Part 31

340 10 0
                                    

Hi guys...Sorry for slow update. Happy reading and keep vote


Andre menarik gas motornya dengan pikiran yang kacau. Motornya melaju dengan cepat seperti gerakan seekor harimau yang sedang mengejar mangsanya. Untungnya, jalanan sekitar pada malam itu sangat mendukung laju motor Andre. Tak banyak kendaraan yang berlalu lalang karena malam sudah cukup larut.

Sesampainya di rumah, Andre langsung masuk ke kamarnya. Dilepasnya jaket yang menemaninya beberapa saat yang lalu dan ia lemparkan asal ke atas tempat tidurnya. Ia membanting tubuh atletisnya dengan kasar ke atas kasur kesayangannya itu. Perkataan Kimmy masih berterbangan di sekitar kepalanya. Jika di dalam kartun Tom & Jerry, perkataan Kimmy seperti Jerry yang muncul berterbangan di atas kepala Tom saat Tom gagal menangkapnya. Namun Andre bukan gagal menangkap Kimmy, tetapi gagal mempertahankannya.

Jam sudah menunjukkan pukul 3:15 pagi. Andre masih sibuk mencari posisi yang nyaman untuk tidur. Ia sangat benci malam ini. Untuk pertama kalinya, perkataan Kimmy menghantuinya seperti mimpi buruk. Tidak seperti sebelumnya, semua yang dikatakan Kimmy menjadi pengantar tidurnya menuju alam mimpi yang indah. Andre bangun dari posisi tidurnya dan berjalan menuju balkon kamarnya. Ia berdiri memandang langit dengan bintang yang dalam hitungan beberapa jam lagi akan berganti dengan awan. Udara dingin dan angin yang berhembus ke arahnya tidak berhasil membuatnya kedinginan. Ia terus memikirkan perkataan Kimmy. Ia mengacak-acak rambutnya frustasi. Entah apakah ia bisa menjauh dari Kimmy.

............................................

Hari ini Andre berangkat ke kampus dengan kantung mata yang terlihat jelas dibawah matanya yang ia dapat dari semalaman tak tidur. Semua mata memandang Andre heran. Tak biasanya Andre berpenampilan berantakan. Bahkan ia terlihat seperti tak mandi. Andre berjalan menyusuri koridor kampus menuju kelasnya tanpa memperdulikan banyaknya mata yang memandang ke arahnya. Sifat dinginnya kembali muncul. Senyumnya pun tak terlihat lagi. Kimmy telah membawa senyumannya pergi. Tepat di depan pintu kelasnya, ia bertemu Kimmy yang ingin melangkah masuk. Rupanya Kimmy mengambil mata kuliah yang sama dengan Andre pagi ini. Mereka menghentikan langkah masing-masing. Mata mereka bertemu sesaat sebelum Andre masuk lebih dulu meninggalkan Kimmy di tempatnya berdiri tanpa mengatakan apapun.

Tak seperti biasanya, Kimmy tak memperhatikan mata kuliah pagi ini. Konsentrasinya fokus pada Andre yang duduk tepat di bangku sebelah kanannya. Sesekali ia melihat ke arah Andre, namun Andre benar-benar seperti tak mengenalnya. Sakit memang rasanya, tapi bukankah ini yang ia inginkan?. Agar Andre menjauhinya. Kimmy menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia berusaha menyadarkan dirinya bahwa inilah yang ia inginkan.

Jam kuliah pertama sudah selesai. Disinilah Kimmy sekarang, tempat dimana semua cacing di perutnya bersorak ria karena mendapat makanan. Yup, di kantin dan tentunya bersama Lyla. Kimmy mengedarkan pandangannya ke sekeliling kantin. Ia mencari sosok Andre yang biasanya duduk tenang di meja paling pojok. Ia kembali menggeleng-geleng kepala untuk menyadarkan dirinya sendiri. Sepertinya ia belum terbiasa jika Andre menjauhinya. 

"Kayaknya Andre bener-bener menjauh dari gue deh La". Kimmy berbicara dengan nada sendu sambil mengaduk-aduk orange juicenya denga sedotan. 

Lyla yang sudah tau permasalahan Kimmy dan Andre menggelengkan kepalanya. "Kan lu yang mau My. Terus sekarang lu nyesel?". Lyla membulatkan matanya. 

