Chapter 3 : Two Different Purposes

2.3K 249 14
                                    

Preview

Laki-laki itu tak mengalihkan pandangannya walaupun saat berbicara. Senyumnya juga tak sedikitpun hilang.

"Tuan, ini akan berbahaya jika dia benar-benar informan. Walaupun kita bisa memanfaatkannya."

"Kau benar, dia bisa menjadi kelemahan kita. Tapi aku yang akan menjaganya. Lagipula, targetnya sepertinya sama dengan kita."

Bawahannya hanya bisa berdecak dan menggelengkan kepalanya. Dia sudah hafal betul, bagaimana jika Tuannya ini sedang jatuh cinta. Apapun yang ia katakan tak akan di dengarkan oleh Tuannya itu.

"Tuan terkena efek tak berkekasih selama 22 tahun"

Ucapannya berhasil membuat Tuannya menoleh ke arahnya. Memberikan pandangan yang tajam. Benar, dia paling tidak suka jika sudah disindir seperti itu. Baginya sifatnya yang seperti itu adalah sifat wajar orang yang sedang jatuh cinta.

"Ah, ya... Junhui baru saja berkunjung dan menyampaikan bahwa Tuan muda Kim setuju dengan perjanjian kita kemarin."

Ekspresi wajah Tuan muda kali ini melembut. Ia tersenyum senang. Diikuti dengan seringainya dan ledakan tawanya. Rencana yang ia inginkan berjalan sesuai keinginannya. Ada satu hal yang sebenarnya ia benci di dunia yang ia geluti ini. Dan ia ingin menghilangkannya. Itu sebabnya ia mencari banyak teman untuk menjalankan semua rencananya.

"Ketika permainan dimulai, ini akan menyenangkan, Kawan."

Perkataannya terdengar jelas. Menunjukkan bahwa rencananya akan dimulai.

***

Normal POV

Tokyo, 26 September 2015

Suasana malam area 2 seolah tak pernah redup. Lampu-lampu bar yang berkelap-kelip, lalu lalang laki-laki ataupun perempuan, bahkan mobil-mobil yang melaju dengan kencangnya. Shinjuku, kota yang tak pernah mati.

Bar milik Hoshi kali ini benar-benar ramai. Membuatnya kewalahan melayani tiap-tiap orang yang keluar masuk barnya. Suasana riuh seketika hening ketika pintu bar terbuka. Menampakkan dua sosok jangkung dengan pakaian serba hitam. Membuat semua orang disitu membungkuk hormat. Sepertinya ada sesuatu yang membuat kedua orang itu memakai pakaian formal di tengah-tengah bar.

"Malam, Sayang."

Salah satu dari mereka menyapa Hoshi. Memberikan senyuman khasnya yang membuat Hoshi berdecih. Hoshi mengabaikan laki-laki itu dan memanggil seseorang yang lainnya.

"Mereka sudah menunggu di lantai dasar. Di ruang biasanya."

Lelaki yang baru saja di beritahu Hoshi pun menarik rekannya. Mengisyaratkan untuk segera meninggalkan tempat ini dan menuju ruangan yang di maksud. Sepanjang mereka berjalan, tak ada satupun dari para pengunjung yang duduk tegak. Semuanya membungkuk hormat kepada dua lelaki itu. Sudah jelas itu karena status mereka. Pemilik wilayah dimana bar ini berdiri. Wilayah yang semuanya bernamakan italia.

Kedua lelaki ini akhirnya sampai pada sebuah ruangan. Cukup gelap karena bisa dikatakan ini adalah ruang diskusi. Benar, ini adalah ruang diskusi para petinggi mafia yang berhubungan dengan famiglianya.

"Seperti biasa kau membuatku menunggu, S.Coups-ssi."

"Cih! Kau saja yang datang terlalu cepat, Kim Mingyu-ssi."

Lelaki bernama S.Coups itu pun mempersilahkan dirinya untuk duduk. Kakinya di silangkan dan seperti biasa dia meminta bawahannya, Dokyeom, untuk menyajikan minuman terbaik di bar ini. Tak lupa mereka menyalakan rokok. Bagi mereka, semua di tempat ini adalah legal.

Roulette 「COMPLETE」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang