagi saat ia tau bahwa temannya hanya memanfaatkan uangnya. Dan pada saat ia terpuruk karena buta, tak ada temannya yang mengunjungi atau merasa iba padanya.

Sampai Kimmy bertemu dengan Andri hari ini. Ia tidak merasa kesepian seperti sebelumnya. Lubang luka yang ada di hatinya yang terbuka karena mengetahui bahwa sahabatnya tidak tulus berteman dengannya seolah tertutup sedikit dengan kehadiran Andri sore tadi di taman. Meskipun keraguan masih menguasai dirinya. 

"Apa benar dia mau berteman sama gue?". Kimmy bergumam sendiri. Ia takut Andri hanya iba padanya. Saat ini ia tidak butuh rasa iba dari siapa pun. Ia cuma butuh teman yang mau menjadi matanya. 

"Seperti apa ya wajahnya?". Airmata Kimmy mengalir di pipinya. Ia tidak bisa melihat wajah orang yang ingin menjadi temannya itu. Tak terasa tangisan Kimmy membawanya menuju alam mimpi.

.............................................

Sedangkan Andri, sesampainya di rumah langsung terbaring lemah di kamarnya. Meskipun Andri dan Andre saudara kembar, mereka sepakat untuk memiliki kamar tidur masing-masing demi privasi keduanya. 

"Lu ngapain aja sih Dri? Sampe keadaan lu begini. Kalo bunda sama papa tau, mereka enggak akan kasih izin lu buat cari gadis itu Dri". Andre membuka obrolan dengan nada khawatir sambil mengambil obat yang ada di laci kamar Andri. 

Peter dan Lily tidak tau kalau Andri berusaha mencari gadis itu. Andri keluar rumah pada saat mereka sudah berangkat ke kantor dan pulang sebelum mereka pulang ke rumah. Andri mengembangkan senyum untuk menutupi rasa sakitnya. 

"Gue baik-baik aja Dre. Gue cuma lupa minum obat aja. Tolong jangan bilang ke bunda sam papa ya Dre. Gue udah ketemu sama dia. Dan gue udah janji sama diri gue sendiri untuk menghibur dia". Andre duduk di kasur Andri sambil memberinya segelas air dan obat yang jumlahnya lumayan banyak. 

"Berarti keadaan dia baik-baik aja kan? Itu artinya lu harus berhenti peduli sama dia Dri. Kesehatan lu harus lu utamakan sekarang". Andre masih terus berusaha melarang keinginan Andre secara halus agar tidak menyinggung perasaan kembarannya itu. Mendengar permintaan Andre, Andri terdiam sesaat. Dan Andre pun ikut terdiam memandang ke arah luar balkon kamar Andri.

"Keadaannya jauh dari kata baik Dre". Suara parau Andri membuat diam Andre pecah dan langsung menoleh ke arah Andri. 

"Maksudnya?". Andre mengernyitkan keningnya dan memandang wajah Andri seolah meminta penjelasan. 

"Gue mau menebus kesalahan gue di akhir hidup gue Dre". Dada Andre terasa seperti ditinju dengan keras. Sakit rasanya bila ia benar-benar harus kehilangan kakak kembarnya ini. Andre menahan airmatanya agar tidak mengalir di pipi. Akhir-akhir ini Andre menjadi cengeng jika menyangkut tentang Andri.

"Lu pasti sembuh Dri. Gue enggak akan kasih tau bunda sama papa tentang ini. Tapi lu harus bawa obat-obatan ini dan minum tepat waktu". Andre mengangkat obat-obatan yang ada di tangan Andri. Andre enggak tau apa tindakannya mendukung kembarannya ini salah atau benar. Yang ia tau, ia akan melakukan apapun asal kembarannya itu bahagia. Begitulah Andre, terlihat dingin dan cuek dari luar, namun ada sifat penyayang dalam dirinya yang ia tunjukkan hanya pada Andri dan orang tuanya. 

"Iya. Bawel lu Dre. Bunda kalah bawelnya sama lu". Andri tertawa sambil meninju lengan Andre namun sama sekali tidak terasa sakit bagi Andre.

..........................................................

Mulai hari itu dan seterusnya. Hampir setiap hari Andri menemui Kimmy. Jika dihitung sudah 1 bulan terakhir ia kenal dengan Kimmy. Semakin mengenal Kimmy, Andri semakin ingin mengembalikan keceriaan Kimmy. Dan selama 1 bulan itu juga Andri jarang meminum obatnya. Sehingga kesehatannya semakin buruk. Namun Andri selalu meyakinkan keluarganya bahwa ia baik-baik saja.

Sudah 1bulan juga Kimmy tidak masuk sekolah. Sejak kehadiran Andri, jiwa Kimmy kembalihidup. Andri menyarankan agar Kimmy mendaftarkan diri di sekolah anakberkebutuhan khusus atau yang sering disebut SLB. Andri membelikan buku-bukudengan huruf braile. Karena dukungan Andri itulah, akhirnya Kimmymempelajarinya sampai ia terbiasa dengan tulisan yang timbul dari permukaan kertasitu. 

"Thanks ya Dri. Sekarang gue bisa ceria lagi. Tapi gue juga sedih Dri, apague masih bisa lihat wajah lu dengan keadaan gue yang kayak gini". Kimmy berbicarapelan di akhir kalimatnya dengan senyumnya yang memudar. Lagi-lagi dada Andriterasa sakit. 

"Gue selalu disini My. Gue akan jadi mata buat lu. Dan gue yakinlu pasti bisa melihat wajah gue". Andri berusaha menghibur Kimmy denganmemasang senyuman yang tenang. Walaupun senyumannya itu tak dapat dilihat olehKimmy. 

"Yang harus lu pikirin sekarang adalah bagaimana caranya lu bisa lulusUN. Belajar yang rajin My". Andri menasihati Kimmy seperti ia menasihati adikkembarnya, Andre. 

"Iya gue janji akan rajin belajar". Kimmy tersenyum sambilmengangkat dua jarinya seolah menunjukkan pada Andri bahwa ia benar-benarberjanji.



Let Me Be Your EyesTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon