16. Hurt (2)

696 48 1
                                    

Malam sebelumnya, Gary dan Geun Young bertemu di Taman.

"Apa maksudmu, oppa? Jong Kook oppa sekarang berpacaran dengan Ji Hyo eonni?" Geun Young tampak tak percaya, tapi itulah yang ia dengar dari mulut lelaki yang sedang menatapnya serius. "Tak mungkin."

"Aku sudah lama ingin memberitahu Ji Hyo tentangmu dan tentang keluarga Jong Kook, aku tak ingin dia menjadi hancur karena itu. Tapi, aku ragu untuk memberitahunya, sementara dia sepertinya sangat mencintai Jong Kook." Gary menatap miris ke arah Taman kota yang memang selalu ramai karena terletak di pusat kota Seoul.

"Jadi, apa yang harus kita lakukan?" tanya Geun Young yang tampak sedih. "Aku juga sangat mencintai Jong Kook oppa."

Gary lalu mengalihkan pandangannya ke arah Geun Young yang kini duduk di salah satu bangku Taman. "Apakah kau ingin menemui Ji Hyo dan mengatakan semuanya padanya?" pinta Gary sembari tersenyum putus asa. "Aku tak ingin menyakitinya jika aku sendiri yang memberitahunya."

---

"Kau tahu kan kalau sekarang aku benar-benar sedih karena Jong Kook oppa yang sudah berubah semenjak aku pergi? Sebenarnya aku-"

"Tunggu." Ji Hyo memotong kalimat Geun Young, dan membuat Geun Young mengangkat satu alisnya. "Jong Kook oppa?"

"Ji Hyo-ya." panggil Hye Jung, dan membuat perhatian Ji Hyo teralihkan. "Kau harus kerja sekarang."

Ji Hyo menatap Hye Jung, kemudian menatap Geun Young, lalu kembali menatap bibinya lagi. Dilema. Ia harus memilih yang mana. Apakah ia harus tetap mendengarkan Geun Young atau melanjutkan pekerjaannya.

"Eonni, kau bisa kembali kerja. Aku akan menunggumu." Geun Young tersenyum tipis dan dijawab dengan anggukan kepala Ji Hyo dan berlalu pergi.

Geun Young pun menyandarkan punggungnya di kursi dan matanya mengarah ke Ji Hyo yang sibuk me-lap meja. Dia benar-benar cemburu dengan wanita itu, bahkan Jong Kook terlihat tak tertarik lagi dengannya meskipun ia sudah berubah menjadi lebih baik dari sebelumnya. "Mengapa kau bisa merebut hatinya?"

Tiba-tiba ponselnya yang ia letakkan di dalam tasnya berdering. Geun Young segera mengambilnya dan membaca sms dari nomor yang tak dikenal.

"Bisa kita berbicara sebentar? -Jong Kook."

Geun Young terperanjak menatap sms itu. "Jong Kook oppa?" Ia menggosok-gosok matanya berharap penglihatannya tidak salah. "Darimana dia mengetahui nomorku?" Dengan cepat, ia mengetik balasan untuk si pengirim sms itu.

"Kita bertemu dimana?"

Geun Young menggigit-gigit jarinya menunggu balasan sms dari Jong Kook. Beberapa detik kemudian, ponselnya kembali berdering.

"Di tempat kita pertama kali bertemu dulu."

Geun Young segera beranjak dari duduknya, dan hendak berlari pergi, namun seorang pelayan cafe menghentikannya. "Agasshi, kopi pesananmu sudah siap. Kau juga harus membayarnya."

Geun Young mendesis, lalu mengeluarkan dompetnya dengan tergesa-gesa. "Ini." ucapnya sembari mengambil kopinya dan memberi selembar uang. "Kembaliannya untukmu saja." lalu Geun Young segera berlari pergi.

Ji Hyo yang baru saja dari dapur menghampiri pelayan itu. "Dimana wanita tadi?"

"Dia tampak buru-buru dan  langsung pergi setelah membayar kopinya." Jawab pelayan itu berlalu.

Ji Hyo menghela nafas. Ia masih penasaran dengan nama yang disebut Geun Young tadi. "Jong Kook? Mungkinkah aku yang merebut pacar Geun Young?" dengan cepat ia menggelengkan kepalanya. "Tak mungkin."

