grand final..

990 61 9
                                    

"Naruto itu..

Terlalu bodoh untuk mengetahui kalau dia sdah mati atau belum" tawa pela Sasori kini menular pada Pein.

"hahaha.. yaah.. kau benar, dia itu baka! Yosh!"

"baiklah...! Ayo kita basmi dua K yang merepotkan itu!" ucap Sasori sambil mengepalkan tangannya.

"Perkataanmu sekarang seperti Shikamaru si secret police yang sering kau bicarakan itu"

"mau bagaimana lagi, selalu mengambil info darinya membuatku jadi hafal sikap oyaji yang satu itu!" dan mereka tertawa pelan sambil berjalan masuk ke lab tersembunyi itu. Setidaknya tawa mereka berhasil mengurangi ketegangan yang menjadi atmosfer mereka saat itu.

.
Honey
Chapter 9
.

Sasuke keluar dari apartemennya dan berjalan cepat menuju motor, sebuah motor ninja hitam dengan helm senada. Langkahnya lurus dan semakin cepat, tanpa menoleh kemana-mana. Ia tidak menyadari bahwa segerombolan orang sudah ada di belakang sang raven, menatapnya waspada.

"hei! Uchiha!" Sasuke menoleh, Neji memanggilnya dengan wajah tersenyum miring. "apa kau punya waktu, tenang saja.. tidak akan lama".

"apa maumu?" ucap Sasuke datar.

"hanya ingin minta sedikit bantuan"

"how dare you are" Sasuke terkekeh "kau pikir aku akan membantu?"

"sure you will, and you must" dan kemudian gerombolan itu berjalan mengerumuni Sasuke, sialnya ia tidak membawa senjata apapun hingga harus berkelahi tangan kosong. Bukannya takut, tapi dengan seperti ini waktunya akan terbuang sia-sia.

Salah satu maju dan menendang, namun Sasuke berkelak menunduk dan menarik kaki lalu memutar. Datang satu lagi dari belakang namun sudah terkena pukulan dari kaki kiri Sasuke. Seluruhnya maju dan menyerang, Sasuke nyaris kewalahan dengan nafas tersengal.

Semakin lama semakin berkurang jumlah penyerang. Namun gerak Sasuke terkunci oleh dua orang yang memegang tangan kanan dan kirinya, kakinya bergerak menendag namun dipukul dengan tongkat oleh salah satu dari mereka hingga terdengar bunyi keretak. Tangan kanan dan kirinya ia gerakkan melintang hingga terlepas, namun tidak beruntung karena kepalanya dipukul dengan balok kayu hingga patah, Sasuke lemah dan jatuh telungkup.

"naah, now.. listen to me" Neji bergerak mendeka. "bantu aku untuk memenangkan taruhan ini, tugasmu hanya duduk manis menerima beberapa pukulan dan sedikit bergaya"

Sasuke sudah tidak dapat bergerak lagi, kepalanya sangat sakit dan darah keluar dari pelipisnya. "bawa dia" kalimat itu terakhir ia dengar setelah kemudian seorang anak buah memukul kepalanya hingga semua gelap.

.

Naruto terus berlari, matanya tak henti menatap was-was sekitar, takut-takut ada yang menyerangnya bila ia tak pasang mata. Langkahnya kini tertuju pada sebuah tempat, ruangan tepatnya. Tergambar jelas dalam denah aneh yang diberikan kepadanya lewat Hanabi waktu itu. Sebuahh pintu dengan warna hitam bercorak bunga edelweiss adalah tujuannya, namun sangat disayangkan belum ditemukannya sampai sekarang.

Kakinya terasa sakit, ia sudah lelah berlari dan mencari. Setiap penjuru ruangan sudah dditelusurinya, dari mulai lab, ruang rawat, hingga lapangan indoor aneh sudah dilewati pemuda tan itu namun sang gadis belum juga ditemukan. Hatinya mulai putus asa. Namun sinar terang yang bernama harapan itu datang. Diujung lorong itu, sebuah pintu berdiri kokoh, berwarna hiam dengan corak bunga edelweiss membuat langkah lelahnya bergerak lebih cepat.

Ia sudah sampai di depan pintu itu, namun serasa ada yang aneh dengan pintu itu. Dia tidak mempunyai daun. Maksudnya daun pintu, dan tidak ada pula lubang kunci disana. Dengan segera Naruto mundur, menyiapkan ancang-ancang, dan...

HoneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang