Bab 2 Hari Kamis

28 0 0
                                    

Akhirnya rombongan kami sampai di tempat tujuan dengan beranggotakan personil kurang lebih 60 orang dengan 2 bus dan 8 pemain basket.

Wah.. keren, awal masuk pintu gerbang udah di suguhi keindahan alam, di pingir jalan masuk ke sekolah banyak pepohonan dan bunga,  dengan berbagai macam jenis. Disekolahan ku juga ada sih, tapi nggak sebanyak ini. Berasa di taman bunga.

Setelah keluar dari bis aku, Nia dan teman-teman yang lain berjalan menuju lapangan basket di jalan banyak anak-anak sma sebelah. Ternyata mereka juga di undang seperti sma Mawar, sma Bakti, sma Nusantara, dan masih banyak lagi sekitar 8 sma terkenal di kota ku di undang disini.. ehem sekolah ku salah satu dari sekolah itu.. enggak sombong ya. Di halaman sekolah ada banyak bazar. Makanan, minuman, aksesoris, dan baju ada semua dengan berbagai macam kreasi. Ku lihat Nia melongo sambil berjalan. Aku berhenti sebentar dan melihat, diantara penjual bazar itu. Iya diantara penjual bazar aku melihat sosok yang aku rindukan sejak terakhir kali bertemu. Dia dengan cerianya menjual makanan bazar dan terkadang tersenyum ke perempuan disampingnya. Terlihat dari wajahnya Daffa terlihat bahagia. Perempuan itu cantik dengan senyum yang menghiasi wajahnya. Apa aku harus pulang?

"Lo kok berhenti, ayo lanjut jalan lagi. Pertandingan Basketnya udah mau di mulai tu" ajak Nia sambil menarik tanganku

Seharusnya hari ini adalah hari membahagiakan buat kita semua. Tapi tidak buat aku. Aku berharap dia tidak melihatku. Biarlah rasa sakit ini ku pendam sendiri. Salahkah aku?

Pertandingan sudah di mulai. Dengan semangat teman-temanku menyoraki pemain basket yang sedang men-dribbled dan lagi-lagi yang mereka soraki bukan dari sekolah kami.. huff.. mereka ini

"Dini, lihat tu, ada yang ganteng" kata Nia dan masih fokus melihat pertandingan basket
"Yang mana, biasa aja nggak ada yang ganteng" jawabku dengan malas
"Itu tu.. yang nomer 10. Gila! Udah ganteng, keren lagi" jawab Nia
"Iya deh, iya. Ganteng"jawabku
"Ah.. lo ma, nggak asik" jawab Nia sambil menyenggol bahuku.

Pertandingan pun sudah selesai dengan sekor 44 : 42 dan yang menang sma ku. Setelah dewan juri menyerahkan hadiah aku pamit duluan dengan Nia, kalau mau ke bis duluan. Tanpa bertanya kenapa, Nia langsung meng-iya-kan. Di jalan menuju bis suasana tidak seramai tadi, mungkin karena semua pada liat pertandingan basket. Sebelum masuk kedalam bis, aku melihat Daffa dengan terburu-buru menuju ruangan, tapi aku tidak tau pasti itu ruangan apa. Sebelum Daffa benar-benar masuk ke ruangan itu, terlihat Daffa sudah ganti pakaian. Yang tadi memakai seragam sekolah, sekarang sudah memakai kaos abu-abu gelap dengan tulisan panitia. Daffa ternyata jadi panitia. Keren juga.

10 menit aku menunggu teman-temanku di dalam bis, tapi mereka belum juga datang. Sambil menunggu mereka aku mendengarkan lagu kesukaanku dan mengechat pak Agus suruh menjemputku di sekolah. Hampir 15 menit mereka akhirnya datang, setelah semua komplit dengan segera bis melaju ke sekolah.
"Gila! Lo tau nggak Din, tadi gue tukeran pin bbm sama anak sma Elang, tapi dia nya nggak begitu ganteng, terus-terus.. temen di sampingnya minta pin bbm lo. Gila nggak sih, terus gue bilangin aja kalau lo nggak punya bbm" kata Nia dengan hebohnya
"Beneran? Syukurlah kalau gitu, untung deh gue nggak punya bbm. Kok dia bisa tau gue?" Tanyaku
"Mungkin pas tadi dilapangan basket. Dia lihat lo" jawab Nia
"Ee.. lo tau nggak, yang minta pin bbm lo, dia ganteng banget, tingginya sekitar 176, kulitnya putih mulus. Udah kaya perawatan aja" lanjut Nia
"Oh.. gitu. Oke Oke" jawabku
"Lo nggak tertarik banget sih Din, males ah.. ngobrol sama lo" jawab Nia sambil sewot
Aku hanya terdiam.. maafkan aku Nia, hati aku sama pikiran aku lagi nggak sejalan dan terkadang orang yang lagi sama aku kena akibatnya. Misalnya kaya tadi. Banyak pikiran di otak ku dan itu semua aneh-aneh. Di perjalanan aku hanya terdiam dan melihat pemandangan di sekitar jalan. Apa Daffa bener-bener nggak ngelihat aku? Mungkin iya, buktinya dia nggak nge chat aku, kalau tadi lihat aku.