Kimmy terdiam sejenak mendengar pertanyaan Lyla. Menyesal?. Satu kata itu menjadi perdebatan antara rasa cinta dan bencinya. Rasa cintanya mengatakan bahwa ia menyesal, namun rasa bencinya tak setuju. 

"Ya enggak lah. Emang harusnya begitu kan?". Kimmy sependapat dengan rasa bencinya. 

Lyla menghela napas panjang. "Terserah lu deh". Lyla melanjutkan makannya yang sempat terhenti.

..................................................

Jam kuliah telah usai sejak 10 menit yang lalu. Namun Kimmy masih duduk di koridor kampus, menunggu Pak Diman datang menjemputnya. Hari ini ia memang meminta Pak Diman untuk menjemputnya karena hujan turun begitu deras. Sambil menunggu, earphonenya setia menemaninya. Sesekali ia melirik jam yang melingkar di tangannya. Matanya memandang ke depan. Memperhatikan irama air hujan yang turun. Dan seperti biasa, sosok Andre berhasil mengalihkan pandangannya. Andre dengan motornya terlihat melaju dari parkiran menerobos derasnya hujan. Jaket yang ia kenakan sudah berubah warna karena basah. Kimmy teringat kenangannya bersama Andre dan hujan. 

"Lu udah enggak takut main hujan-hujanan lagi ya Dre?". Kimmy bergumam dalam hati sambil tersenyum pedih. Ia berusaha menahan tangisnya.

Dering handphone Kimmy terdengar. Terdengar suara Pak Diman memberitahu bahwa ia sudah sampai di depan gerbang kampus. Kimmy segera berlari ke gerbang kampus. Disaat yang bersamaan, airmata yang sempat ia bendung sebelumnya keluar dengan derasnya. Ia menangis dalam hujan. Namun hujan yang turun lebih deras, sehingga menyapu airmata Kimmy dengan cepat.

Berbeda dengan Andre. Sesampainya di rumah, Andre langsung membilas tubuhnya yang basah kuyup. Setelah selesai membilas tubuhnya, ia berjalan ke dapur untuk membuat coklat hangat. Ia duduk di meja makan sambil menikmati coklat hangat buatannya. Ia berusaha mengembalikan pikirannya seperti semula. Saat di dalam pikirannya tidak ada nama Kimmy. Namun terasa sangat sulit. Ia tak tau bagian mana di dalam pikirannya yang menyimpan nama Kimmy. Jika pikirannya adalah sebuah flashdisk, maka Kimmy seperti virus yang tidak terdeteksi. Virus yang mampu merusak dokumen lainnya. Dan andai pikirannya sama seperti sebuah flashdisk, ia hanya perlu menghapus dokumen yang di dalamnya menyimpan tentang Kimmy. Tetapi kenyataannya, pikirannya bukanlah sebuah flasdisk. Dan Kimmy bukanlah sebuah dokumen.

"Kamu kenapa melamun Dre?". Suara Peter membuat Andre tersadar dari lamunannya. 

Andre hanya tersenyum pada sosok paruh baya yang kini sudah duduk di depannya. "Andre enggak melamun Pa. Andre lagi menikmati coklat hangat buatan Andre". Andre terkekeh dan berusaha menyembunyikan pikirannya yang kacau. 

"Oh iya, kamu sudah memikirkan tawaran papa kan?". Peter membuka obrolan dengan anak bungsunya ini. Andre mengangguk sambil menyeruput coklatnya. 

"Lalu?". Peter kembali bertanya. 

Andre terdiam sejenak. Ia meyakinkan dirinya bahwa keputusannya adalah yang terbaik. "Andre setuju Pa. Andre akan ikut ke Australia. Besok Andre akan urus semuanya di kampus. Setelah itu Andre akan menyiapkan keperluan Andre disana". Andre menghela napas panjang. Ia sudah memikirkan ini sejak kepulangannya dari rumah Lyla. 

"Kok terburu-buru begitu? Masih ada waktu 1 minggu lagi Dre". Peter terkejut mendengar jawaban Andre. Seingatnya Andre sangat tidak bersemangat saat pertama kali ia mengutarakan rencananya ini. 

"Lebih cepat lebih baik kan Pa? Andre juga perlu persiapan untuk kesana". Andre kembali menyeruput coklatnya. Peter hanya mengangguk sambil tersenyum pada Andre.

Let Me Be Your EyesWhere stories live. Discover now