Matanya mengarah ke lantai dan melihat secarik kertas foto. Sepertinya itu milik Geun Young yang tergesa-gesa membuka dompetnya. Tangan Ji Hyo meraih foto itu. "Apa ini?" bulu kuduknya merinding melihat seorang lelaki yang sangat ia kenal tampak tersenyum cerah bersama Geun Young.

Tangannya terasa lemas sehingga foto itu terlepas dari tangannya. Ia menatap nanar ke arah foto itu, seolah-olah ia tak percaya dengan apa yang ia lihat. Tapi, semuanya terasa masuk akal saat Geun Young menyebut nama Jong Kook tadi. Apalagi saat Gary dan Yeo Jin yang mengenal pacarnya itu.

Tanpa berpikir lama, ia langsung melepas celemek yang melingkar di pinggangnya. "Aku pergi sebentar." ucap Ji Hyo pada Hye Jung, lalu ia berlari pergi tanpa mendengar jawaban Hye Jung.

"Astaga, gadis itu. Kebiasaan." gerutu Hye Jung yang sedang mengurus kasir.

---

Geun Young telah sampai di Taman seperti janjinya dengan Jong Kook. Matanya menatap sekeliling, tak sabar untuk menemui lelaki yang sangat ia cintai itu. Akhirnya, matanya berhenti di satu titik. Dengan langkah pelan ia menghampiri Jong Kook yang sedang duduk di salahsatu bangku Taman yang menghadap sungai Han.

"Oppa."

Jong Kook menoleh ke belakang dan mendapati Geun Young yang berjalan pelan dan duduk di sampingnya. Ia perlahan tersenyum tipis saat melihat Geun Young yang kini tampak lebih dewasa dari sebelumnya. "Kau sudah datang."

Geun Young juga menatap Jong Kook, kini lelaki itu tak seperti dulu. Jong Kook dulunya selalu berpakaian rapi karena paksaan orangtuanya, kini pakaiannya berubah menjadi kaus simple, celana jeans. Rambutnya juga yang dulunya hitam, kini sudah dicat coklat, sama seperti saat ia menemuinya beberapa hari yang lalu.

"Oppa, kenapa penampilanmu berubah seperti ini? Kenapa kau menjadi penyanyi? Apakah ayahmu tak melarangmu lagi?"

Pertanyaan bertubi-tubi Geun Young itu dijawab oleh senyuman Jong Kook. "Hanya satu jawaban dari semua pertanyaanmu itu."

Geun Young tampak sabar menunggu sambungan kalimat Jong Kook.

"Aku sudah tak tinggal bersama orangtuaku lagi." jawaban Jong Kook itu membuat Geun Young membelalakkan matanya, saking terkejutnya.

---

Ji Hyo baru saja dari rumah Jong Kook, namun tak ada siapa-siapa di sana. Ia hanya ingin mendengar semuanya dari lelaki itu, meskipun sebagian dari dirinya memang percaya dengan kebenaran itu semua.

Ji Hyo pun mengeluarkan ponselnya dari sakunya, ia berjalan melewati sebuah Taman yang dilewatinya tadi berjalan pergi ke rumah Jong Kook. Tanpa sadar, ia melangkahkan kakinya masuk ke Taman itu sembari mengutak-atik ponselnya. Ia ingin menelfon Jong Kook dan menanyakan keberadaannya.

Hingga langkahnya dan tangannya yang baru saja ingin menelfon Jong Kook terhenti. Untuk yang kedua kalinya, tangannya terasa lemas.

Jong Kook dan Geun Young tampak berdiri berhadapan sembari tersenyum kepada satu sama lain. Kini, kakinya terasa lemas saat Geun Young memeluk Jong Kook.

Dadanya terasa sesak dengan pemandangan yang ada di hadapannya. Pikiran-pikiran negatif mulai menghampirinya. Sampai-sampai ponsel yang ada di genggamannya jatuh begitu saja saat Jong Kook membalas pelukan itu.

Sontak, Jong Kook dan Geun Young melepas pelukan itu saat mendengar suara benda terjatuh tersebut.

Jong Kook membelalakkan matanya saat melihat keberadaan Ji Hyo di sana. "Ji Hyo-ya."

---

Wahhh telat telat telat!! Mian mian... tugas sekolah membuatku lupa dengan cerita ini. 😢

-spartaceofindonesia (1 September 2016)

Sing For You Where stories live. Discover now