PROLOG

59 7 4
                                    

"Ini dimana?" tanyaku entah pada siapa

Saat ini aku berada di sebuah daerah yang entah dimana. Daerah yang terasa begitu sunyi bahkan orang yang berlalu lalang saja tidak ada.

Toko-toko dipinggir jalan yang ku lewati pun rata-rata tertutup, di setiap pintu toko terlihat tulisan "CLOSED"

"Dimana semua orang? lingkungan ini terasa tidak begitu asing tapi kenapa aku tidak bisa mengingat aku dimana?" Tanyaku lagi

Aku kembali menyusuri jalan batu yang terasa nyaman meski belum di aspal. Mengamati setiap detail tempat ini. Di ujung jalan aku melihat taman bermain yang begitu luas, aku berjalan menuju taman bermain itu namun seperti keadaan toko dan jalanan tadi, taman bermain ini pun sepi.

"Tidak ada tanda-tanda ada orang di kota ini, tapi kenapa aku bisa ditempat ini?" Tanyaku lagi
Semakin lama suasana kota yang sepi ini semakin membuatku tidak nyaman, aku beranjak dari ayunan yang tadi ku duduki, kembali menyusuri jalanan batu yang tadi ku lewati.

"Mama, Papa, Mas Adi dan Mas Adit, kalian dimana?" Teriakku, namun teriakkan itu hanya bergema di sekitarku.

"Hey dik" panggilku pada seorang anak yang berdiri diujung lorong, dia menatapku dengan tatapan yang tidak bisa ku artikan. Namun tanpa menghiraukan panggilanku dia beranjak dari tempatnya mengamatiku.

"Hey dik" Teriakku sambil berlari menuju tempat anak tadi berdiri. Namun begitu aku sampai ditempat itu aku tidak melihat siapapun disitu.

"Anak itu tadi belok ke sini kan? Tapi kok nggak ada?" Tanyaku lagi entah pada siapa.

Dengan hilangnya anak itu suasana suram yang ku rasakan semakin terasa. Aku kembali memanggil Mama, Papa dan Mas Adi dan Mas Adit namun nihil tidak ada jawaban dari panggilanku. Hanya ada pantulan gema yang berkali- kali terulang.

Berfikir tidak ada lagi yang bisa ku lakukan aku bersandar pada sebuah toko dan terduduk disana, menangis sejadi-jadinya.

"Kamu kenapa?" Tanya seseorang

Aku mengangkat wajahku dan melihat seorang pria berdiri disana. Wajahnya terlihat samar dimataku

"Kamu siapa? Kamu tahu Aku dimana?" Tanyaku padanya
Dia terdiam entah berapa lama, tapi begiku dia terdiam begitu lama

"Hey, Kamu tahu aku dimana?" Tanyaku lagi tidak sabar

"Kamu di rumah" katanya.

Aku tidak percaya dengan apa yang dia katakan, ini bukan rumahku, daerah ini memang terasa tidak begitu asing tapi ini bukan rumahku, lalu kenapa dia mengatakan aku dirumah.

Aku masih belum bisa melihat mukanya dengan jelas, sepertinya efek menangis membuat penglihatanku sedikit buram. Aku mengucek mataku, aku ingin melihat dengan jelas seperti apa wajah orang yang bilang aku ada d rumah. Apa dia waras mengatakan aku di rumah.

Ketika aku membuka mata suasana berubah, dinding kuning dengan gambar bunga matahari terpampang nyata dihadapanku. Aku buka lagi di tempat tadi, sekarang aku berada dikamar.
Ya ini kamarku, cat dinding kuning dengan gambar bunga matahari besar disetiap dindingnya

"Tadi mimpi?" Tanyaku dalam hati

"Mimpi itu seperti nyata, apa ini alasan cowok tadi bilang kalau ada di rumah? Ya aku memang di rumah, lebih tepatnya di kamarku, tapi tempat tadi jelas bukan rumahku"

"Arin" kata Mama sambil membuka pintu

"Kamu sudah bangun? Mama kirain masih enak-enaknya mimpi" kata Mama lagi lalu duduk di samping tempat tidurku

"Hehehe iya ma Arin udah bangun" kataku sambil senyum ke Mama

"Ya sudah, ambil air wudhu terus kita sholat berjamaah sama Papa dan Masmu di bawah" kata Mama lalu beranjak meninggalkan kamarku.

***

Jangan lupa vote dan comment ya all:D

Maaf kalau ceritanya masih amatiran dan nggak jelas. Semoga kalian suka :D

REMEMBERWhere stories live. Discover now