Taman Kota

8.8K 658 8
                                    

"Yaudah, hmm.. hmm.. oh iya! Toilet Gra! Masuk toilet buruan!" Citra yang masih syok berusaha berpikir keras mencari tempat persembunyian Agra.

Agra yang mendengar itu, langsung berjalan menuju toilet dengan darah di pelipis yang terus menetes.

Tak lama Agra masuk toilet, benar saja, Pak Satpam dan Pak Hilmi selaku guru BK, masuk dengan tatapan menyelidik ke UKS.

"Nak, tadi kamu disini liat Agra gak?" Tanya Pak Hilmi dengan tutur lembut walaupun sedang emosi.

"Engga pak. Saya dari tadi sendiri, gak ada siapapun."

YaAllah maaf yaAllah terpaksa bohong batin Citra dalam hati.

Pak Hilmi kembali mengedarkan pandangan keseluruh sudut UKS, kemudian tanpa curiga mereka berlalu meninggalkan Citra yang berdiri tegang.

Melihat Pak Satpam dan Pak Hilmi sudah beranjak jauh, Citra segera menutup pintu dan gorden, kemudian memanggil Agra keluar.

"Ashhh" erang Agra pelan karena alkhol yang sedang ditempel Citra pada lukanya.

"Ehh sakit ya, tahan bentaran." kata Citra tanpa mengalihkan perhatian dari luka di pipi kiri Agra yang sedang diobati Citra.

Agra hanya tersenyum menatap Citra, sementara Citra yang sadar sedang diperhatikan langsung berdiri tegak sambil sedikit melotot.

"Kok berenti ngobatinya?" Agra bingung tanpa beranjak dari duduknya diatas ranjang UKS.

Kemudian Citra kembali mengobati luka di tangan Agra.

Kini luka Agra telah terobati, tanganya terperban rapih. Agra dan Citra duduk berahadapan, hanya dipisah oleh jarak antar ranjang dan hening.

"Makasih udah diobatin." Citra hanya mengangguk menjawab Agra.

"Saya minta maaf ya udah buat kamu jadi bohong."

"Lo gak takut kenapa-kenapa? Bahkan gue yang ngeliat kondisi lo aja deg-degan. Pala ngucur darah, bibir sobek, tangan memar, pasti sakit." Citra memaparkan dengan wajah masih shock.

"Khawatir mah bilang aja kali." ledek Agra kemudian tersenyum.

"Serius Gra!"

"Buat apasih, paling juga semuanya ketawa kalo gue di skors atau kenapa-napa. 'Ehh akhirnya biang kerok musnah' 'tuh si trouble maker mati juga akhirnya'."

Citra bergeleng heran,melihat Agra yang dengan santai dan cengngesan khasnya menjelaskan.

"You say we're friend right? So, started from this day, if you think that no bodys care, I will standing right there to tell you that we're friend. You can share anything with me."

Agra terpaku mendengar perkataan Citra. Setelah sekian lama, baru kali ini ia merasa seorang tulus padanya. Bibir Agra seolah bisu, kehabisan kata untuk menjawab.

"Sorry, Citra, lo udah dicariin Raina tuh, marah-marah dia." tiba-tiba seorang cowok cungkring berambut keribo menginterupsi mereka.

Citra yang mendengar perkataan cowok itu langsung memutar bola mata. Dengan cepat ia melesat menuju keluar.

Bad Boy Syar'iDonde viven las historias. Descúbrelo ahora