22. Meet You Again (END)

1.3K 82 9
                                    

"Lagi-lagi kau mencoba mematahkan punggungmu, hah?" bisik lelaki itu.

"Suara itu!" Teriak Ji Hyo dalam hati dan menatap lelaki yang sedang melingkarkan tangannya di pinggang Ji Hyo. Matanya membelalak dan menatap lelaki yang sangat ia rindukan berada tepat di dekatnya.

Dengan cepat, Ji Hyo berdiri dan menyeimbangkan tubuhnya. Ia membungkukkan tubuhnya dengan sopan dan berjalan meninggalkan tempat itu.

Sementara itu, Jong Kook tak bergeming setelah kepergian Ji Hyo. Ia masih terdiam di tempatnya. Jujur saja, dirinya masih ingin melepas rindu dengan wanita itu. Namun, keadaan membuatnya tak bisa berkutik.

"Apa ada yang salah, Tuan Direktur?" tanya sekretaris pribadi Jong Kook yang berada di sampingnya.

Jong Kook menggeleng perlahan, "Tak ada."

---

Ji Hyo yang tadinya berlari kini mempelankan langkahnya. Sejak pertemuannya dengan Jong Kook di pikirannya hanya ada pria itu. Wajah Jong Kook masih terbayang-bayang di kepalanya. Dia benar-benar merindukan pria itu.

Tanpa melihat keadaan, dia menyeberangi jalan dan tak sadar lampu lalu lintas untuk penyeberang sedang berwarna merah, artinya kendaraan-kendaraan masih bebas berjalan.

Sebuah mobil yang sejak tadi melaju kencang, langsung berhenti tepat di hadapan Ji Hyo, dan membuat wanita itu terjatuh karena syok. High heels yang ia pakai kini patah dan kakinya terasa terkilir.

Pengemudi dari mobil itu keluar dari mobil, "Seharusnya anda hati-hati, agasshi." ucapnya dengan penuh emosi.

"Maafkan aku." Ji Hyo membungkukkan kepalanya, dan mencoba untuk berdiri, namun dia justru menjerit kesakitan karena kakinya yang terkilir.

Pada saat itu pula, seorang pria yang kira-kira berumur lima puluhan juga keluar dari mobil yang hampir menabrak Ji Hyo tadi. "Supir Jung, ada apa?" tanya pria dengan setelan jas hitam yang berjalan mendekati Ji Hyo yang sudah dikerumuni cukup banyak orang.

"Saya tidak menabraknya, Presdir Kim. Dia hanya terkejut dan mungkin kakinya terkilir saat terjatuh tadi." ucap si pengemudi yang dipanggil Supir Jung oleh pria tadi.

"Kalau begitu kita bawa dia ke rumah sakit. Jika kita disini lama-lama, mungkin jalanan akan macet." perintah Presdir Kim dengan santai lalu berjalan masuk ke mobil.

Supir Jung menawarkan Ji Hyo untuk ke rumah sakit. Meskipun Ji Hyo menolak tawaran itu, tapi Supir Jung bersikeras karena manjikannya yang memerintahkan hal itu.

Karena dipaksa terus, Ji Hyo pun dituntun untuk masuk ke dalam mobil dan duduk di samping presdir Kim. "Ahjussi, aku tak perlu ke rumah sakit, kakiku hanya perlu diurut."

Presdir Kim melepas jasnya dan membuat Ji Hyo terkejut, "Ahjussi, kau sedang apa?"

"Dimana alamat rumahmu?" tanya Presdir Kim.

Ji Hyo yang tak mengerti apa-apa hanya menjawab pertanyaannya, meskipun penasaran apa maksud Presdir Kim menanyakan hal itu.

"Kau dengar, Supir Jung? Kita menuju alamat itu."

"Saya mengerti, Tuan Presdir." ucap Supir Jung sembari menancap gasnya.

Presdir Kim menutupi kaki Ji Hyo memakai jasnya. "Naikkan kakimu." ucapnya.

"Anda presdir? Presdir dari perusahaan mana?" Ji Hyo mengkerutkan keningnya. "untuk apa aku menaikkan kakiku, dan juga untuk apa kita ke rumahku?"

"Kakimu hanya perlu diurut, kan? Sekarang naikkan kakimu, dan aku akan menyembuhkannya." jawab Presdir Kim sembari menghela nafas karena lelah mendengar Ji Hyo yang sangat cerewet.

Sing For You Where stories live. Discover now