Double K

978 63 5
                                    

"selamat tinggal, Hidan-san.. tenanglah bersama dewa Jasin" Kakashi tersengal dan terduduk di depan Hidan.

Jlebb

"AAAKH!!" Kakashi berteriak kencang seakan benar-benar merasa kesakitan yang amat dahsyat.

Hidan terpaku, tubuhnya benar-benar sudah mati rasa dan tidak dapat di gerakan, bukan.. bukan karena jarum suntik, tapi karena reaksi dari tubuhnya yang entah mengapa bisa seperti itu, kini dia hanya dapat duduk dengan kaki di lipat dan tangan tejulur lemas tanpa gerakan, matanya menatap Kakashi yang menyunggingkan senyum sambil menahan rasa sakit.

"ck.. sial, si tua Bangka itu tidak memberitahuku kalau rasanya akan sesakit ini!"

"kau hh.. haah haah... apa yang kau hh.. lakukan hah?! Brengsek!" dengan sekuat tenaga Hidan memberikan sebuah bogeman kepada Kakashi, meski berakhir malah seperti sebuah elusan pada pipi pemuda bersurai silver itu.

"kau tahu?" kakashi menarik nafas dalam-dalam dan mengembuskannya. "yang tadi masuk ke dalam mulut mu, itu adalah racun, dan yang baru saja kusuntikan di tanganku adalah penawarnya"

"kenapa? Hh..Kau melakukan ini?" napasnya semakin berat, serasa seperti jantung dan paru-paru baru saja diremas dengan kuat.

"kenapa? Tentu saja karena aku ingin"

"dan oh.. yang kau katakan kalau aku dan Sasori adalah dalangnya.. oh, c'mon dude. You're make a big wrong if you say that Sasori was a part of this act, he is so innocent" dan perkataan itu membuat kedua mata Hidan membola. Pasalnya mereka sudah merencanakan untuk membunuh keduanya sekalian dalam misi kali ini, sekarang dia harus bagaimana?.

Kakashi berdiri dan berjalan pergi menjauhinya "jika kau berusaha berteriak, itu percuma saja karena dalam dua puluh detik kau akan mati, jika kau mati, mereka akan lebih mencurigai Sasori atau bahkan langsung membunuhnya. Baiklah kalau begitu aku pergi, jaa"

Tap

Baru selangkah berjalan Kakashi kembali menghadap Hidan dan berkata "karena kau akan mati, akan ku beritahu sesuatu tentang boss Orochimaru"

"....." seketika Hidan diam, Kakashi telah mengatakan sesuatu melalui gerak bibirnya, ia mengatakan sesuatu yang benar-benar mengejutkan dan membuat Hidan selama ini tersadar kalau semua ini memanglah jebakan, baik untuknya, secret police, maupun yang lainnya. Ini semua untuk memusnahkan semua yang terlibat dalam suatu kejadian.

"HAAAAARRRRGHH!!!!!!" ia berteriak. Kesal! Kenapa ia baru menyadari semua ini?! Kenapa juga harus mengenai hal itu. Ia jatuh tertidur menghadap lantai.

"Naruto.." gumamnya perlahan dengan perasaan campur aduk. Hingga tanpa ia sadari kepalanya memberat dan denyut jantungnya melemah hingga ia terkapar dan jantungnya berhenti bekerja.

"Naruto.. kau dengar?" Naruto yang berada di depan Pein langsung menoleh ke arah sumber suara, mencoba mempertajam pendengarannya.

"apa?" percuma saja, dia tidak mendengar apapun, memang bisa dibilang pendengarannya akhir-akhir ini menurun karena jarang dipergunakan. Pein tanpa banyak bicara langsung berjalan dengan cepat menuju asal suara yang sempat didengarnya.

"aku mendengar suara selongsong jatuh" ucapnya.

Mereka terus berjalan dengan wajah serius, dengan fikiran yang mengabur ke sana kemari mengira-ngira siapa yang telah melakukan hal itu. Tanpa mereka sadari suara itu semakin terdengar hingga sekarang seperti dua orang yang saling bicara, dan mereka kenal dengan suara masing-masing dari dua orang disana.

Benar saja, disana sudah ada Sasori dan Kakuzu yang saling menodongkan senjata masing-masing. Dari wajah masing-masing dari mereka terpancar ketakutan, amarah, dendam, dan kekecewaan yang begitu campur aduk.

HoneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang