(beranjak melupakanmu)

2.3K 59 1
                                    

Bagus pov:
Pagi adalah hari baruku, dimana kehidupanku yang lama telah kutinggalkan untuk kehidupanku yang baru. Dengan suasana rumah baruku ini aku ingin menelusuri daerah baru yang belum aku tau. Hari ini hari minggu, aku pergi bersepeda di taman kompleks rumah. Aku bersepeda dengan ditemani sepeda kasayanganku. Aku melihat kekiri dan kekanan tanpa berkonsentrasi menyetir. Dan akhirnya aki menggayuh sepedaku kencang. Saat mendekati perempatan jalan tiba-tiba tanpa disengaja aku hampir aja menabrak seorang perempuan yang menyebrang sambil berlari tanpa melihat kiri kanan jalan dan pada akhirnya

"Braakkk..!" Suara mengejutkan.

"Aduuhh..". Geram perempuan yang tak sengaja kutabrak.

Aku langsung turun dari sepedaku dan langsung mengulurkan tanganku untuk menolong perempuan itu.

"Kamu gapapa?". Ucapku sambil mengulurkan tanganku.

"Oh ya aku gapapa, ini juga salah aku sendiri kok gak liat ternyata ada sepeda yang melaju disampingku!". Ucap perempuan itu sambil membersihkan tangan dan bajunya yang kotor.

"Yaudah.. Sini aku bantu berdiri!". Sautku sambil meraih kedua tangan perempuan itu.

"Haduh.. Kayaknya aku gak bisa berdiri deh! lututku sakit banget, gimana nih!". Ucap perempuan itu panik.

"Sini aku gendong!". Ucapku langsung menggendong perempuan itu dan berjalan mencari tempat untuk mengobati luka perempuan ini.

Perasaan apakah ini? Perasaan itu, datang lagi! Perasaan adanya cinta yang tumbuh lagi dilubuk hati. Aku terus memandang wajah cantik perempuan ini didalam pelukanku, rasa yang berbeda ada didalam mata indahnya. Apakah aku sedang mengalami yang namanya jatuh cinta pada pandangan pertama? Aku merasakan hal yang berbeda pada senyumannya, tatapannya, detak jantungnya sama-sama bergetar seperti jantungku saat ini.

Pada akhirnya aku menemukan tempat duduk untuk mengobati luka perempuan ini, sekaligus mengajaknya untuk berkenalan lebih dekat lagi.

"Kita duduk disini dulu ya, buat ngobatin luka di lututmu. Kayaknya parah deh". Ucapku sambil mendudukkan perempuan ini di kursi taman.

"Iyah.. Makasih banget udah nolongin aku yang ceroboh banget ini". Saurnya tulus.

"Gapapa kok, oh ya.. Kita mulai akrab yah.. Dan aku baru sadar kalau Dari tadi kita belum kenalan, ya kan!". Ucapku mengkode, sambil mengambil P3K didalam tasku.

"Oh.. Iya ya. Hehehe.. Aku juga barusan nyadar lo!". Ucapnya dengan memasang muka gugup.

"Kenalin nama panjangku, Achmad Damar Bagus Dirgantara. Kamu bisa panggil aku Damar, Dirga, atau Tara. Tapi aku biasanya sih dipanggil Bagus. Aku baru pindah di daerah kompleks ini lo!". Ucapku dengan mengangkat tanganku untuk perkenalan.

"Hahahaha... Oh ya.. Namaku Rachel salam kenal Bagus!" ucapnya sambil membalas menyalami tanganku.

"Kalau nama panjangnya apa?"

"Nama panjangku Alya Rachelia putri Dharmawasono"

"Panjang banget namanya, salam kenal juga ya... Oh ya kamu aku anterin pulang ya. Gak mungkin banget kan kalau kamu pulang dalam keadaan kek gini".

"Aduh.. Bagus makasih ya. Tapi jadi ngerepotin kamu terus".

"Ya ampun gapapa kok! Kita kan berteman sekarang. Jadi mulai sekarang, kamu membutuhkan bantuan apapun aku siap buat bantu kamu kapanpun dan diamana pun oke!"

"Oke makasih ya udah mau jadi teman baruku".

"Iya sama sama".

Rachel Pov:
Hari ini aku seneng banget. Yah.. Lumayan dapat teman pria baru yang asik, lucu, bisa buat aku tertawa deh sehari-hari. Memang Allah adil pada hambanya. Disaat aku kehilangan seseorang yang paling aku cinta, pasti ada seseorang yang pelan-pelan akan datang untuk menggantikan seseorang yang hilang itu.
Semoga saja, Bagus bisa membuatku bisa melupakan masa laluku yang kelam saat bersama Fandi. Semoga juga dia yang bisa menggantikan posisi Fandi di hatiku ini.
Ya hari adalah hari sialku tambah hari keberuntunganku, badan terasa sakit semua, lututku lecet. Tapi itu seakan tak terasa. Menatap matanya saat ia mengantarku pulang dengan memboncengku. Seperti ada sesuatu hal yang membuatku deg-degan, entah apa perasaan itu.
Saat sampai rumah, aku langsung turun dari sepeda itu dan mempersilahkan Bagus untuk mampir terlebih dahulu.

"Wah.. Makasih ya udah dianterin! Oh ya mampir dulu yuk! Mungkin Ada kakak aku deh kayaknya. Ayo silahkan masuk". Ucapku mempersilahkan dan menarik lengan kanan Bagus.

"Loh.. Sebentar! Jadi ini rumah kamu? Wah.. Kebetulan banget rumah aku tuh depan rumah kamu pas". Sambil menunjuk kedepan.

"Hah.. Yang bener aja? Itukan rumahnya om Hutano dan tante Lulu kan!.

"Emang.. Mereka kan papa mama aku. Mereka gak pernah cerita soal anaknya yang tampan ini". Ucapnya PD.

"Apa? Jadi kamu anaknya tante Lulu yang sekolah di London selama 2 tahun itu? Iya.. Tante Lulu selalu menceritakan tentang kamu". Ucapku terkejut".

"Hem.. Wah kamu salut ya sama kepintaran aku?".

"Iya lah.. Aku juga mau banget sekolah di London".

"Oh.. Gak kok aku bercanda. Jangan kira kalau aku sombong lo!".

"Iyah.. Gak kok! Memang kalau udah pintar kan udah gak bisa dipungkiri lagi. Kamu mau sombong pun, orang tetap memandangmu baik".

"Makasih ya. Kamu memuji aku terus aku jadi malu kan! Yaudah kamu masuk aja gih, kapan-kapan aja deh aku main kerumahmu. Lagian masih ada next time lagi kan! Dah Rachel".

"Bye juga Gus..".

.XXX.

Gak nyangka ternyata Bagus adalah anak dari tante Lulu yang selama ini perhatian banget sama aku, dan udah aku anggap seperti ibu kandungku sendiri. Mamaku saja gak sebegitu pedulinya seperti tante Lulu terhadapku. Saking sayangnya tante Lulu kepadaku, tante mengatakan padaku bahwa.

"Rachel sayangku, kamu udah aku anggap seperti anak kandung sendiri. Kamu tahu? Daridulu Tante sangat menginginkan anak perempuan seperti kamu. Imut, manis, cantik, sederhana". Ucap Tante sambil mengusap-usap rambutku.

"Ah.. Tante bisa aja, aku pasti bahagia kalau aku jadi anak tante."

"Wah.. Gimana kalau nanti anak tante pulang dari study di London, kamu jadi menantu saya. Kamu mau gak nikah sama anak laki-laki tunggal saya?".

"Hah.. Aduh gimana yah tante. Ehm.. Lihat aja kedepannya nanti gimana tante? Soalnya perasaan cinta tidak bisa dibohongi. Kalau saja anak tante gak mau sama saya gimana?".

"Tante yakin kalau anak tante akan jatuh cinta sama kamu! Karena tipe perempuan seperti kamulah yang dicari anak tante selama ini".

"Ah.. Yang bener tante. Ya lihat kedepannya aja biarkan kami berdua saja nanti yang akan memutuskan bagaimana jadinya nanti".

"Iya.. Tante akan tunggu keputusan itu".

Gimana guys ceritanya, menarik bukan! Stay terus yah!. Check this out!

Cinta SegitigaDonde viven las historias. Descúbrelo ahora