Hari ini melelahkan bagi badanku dan juga hatiku.

"Eeehh... gue sampai lupa, tadi gue lihat Daffa. Dia ganteng juga kalau dilihat di dunia nyata" suara Nia yang agak meng-ngagetkanku
"Dunia nyata?" Tanyaku
"Iya, dunia nyata. Kan biasanya gue cuman lihat dari foto nggak langsung" jawab Nia
"Tapi tadi gue lihat dia foto bareng sama cewe-cewe genit dari sekolah sebelah" lanjut Nia
"Yakin lo? Maksud gue, lo yakin kalau dia Daffa?"tanyaku sambil menghadap Nia
"Eh.. sekarang jadi minat bicara nih" ledek Nia
"Kan pembicaraan yang ini menarik" jawabku dengan sedikit tersenyum
"Iya deh, iya. Lo nggak percaya sama gue. Yakin lah, mungkin udah sampai ratusan mungkin ribuan lo kasih liat muka Daffa ke gue" jawab Nia sambil memutarkan bola matanya
"Bener juga sih. Terus yang cewe-cewe genit itu banyak?" Tanyaku
"Banyak, mungkin ada 10 orang, tapi lo tau nggak. Amel anak kelas 11 mia 2, anak populer akan kecantikannya disekolah kita juga ikut ngantri buat bisa foto bareng sama Daffa"

Setampan itukah Daffa? Sampai Amel juga ikut-ikutan jadi cewe genit.

"Tapi bukannya lo juga genit?" Tanyaku sambil sedikit tertawa
"Gue kan nggak genit-genit amat, paling juga mengamati dari jarak jauh nanti kalau udah jarak dekat baru tukaran pin bbm nya" jawab Nia
"Iya deh" jawabku

Hampir 25 menit perjalanan, bis kami sampai. Aku dan teman-teman segera keluar dari bis. Setelah melambaikan tangan ke Nia, aku masuk ke dalam mobil.

Hari ini sangat melelahkan badan sampai kedalam-dalamnya juga lelah. Sampai jam 7 lebih 20 menit malam, belum ada chat yang masuk. Mungkin aku nya aja yang ke pd an.

"Ting tong" suara khusus yang udah aku atur buat pesan dari dia. Ehh.. kok bunyi. Sesegera mungkin aku melihat chat yang masuk. Dari Daffa, saking kagetnya aku loncat dari kasur dan berubah posisi dari tiduran menjadi berdiri. Aku setengah tidak percaya.. ku baca dengan teliti nama yang tertera dan benar chat dari Daffa.

"Andini, tadi ikut nonton pertandingan ya?" Tanya Daffa

"Iya, kenapa?" Tanyaku

"Tadi aku kaya lihat kamu, ternyata kamu beneran" jawab Daffa

Kalau lihat kenapa nggak di samperin. Di kasih minum kek. Ehh aku lupa tanya sama diri aku sendiri. Lo siapanya Daffa, Din? Mantanya. Ya udah jangan ngarep gitu kali

"Oh.. oke" jawabku singkat

"Maaf ya, tadi nggak nyamperin kamu, aku tadi sibuk" kata Daffa

Iya, sibuk foto sama cewe-cewe genit. Oke. Gue siapa? Tenang Tenang

"Iya nggak papa kok" jawabku

"Selamat ya, tim basket dari sekolah kamu menang" lanjut Daffa

"Iya, makasih" jawabku

Kenapa jawabanku dari tadi singkat gini, padahal hampir setiap hari. Yang aku inginin juga ini. Ya! Chatingan sama Daffa.

"Sama-sama. Tadi kamu beli apa di bazar?" Tanya Daffa

"Emm.. nggak beli-beli, tapi di perjalanan udah makan banyak. Jadi udah kenyang"

Iya. Apa lagi liat kamu sama cewe itu tadi. Makin kenyang deh

"Oh.. sekarang udah makan? Jaga kesehatan Din, tau sendiri penyakit maag kamu sering kambuh. Jangan lupa, obatnya sering di bawa" nasihat Daffa

Aduh.. kok jadi perhatian gini. Penyakit? Dia masih inget aja kalau aku punya penyakit maag, kiraain udah lupa. Terus kalau dia bilang gini, gue harus jawab apa.

"Udah kok, tenang selalu akau bawa" jawabku

"Oke deh, bagus kalau gitu. Ya udah ya. Udah malam nih. See you" jawab Daffa

"Iya, see you too" jawabku yang di balas Daffa dengan emoticon senyum

Aku melirik jam, ternyata hampir jam setengah sepuluh, selama itu kah chat-chat an ku dengan Daffa.. ku lihat lagi chatnya.. ternyata yang bikin lama karena membalasnya tidak on time. Oo.. iya lupa, tadi aku balesnya sambil aku selingi mengerjakan pr.

Sebelum benar-benar terlelap aku berdoa dalam hati, agar hari-hariku tidak seperti hari ini lagi.




Maaf ya kalau belum begitu bagus. Karena saya, baru pemulai. Hehe
Jangan lupa komentar dan vote nya yaa :)

Always Love YouWhere stories live. Discover now