BAB 3

3 0 0
                                    

Hari itu adalah hari pertama masuk untuk tahun ajaran yang baru. Hye Mi yang masuk kelas 2-1, sama sekali tidak tertarik dengan teman sekelas nya yang baru.
Bel tanda mulai nya tahun ajaran yang baru berdering. Semua murid masuk ke kelas baru mereka, menyambut suasana dan teman yang baru. Hye Mi duduk di salah satu bangku yang berada di paling belakang, kemudian menghela nafas dalam-dalam.
Seorang murid laki-laki dengan penampilan yang sedikit berantakan datang, kemudian berjalan menuju bangku di sebelah kanan Hye Mi. Ia menaruh tas, duduk, kemudian mengangkat kakinya ke atas meja. Hye Mi terkejut, memangnya jaman sekarang masih ada yang menaruh kaki diatas meja belajar di sekolah? Seperti cerita preman jaman dulu saja.
Rasa penasaran menyerbu Hye Mi. Hye Mi melirik pada murid itu, berusaha untuk melihat wajah murid itu. Namun saat mata mereka bertatapan, Hye Mi sadar akan sesuatu. Ia pernah melihat orang itu sebelumnya.
Sepanjang jam pelajaran--lebih tepatnya saat perkanalan di kelas--, Hye Mi tidak berhenti-henti nya memperhatikan Yoo Jae Hoon, orang yang mulai sekarang akan duduk di sebelah kanan nya itu.
Hye Mi akhirnya memutuskan untuk memberanikan diri memberikan secarik surat pada Jae Hoon sambil tersenyum. Jae Hoon menerima, membuka serta membaca nya.
"Hey Yoo Jae Hoon, kau orang itu kan? Roti isi daging?"
Jae Hoon tertawa tanpa suara ketika membaca surat itu. Jae Hoon menatap Hye Mi tak percaya. Jae Hoon menaikkan pundaknya sembari tersenyum pahit, disusul dengan Hye Mi yang tersenyum senang pada Jae Hoon.
Sejenak Jae Hoon menggoreskan pena nya pada secarik kertas, kemudian menyerahkannya pada Hye Mi.
"Jangan sok kenal,"
FLASHBACK
Joon Seung terlihat sangat panik, ia berkali-kali mengatakan "Ah, bagaimana ini! Bagaimana ini!" sambil menoleh ke kanan dan ke kiri untuk mencari bala bantuan.
Sambil mengerang kesakitan, Hye Mi mencoba untuk meraih lengan blazer yang dikenakan oleh Joon Seung. Dengan suara yang gemetar Hye Mi berkata, "T-to-tolong aku, ku-kumohon! Tolong a-ak-aku--"
Sial, Joon Seung malah meninggalkan Hye Mi dengan wajah yang penuh rasa penyesalan. Hye Mi yang sudah tak mau bergantung dan percaya pada orang lain itu akhirnya memutuskan untuk bangkit dan mengobati diri nya sendiri dengan semua kekuatannya yang tersisa. Hye Mi bangkit, kemudian pergi.
Hye Mi berjalan di lorong sekolah dengan menyeret-nyeret tubuh nya sambil berpegangan pada tembok. Ia memegangi perut nya yang terasa perih, sambil terus mengerang kesakitan. Beberapa siswa yang melewati Hye Mi hanya memandangi Hye Mi sambil tertawa dan terus berjalan melewati Hye Mi. Tidak ada satu pun yang memperdulikan Hye Mi. Sial, dari tadi sama sekali  tidak ada guru yang lewat. Apa boleh buat, tidak ada yang akan menolongnya. Hye Mi harus mengobati dirinya sendiri.
Dua langkah kemudian, Hye Mi terjatuh. Ia menyadari bahwa ia belum makan apa-apa sejak pagi. Perutnya berkali-kali bunyi, meminta untuk segera diisi oleh pemiliknya.
Sesosok pria berbadan tinggi tiba-tiba saja muncul dengan membawa sebungkus roti isi daging.
Hye Mi yang sudah tidak berdaya terbaring lemah di lantai. Ia hendak berdiri lagi, namun tenaga nya benar-benar sudah terkuras habis. Ketika hendak mencoba berdiri lagi untuk yang kesekian kalinya, Hye Mi melihat sebuah tangan yang menyodorkan sebungkus roti isi daging padanya.
"Makanlah. Kau terlihat mengerikan,"
"Ah, gamsahamnida6" Hye Mi sedikit membungkuk sembari menerima roti itu. Membukanya, kemudian memakannya.
"Uwah, ini enak!" Gumam Hye Mi pelan.
Orang itu tertawa sembari memakan roti nya sendiri. "Kau makan dengan lahap,"
"Aku tadi nya benar-benar sekarat, tapi jujur saja setelah memakan roti ini--" Hye Mi menghentikan ucapannya ketika ia sadar siapa sebenarnya orang yang menolong nya itu.
Tidak ada name tag pada seragamnya, rambutnya pun sedikit panjang dan acak-acakan. Tapi justru itu yang membuat nya mudah dikenali. Itu adalah Yoo Jae Hoon.
Dan dia lah yang dunia ini sebut sebagai... Berandalan.
"Jangan melihatku seperti itu, aku tidak akan menghajarmu." Jae Hoon mengunyah lagi roti miliknya.
Hye Mi tersenyum, kemudian bergumam pelan. "Gamsahamnida. Jinjja,"
FLASHBACK END
"Apa-apa an dia sangat sombong," Gerutu Hye Mi sembari membuang sampah botol plastik yang sudah ia remas sebelumnya. Awalnya, Hye Mi sangat senang mengetahui bahwa ia sekelas dengan Jae Hoon. Bagaimana pun, Hye Mi belum berterimakasih dengan benar pada Jae Hoon, jadi ia ingin berterimakasih lagi. Tapi... Ah, sudahlah!
Pikiran Hye Mi melayang kemana-mana, dan ia sekarang berjalan tanpa memperhatikan jalan. Membuat sebuah kecelakaan kecil terjadi, BRAK!!
Tubuh Hye Mi yang lemah terhempas ke tanah karena tubuhnya tertabrak.
"Ah, mian--" Ujar Hye Mi spontan meminta maaf.
Mendongak, Hye Mi melihat bahwa orang yang ia tabrak tak lain adalah Min Hyuk. Min Hyuk terlihat terkejut melihat Hye Mi yang menabraknya.
"Oh, kau!!" Sebuah suara muncul dari belakang Min Hyuk. Suara Joon Seung.
"Kau anak baru itu kan?!" Joon Seung melompat keluar dari belakang Min Hyuk dengan gaya yang persis seperti kera, ia dengan cepat membantu Hye Mi berdiri dan mencengkram kedua bahu nya.
Joon Seung mengguncangkan tubuh Hye Mi. "Maaf waktu itu tidak dapat menolongmu!" Ekspresi Joon Seung terlihat sangat sedih, membuat Hye Mi bingung.
"Eh, kau siapa?" Hye Mi melirik Min Hyuk, kode bahwa ia meminta bantuan. Sial, Min Hyuk tampaknya tidak perduli.
"Yaampun kau lupa?~" Sekali lagi Joon Seung mengguncangkan tubuh Hye Mi. Otak Hye Mi berusaha bekerja, mengingat-ingat kembali semua kejadian yang terjadi padanya belakangan ini. Tapi seberapa dalam pun Hye Mi mengorek ingatannya, ia tetap saja tidak ingat.
"Ngomong-ngomong kau tidak terluka kan? Kau baik-baik saja?" Lanjut Joon Seung. Joon Seung memperhatikan Hye Mi. Mulai dari kepala hingga kaki. Memastikan bahwa tidak ada luka serius yang tertinggal pada tubuh Hye Mi.
Hye Mi menggeleng pelan, kemudian menelan ludah. Jujur saja, Hye Mi terlihat sangat canggung.
"Ah, syukurlah!" Spontan, Joon Seung hendak merangkul Hye Mi.
Min Hyuk kesal melihat sikap 'sok akrab' Joon Seung itu. Secara spontan pula, Min Hyuk menarik Joon Seung menjauh dari Hye Mi. Melempar Joon Seung ke samping seperti melempar botol ke tempat sampah. "Kau berisik sekali Joon Seung,"
"Oppa!!" Sebuah suara yang sudah tidak asing lagi tiba-tiba terdengar. Hyun Hee terlihat dari kejauhan dengan wajah lesu nya.
"Jadi kau benar-benar pacaran dengannya?!" Hyun Hee berlari agar jarak nya dengan Min Hyuk semakin dekat.
Min Hyuk menghela nafas. Lagi-lagi Hyun Hee mencampuri urusannya.
"Itu bukan urusan mu kan?"
"Aku melihat kalian berdua di SanGeum Park! Kupikir kau mengajak nya kesana karena kau mau meledek nya atau apa, tapi ternyata kau benar-benar bersenang-senang dengan nya!Kupikir aku salah lihat karena setelah kejadian itu kalian tidak pernah bersama lagi, tapi kenapa sekarang kau bermain dengan gadis miskin ini lagi!" Hyun Hee menarik nafas setelah berbicara panjang tanpa jeda sedikit pun. Mendengar kata 'Gadis miskin', emosi Min Hyuk melunjak.
"Jadi kalian benar-benar pacaran, oppa?!" Sekejap, beberapa murid perempuan ikut berkerumpul di sekeliling Min Hyuk. Tentu saja untuk ‘mengadili’ Min Hyuk.
"Eh kalian pacaran?!"
"Bohong! Bukannya oppa sama Hyun Hee ya?"
"Oppa, aku sedih!"
"Tidak mungkin kan?"
"Ngak boleh!"
Keadaan makin ramai dan heboh. Hye Mi merasa bersalah pada Min Hyuk. Kalau orang-orang berfikir mereka pacaran, Hye Mi yakin itu akan merusak nama baik Min Hyuk. Bagaimana pun Min Hyuk pernah menolongnya, ia harus berbuat sesuatu!
Hye Mi yang sudah terlempar keluar dari kerumpulan murid perempuan itu pun mencoba untuk menerobos dan masuk kembali kedalam kerumunan.
"Tunggu! Kalian salah paham!" Teriakan Hye Mi membuat semua orang berhenti mengeluarkan suara. "Kami tidak pacaran, dan soal SanGeum Park, itu ide ku untuk pergi kesana. Min Hyuk sunbae sebenarnya menolak tapi aku yang memaksa,"
Hye Mi mengedarkan pandangannya ke seluruh murid perempuan yang ada disana dan sedang menatapnya saat itu. Dengan berani, Hye Mi melanjutkan, "Sunbae membenciku, jadi jangan salah kan dia lagi,"
Wajah Hyun Hee terlihat agak lega mendengan perkataan Hye Mi. Namun sebaliknya, Min Hyuk malah terlihat agak murung. Wajahnya sedikit menunduk.
Hye Mi bingung karena Min Hyuk tidak membantu nya dan hanya diam saja. Dengan segenap keberaniannya yang tersisa, ia pun berjinjit dan memeluk Min Hyuk, kemudian membisikkan sesuatu ke telinga Min Hyuk.
"Cepat katakan kalau kau membenciku dan itu hanya salah paham. Setelah itu pergilah, semua nya pasti beres. Tenang saja,"
Min Hyuk tidak bergerak sedikit pun. Ia terdiam di tempat.
"Jadi kau tidak menganggapku serius ya," Min Hyuk membalas pelukan Hye Mi dengan lembut.
Hye Mi terkejut mendapati bahwa tubuhnya berada dalam dekapan Min Hyuk. Tubuh mereka menempel sepenuhnya, dan bagi Hye Mi rasa nya sangat aneh. Min Hyuk melepaskan pelukannya, kemudian pergi meninggalkan tempat itu dengan wajah murung. Pergi meninggalkan Hye Mi yang masih berusaha mencerna apa yang di katakan Min Hyuk barusan. Serius? Apa nya yang serius?
---
Pelajaran matematika--pelajaran tepat sebelum bel pulang sekolah--baru saja dimulai, namun Jae Hoon sudah sangat ngantuk. Mata nya sangat berat sampai-sampai untuk menahannya agar tetap terbuka saja susah.
Hye Mi sedari tadi berusaha untuk mencuri pandang pada Jae Hoon. Saat ketahuan, Hye Mi akan segera melemparkan pandangannya ke arah buku catatannya, dan pura-pura menulis. Lucu sekali Hye Mi, seperti anak kecil.
"Baiklah. Untuk pelajaran kali ini, tolong buat kelompok dengan 2 anggota,"
Ah, lagi-lagi membuat kelompok. Hal yang paling dibenci Hye Mi. Kali ini bukan 5 atau 6 anggota, tapi hanya 2 anggota. Hye Mi yakin dia akan sendiri an lagi kali ini. Yah, apa boleh buat.
Suasana kelas sekejap menjadi ramai tepat setelah mendapat tugas membagi kelompok. Beberapa siswa berlari kesana-kemari untuk mencari anggota kelompok, sebagian dari mereka berteriak dari jauh.
Hye Mi memilih untuk tetap diam sambil mengedarkan pandangan nya. Namun tiba-tiba ia sontak menjerit dengan pelan ketika sebuah buku terlempar dan jatuh tepat di meja nya. Jae Hoon mendekatkan kursi nya ke meja Hye Mi.
"Apa yang kau lakukan?" Hye Mi menoleh dan menatap tajam pada Jae Hoon.
Jae Hoon berdecak, kemudian mengalihkan pandangannya. "Jangan banyak bicara, aku hanya tidak mau mengerjakannya sendirian!"
Setelah bel pulang sekolah berbunyi, Hye Mi tetap berada di kelas untuk mengerjakan tugas matematika nya, tugas yang seharusnya ia kerjakan berdua dengan Jae Hoon. Tapi sedetik setelah bel pulang sekolah berbunyi Jae Hoon sudah pergi meninggalkan sekolah. Masalahnya, besok tugas itu harus sudah dikumpulkan. Jadi apa boleh buat, Hye Mi terpaksa harus mengerjakannya sendirian.
Sebenarnya selama mengerjakan tugas Hye Mi banyak mengeluh, jadi ia memutuskan untuk pergi ke kantin dan membeli sebungkus kripik kentang. Karena makanan itu selalu bisa jadi obat stress, benar kan?
---
Seperti biasa, Min Hyuk dan ketiga temannya berlatih basket sepulang sekolah. Dengan beberapa murid perempuan yang menonton dari luar lapangan sambil menjerit-jerit mengagumi Min Hyuk.
"Kau melamun lagi hari ini, kenapa?" Tanya Joon Seung yang bingung melihat Min Hyuk sedang memperhatikan sesuatu sambil melamun.
"Ah, dia... Tidak ada disitu lagi," Jawab Min Hyuk tanpa mengalihkan pandangannya pada sebuah kursi panjang yang terletak tak jauh dari lapangan tempat ia berada sekarang.
Alis Joon Seung terangkat penasaran, ia sedikit memajukan kepalanya. "Siapa?"
"Hye Mi," Gumam Min Hyuk pelan. Sangat pelan sehingga Joon Seung sendiri tidak bisa mendengar dengan jelas.
"Ini sudah yang kedua kali nya aku melihat kursi itu kosong saat pulang sekolah, dan setiap kali dia tidak ada disitu, sesuatu pasti terjadi padanya," Jelas Min Hyuk.
"Hah? Siapa kau bilang?" Joon Seung menuntut pengulangan tepat ketika Min Hyuk memutuskan untuk melangkahkan kaki nya pergi dari lapangan itu untuk mencari Hye Mi. Tak terima, Joon Seung menarik lengan baju Min Hyuk.
"Hey kau mau kemana?!" Joon Seung panik. Terlihat jelas dari raut wajahnya, ia khawatir. Min Hyuk selama ini tidak pernah bolos latihan. Sekali pun tidak. Walau ada masalah pun, dan saat dirinya sakit pun ia tidak pernah bolos latihan. Tapi akhir-akhir ini Min Hyuk sering bolos. Ini sudah yang kedua kali nya Min Hyuk mau melarikan diri dari latihan. Jelas saja jika Joon Seung khawatir.
Min Hyuk yang jauh lebih panik dari Joon Seung berusaha melepaskan diri. Namun Joon Seung malah mencengkram lengan baju Min Hyuk lebih kuat. "A-aku harus menolongnya," Sekali lagi, Min Hyuk berusaha melepaskan diri.
"Yaampun ada apa dengan mu?! Siapa yang mau kau selamat kan itu hah? Memang nya kau pahlawan? Lupakan tentang menyelamatkan orang itu, jatah bolosmu sudah habis." Dengan dingin Joon Seung menyeret Min Hyuk.
Min Hyuk memberontak. Kali ini berhasil. Min Hyuk lebih kuat. "Aku selalu melihat dia berada di sana saat kita berlatih disini saat pulang sekolah dan istirahat. Tapi beberapa waktu yang lalu, aku tidak melihatnya saat pulang sekolah. Aku mengabaikan nya, tapi waktu selesai latihan, aku melihatnya sedang berada di UKS sendirian. Tubuh nya penuh luka." Min Hyuk ngoceh panjang lebar, sementara Joon Seung masih saja tidak mengerti celotehan Min Hyuk.
"Beberapa waktu setelah itu, aku lagi-lagi tidak melihat dia disana saat pulang sekolah. Aku memutuskan untuk bolos latihan dan mencarinya. Tepat seperti dugaanku, sesuatu terjadi padanya. Jadi kali ini, kumohon biarkan aku menolongnya," Min Hyuk terus saja ngoceh, tanpa membiarkan Joon Seung berkata sepatah kata pun.
Joon Seung tertawa mengejek. "Apa-apa an ini? Kau biasa nya tidak perduli soal begitu an,"
"Maaf, kuharap kau mengerti," Tanpa pikir panjang Min Hyuk segera berlari. Sementara Joon Seung hanya bisa berdecak kesal melihat kelakuan aneh temannya itu.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 27, 2016 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Experiencing Love.Where stories live. Discover now