Sekar-Raikal 33: Mencintai saja, tidak kah cukup?

3.6K 360 18
                                    

Judul partnya baper banget  elah.

HAHAHAHHA

Warning! ini absurd, nyebelin dan kacau!

>>

Sekar tidak tahu kalau dia justru akan mendapati Disti sudah duduk manis di depan kantor guru di sekolahnya. Gadis itu tampak asyik dengan ponselnya dan beberapa kali menanggapi pertanyaan dari beberapa siswanya yang melihat Disti.

"Disti.." panggil Sekar membuat Disti menoleh lalu tersenyum dan menghampiri Sekar lengkap dengan pelukan yang selalu gadis itu berikan ketika bertemu dengan Sekar.

"Kangen nih, Mbak. Aku kemaren dilarang abang nyusulin mbak Sekar." Disti bersungut-sungut menceritakan bagaimana dia dilarang oleh Raikal. Ya, bukan hanya Disti yang merindukannya, Sekar juga merindukan Disti. Sangat.

"Kamu apa kabar?." Tanya Sekar.

"Buruk mbak. Mbak gak tahu aja segimana pengennya aku nyusulin mbak Sekar waktu tahu kelakuan abang di Bandung. Ugh, ditambah nih mbak, aku rasanya mau jitakan si Tiara-Tiara itu." Ujar Disti menggebu-gebu membuat Sekar tertawa kecil. Ini yang dia rindukan dari Disti.

"Jadi kenapa kamu gak nyusulin mbak aja?." Tanya Sekar sambil menarik tangan Disti menjauh dari kantor guru menuju gerbang. Disti mendengus.

"Aku diancam mbak sama bang Rai. Nico sama bang Niel juga ikut-ikutan. Mereka bilang ini bukan urusan aku. Jelas ini urusan aku juga mbak. Kalau aja nih ya, aku ikut ke Bandung. Pasti gak akan ada deh kejadian drama-drama begitu mbak. Kalau si Tiara itu pingsan aku bakal telpon ambulans, gak akan biarin abang yang gendong-gendong dia. Minta dijambak banget kan mbak?." Sekar kembali tertawa. Entahalah, mendengar kejadian itu kembali tapi dengan versi Disti membuatnya lupa rasa sakit itu. Padahal kalau Sekar mengingatnya sendiri dia pasti akan sedih, tapi lewat cerita Disti, semuanya terasa berbeda. Seolah itu kejadian bertahun-tahun yang lalu dan sekarang dia tengah menertawai kebodohannya dulu.

"Kamu udah baikan sama Nico?" terakhir Sekar ingat kalau Rai menghubungi Nico dan menyuruh dia menyusul Disti di Bali. Sekar bersyuku kalau memang hubungan Disti dan Nico kembali baik-baik saja.

"Mbak, kita lagi bahas abang aku yang bodoh dan mbak Sekar. Bukan aku mbak." Ingat Disti membuat Sekar kembali tertawa. Sekar lupa kapan terakhir dia tertawa sebahagia ini, yah setidaknya setelah masalahnya dan Raikal, Sekar lebih pendiam.

"Jadi, apa abang udah jelasin semuanya ke mbak Sekar?." Tanya Disti ketika mereka sudah sampai di cafe terdekat. Disti tidak hentinya merutuki setiap kesalahan Raikal dan bagaimana akhirnya dia berbaikan dengan Nico. Setelah memesan makanan Disti kembali menanyakan perihal hubungan Sekar dan Raikal.

Sekar menatap gadis cantik di depannya, tersenyum, lalu mengangguk. Yah, walaupun penjelasan itu Sekar dapatkan dari tante Lula, tapi bagi Sekar, penjelasan tetaplah penjelasan meski itu bukan datang dari Raikal sendiri.

"Mbak masih sakit hati banget ya sama sikapnya bang Rai?." Tanya Disti lagi tidak sabar membuat Sekar terkekeh kecil.

"Mbak dan bang Rai bukan anak kecil lagi, Dis. Udah bukan saatnya sakit hati seperti itu. Mbak paham ketika bang Rai mengambil keputusan seperti itu dan mbak juga melakukan hal yang sama. Apapun keputusan yang sudah kami pilih, resikonya pun pasti sudah kami pikirkan."

"Dan ini akhirnya ya mbak?." Sekar terdiam, memilih untuk tidak menjawab ketika pesanan mereka datang. Disti juga memilih untuk bungkam menunggu Sekar mau menceritakannya.

>

Disti melambaikan tangannya pada Sekar saat taksi yang mereka tumpangi sudah sampai di rumah Sekar. Setelah makan siang tadi, baik Disti dan Sekar memilih untuk tidak membahas hubungan Sekar dan Rai, mereka lebih memilih untuk menghabiskan waktu bersama.

#2 IF YOU...(RAIKAL-SEKAR) (COMPLETE)Where stories live. Discover now