3. Masalah

2.7K 200 12
                                    

Disclaimer©Masashi Kishimoto

Guardian©Angels0410

Yang sekarang menjadi pusat perhatian adalah Hanabi -adik Hinata- yang berniat untuk memukul Sakura.

Suasana hati Hanabi nampaknya sangat buruk hingga membuat kembali melayangkan pukulan ke arah Sakura.

"Hanabi!" Kini Hinata dan ayahnya memanggil nama sang adik.

Sebelum pukulan itu benar-benar mendarat pada Sakura, Naruto sudah dengan sigap menahan tangan Hanabi.

"Berhenti bertingkah bar-bar." Perkataan itu diucapkan oleh pria pirang, pria yang bernama Naruto. Ia tidak menyukai tingkah Hanabi yang ingin memukul Sakura.

"Lepaskan tanganmu!" Hanabi menarik tangannya, namun Naruto memegangnya semakin erat hingga membuat Hanabi meringis karena sakit.

"Naruto lepaskan dia..." Ucap Sakura sambil menarik Naruto.

Hanabi mendelik tidak suka pada Sakura. Semula dia memang menarik tangannya, namun sekarang ia hanya membiarkannya saja. Hanabi memandang meremehkan pada Sakura, seakan sosok yang dilihatnya itu sungguh menjijikkan.

"Aku tidak suka tatapanmu." Nada suatu Naruto memperingatkan.

Walaupun Hanabi adalah adik Hinata, tapi Naruto tetap akan bertindak kasar pada setiap orang yang juga kasar pada keluarganya dan kekasihnya.

"Apa aku harus melakukan hal yang kau sukai?" Hanabi menatap Naruto, "Dan kau lebih suka melihat tindakan pacarmu itu?" Sebuah senyum dilemparkan pada Naruto.

Semua orang terkejut dengan tutur bahasa Hanabi yang terdengar dingin dan meremehkan. Kepribadian Hanabi yang ini lebih seperti mencengangkan. Usianya yang masih muda atau dapat dikatakan remaja, dengan mudahnya mengeluarkan aura penekanan pada orang lain.

"Hanabi..." Hinata mencoba mendekati sang adik, namun pergerakannya dihentikan oleh Neji. Neji menggeleng menandakan Hinata jangan mendekat. Tidak tahu sejak kapan Neji kembali ke ruangan itu. "Tapi Nii-san..."

"Biarkan." Ucapan itu terdengar tegas dan Hinata tidak dapat berkata apapun. Hinata hanya mampu melihat dan mendengarkan apa yang dikatakan sang adik.

Hanabi dan Naruto melempar setiap kebencian dengan orang yang ada di hadapannya, masih dengan tangan Hanabi yang dipegang oleh Naruto.

"Jangan hanya terdiam bodoh. Jawab pertanyaanku tadi." Hanabi memicingkan matanya.

"..."

"Ah... Apa kau tidak bisa menjawabnya?" Hanabi tersenyum manis pada Naruto, "pasangan yang cocok. Si bodoh dan si licik. Pas bukan?" Begitu gampangnya kalimat tidak sopan itu diucapkan oleh Hanabi.

Hanabi sudah menyulut amarah Naruto, itu nampak dari cengkraman tangan Naruto yang semakin kuat.

"Hentikan Hanabi." Ayahnya sudah harus menghentikan Hanabi.

"Tou-san, kuharap kali ini tidak ikut campur." Apa Hanabi sudah lupa setiap tata krama yang dijunjung tinggi keluar mereka.

"Naruto kami tidak pernah mengajarkanmu berbuat kasar." Ibu Naruto angkat bicara, namun Naruto tidak mendengarnya.

"Lepaskan tanganmu." Ucap Neji geram, namun Naruto tidak memperdulikannya.

Bukannya Neji tadi melarang Hinata ikut campur? Jadi kenapa dia malah ikut juga? Karena lengan Hanabi sudah mengeluarkan darah segar. Sepertinya kuku Naruto sudah merobek kulit mulus Hanabi.

Melihat itu Hinata sungguh panik, ingin melerai namun kakinya sama sekali tidak dapat bergerak untuk mendekat dan malah mundur.

"Nii-san bawa Nee-chan pergi dari sini. Aku tidak apa-apa, lebih baik khawatirkan Nee-chan." Hanabi berkata tanpa melihat pada lawan bicaranya.

Guardian (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang