VI

1.7K 89 1
                                    

Gil masih sibuk menggerutu. Bisa-bisanya disaat ia sibuk mencari jejak samurai hitam, justru dua sejoli yang sedang dimabuk asmara itu dengan bahagianya berteduh di bawah pohon rindang.

Tapi tunggu, bukannya tadi Gil yang menawarkan diri? Tapi..niatnya kan demi menjauhi lelaki bermuka dua itu dengan ketua tercintanya. Sekalian pencitraan di hadapan pujaan hati. Namun sayang, niatnya justru membawa petaka pada dirinya.

Gil sibuk menendangi kerikil yang menghalangi jalannya, bahkan tanpa melihat sekelilingnya. Tanpa sadar sepatu jeraminya membawa dirinya ke suatu pasar.

Gil menatap bingung kondisi di sekelilingnya. Seolah pemuda itu baru terbangun dari fantasinya. Gil menapakkan kakinya dengan ragu walau ia tetap berjalan menyusuri pasar tersebut.

Suara kebisingan para penjual dan pembeli tampak mendominasi pasar yang ia perkirakan letaknya tak terlalu jauh dari hutan yang ia lewati.

Matanya sibuk menelisik satu persatu interaksi antara penjual dan pembeli. Semoga saja di pasar ini ia dapat menemukan jejak Sang Samurai Hitam.

"Ayo Tuan dicicipi kue berasnya!" Tawar seorang penjual kue beras kepada Gil.

Gil menatap lapak dagang penjual tersebut lama, bibirnya berkedut-kedut membentuk seringaian. Tak apa lah ia bersantai sejenak sambil menikmati kudapan pasar. Toh nanti ia bisa memamerkannya kepada kesemek kering itu (Jun).

Dengan senang hati pun Jun berjalan menuju gerobak kue beras yang ditawarkan. Matanya berbinar lantas mengambil beberapa buah kue beras untuk dicicipi.

"Ayo dicicipi Tuan! Kami memberikan potongan harga khusus untuk hari ini!" Ujar Ahjumma penjual kue beras itu.

Gil memasukkan beberapa buah kue beras dengan lahapnya. "Benarkah? Tumben sekali...memangnya ada perayaan?" Balasnya dengan mulut yang masih menyisakan kue beras.

Ahjumma itu mengangguk "Hari ini desa kami akan kedatangan Tuan Yoon! Maka dari itu kami menyambutnya dengan mengadakan pasar murah seperti ini"

Gil terdiam sejenak sebelum menelan sisa kue berasnya. "Tuan Yoon, siapa dia?"

Ahjumma itu menepuk dahinya. "Astaga, Tuan pasti dari desa lain ya? Pantas saja Tuan tidak mengenalinya"

"Astaga Ahjumma, jangan memanggilku Tuan. Derajatku sama denganmu Ahjumma" koreksi Gil yang nampak keberatan dengan sebutan Tuan.

"Kau adalah kesatria Tuan. Semua orang bisa melihatnya hanya dengan tanda ikat kepalamu itu. Sekalipun Kau berderajat sama dengan orang tua ini, tapi tetap saja Kau harus lebih dihormati" jelas Ahjumma itu sambil menunjuk kepalanya ke arah ikat kepala Gil.

Gil membulatkan mulutnya. Pantas saja In Hwa memaksanya untuk membiarkan ikat kepalanya dilukis membentuk gambar pedang. Ternyata itulah simàbol bahwa Gil merupakan seorang kesatria.

"Ngomong-ngomong Ahjumma. Sebenarnya siapa sih Tuan Yoon yang Kau maksud itu?" Tanya Gil kembali berusaha mengembalikan topik mengenai 'Tuan Yoon'.

"Tuan Yoon itu adalah pahlawan bagi desa kami. Dia bukanlah pejabat maupun gubernur melainkan Tuan Yoon hanyalah tokoh masyarakat yang terpandang di seluruh Joseon. Ia lah orang yang selalu membantu desa kami dan desa lainnya yang tertindas. Bagi orang awam sepertimu mungkin kau lebih mengenalnya dengan sebutan Tuan Samurai. Apakah kau pernah mendengarnya?" Tanya Ahjumma itu.

Gil tersentak kaget. Samurai,apakah dia adalah Tuan Yoon?

"Ahjumma, apakah dia juga dijuluki sebagai Samurai Hitam?" Tanya Gil kembali harap-harap cemas.

Ahjumma itu mendesis sambil berusah mengingat. "Sepertinya tidak. Kami tidak tahu apakah di daerah lain Tuan Yoon dijuluki samurai hitam"

Gil menganggukan kepala tanda mengerti, walau sebenarnya ia tidak boleh merasa terlalu berharap oleh Tuan Samurai itu.

"Sebentar lagi arak-arakan Tuan Yoon akan datang. Tuan lihat saja" tukas Ahjumma itu sambil melongokkan kepalanya melihat tanda-tanda kedatangan Tuan Yoon.

"Arak-arakan Kau bilang, Ahjumma?" Selidik Gil. Maklum, baru kali ini ia mendengar kedatangan seorang tokoh masyarakat seperti kedatangan jenderal usai berperang saja.

"Tuan Yoon sebenarnya bukan hanya seorang tokoh masyarakat, melainkan juga salah satu saudagar termasyhur Joseon hingga namanya terdengar sampai negeri seberang...selain itu ia juga memiliki pengikut yang banyak padahal ia bukanlah seorang seperti Confusius. Namun nyatanya banyak yang bersedia menjadi pengikutnya bahkan menjadi pelayannya demi menebus rasa terimakasih mereka dengan pertolongan Tuan Yoon"

Gil mengangguk-anggukkan kepala tanda mengerti. Ternyata pengaruh Tuan Yoon lebih luar biasa dibandingkan perkiraannya. Sekarang ia jadi semakin penasaran, siapa itu sebenarnya Tuan Yoon? Mengapa tokoh terkenal seperti itu tidak dikenalinya?

Tiba-tiba saja mulutnya tergelitik mengeluarkan sebuah pertanyaan, "Siapa nama lengkap Tuan Yoon?"

Ahjumma itu tampak menoleh sejenak merasa kembali ditanya. "Namanya? Namanya itu kalau tidak salah Yoon Jun Sang, iya Yoon Jun Sang"

Nama yang asing namun familiar. Ia tak pernah mengetahui nama itu namun Gil rasa ia pernah merasakan orang yang berbeda menyebut nama itu.

Tiba-tiba saja suara berat dan lantang yang diketahuinya berasal dari pemimpin arak-arakan Tuan Yoon itu berteriak agar memberikan jalan.

"Beri jalan untuk Tuan Yoon!" Teriaknya lantang disusul dengan merapatnya para pengunjung maupun pedagang hingga jalanan terasa kosong melompong.

Tanpa disuruh, sontak mereka langsung membungkukkan badan menaruh hormat kepada orang istimewa dengan senyum hangat di atas tandu.

Gil pun turut membungkuk namun kepalanya ia dongakkan agar dapat melihat rupa Tuan Yoon. Beruntung tandu tersebut merupakan tandu terbuka sehingga dapat disaksikan rupa pahlawan mereka.

Tapi ada yang aneh...seingatnya ia pernah mengenali wajah lembut namun berwibawa itu, dan juga seingatnya nama lelaki itu bukanlah Yoon Jun Sang.

Karena sekarang Gil menyadari, jika Yoon Jun Sang yang dielu-elukan warga desa ini ternyata ia mengenalinya dengan baik. Bukan sebagai Yoon Jun Sang melainkan sebagai seorang Hwang Jok Ba, paman dari Hwang In Hwa.
***

A/N : maafkan aku teman2 karena baru muncul skrg. Soalnya dari sejak terakhir aku nulis, aku bener-bener kehilangan mood buat nulis. Bahkan parahnya aku kalau mampir ke wattpad gak mau coba utk buka tulisan sendiri. Aku sendiri jg ga tau knp, tapi doain aja semoga otak aku langgeng biar bisa update setiap hari. 😊

In Hwa : The Queen Of Hwasung-doTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang