Pertanyaan dan Jawaban

2.3K 115 14
                                    

"Mworagoo yo???"

Geun Young tidak bisa percaya dengan apa yang didengarnya dari Hyo Joo. Dirinya berteriak sangat keras sehingga membuat kuda penarik kereta yang mereka naiki saat ini meringkik.

"Jeosonghamnida agasshi, mohon jangan mengejutkan kuda-kuda di depan tersebut, hal itu bisa membahayakan kita semua..", pengawal kerajaan yang bertugas sebagai kusir memperingatkan Geun Young.

Geun Young menutup mulutnya, baru sadar akan perbuatannya yang agak berlebihan.

"Ne.. jeosonghamnida.."

Setelah meminta maaf, Geun Young kembali mengkonfirmasi kebenaran cerita Hyo Joo pada Seunggi.

"Wanju mama, benarkah hal yang diceritakan oleh Hyo Joo?"

Seunggi membalas pertanyaan Geun Young dengan anggukan.

"Aissshh.. Bagaimana bisa? Aku tidak menyangka dia adalah lelaki seperti itu.", wajah Geun Young menunjukkan kekecewaan.

Hyo Joo menepuk-nepuk pundak temannya itu. "Mianhae yo Geun Young, kalau semua yang aku ceritakan membuatmu kecewa.."

Mata Geun Young mulai berair, "Gwanchana yo.. Sebaiknya aku memang harus mengetahui ini semua sebelum.. hiks.. hiks.. Hyo Joo-ya.. tapi.. hiks.. hiks.."

Hyo Joo segera memeluk Geun Young yang kini menangis seperti anak kecil.

Saat ini mereka bertiga sedang berada di atas kereta yang membawa mereka menuju Gyeongsang. Bersama beberapa orang pengawal mereka menerobos lebatnya hutan di malam hari agar bisa sampai di tempat yang mereka tuju sebelum matahari terbit.

Sebelumnya Hyo Joo menceritakan tentang kecurigaan mereka tentang orang yang selama ini ingin mencelakakan Putra Mahkota yang tidak lain adalah Pangeran Kwang Soo. Namun ada satu hal yang belum mereka mengerti, walaupun sudah mengetahui pelakunya mengapa Putra Mahkota masih membiarkan Pangeran Kwang Soo bebas berkeliaran di istana? Apa sebenarnya yang ada dalam pikiran Putra Mahkota?

"Hyo Joo, gumawo yo.. Aku sudah merasa lebih tenang sekarang.", Geun Young melepaskan pelukan Hyo Joo. Sebenarnya dalam hati ia sedikit malu pada Hyo Joo, selama ini ia tidak terlalu menyukai Hyo Joo karena sikapnya yang kasar bahkan sering berprasangka buruk padanya. Namun sekarang ia mengerti apa yang pernah dikatakan oleh sepupunya Chae Won, setelah merasakan sendiri kelembutan hati Hyo Joo.

"Apa hatimu sudah lebih tenang?", Seunggi akhirnya menanyakan keadaan Geun Young.

Geun Youn mengangguk pada pangeran yang duduk berseberangan dengan dirinya. "Dengan semua bukti yang ada, sepertinya kecurigaan terhadap Pangeran Kwang Soo memang beralasan. Namun masih ada yang mengganjal dalam pikiran saya. Jika selama ini Pangeran Kwang Soo selalu mengawasi Putra Mahkota secara diam-diam, mengapa ia baru mengejar Putra Mahkota setelah satu hari beliau meninggalkan istana?"

Seunggi dan Hyo Joo tampak sedang berfikir keras memikirkan jawaban atas pertanyaan Geun Young. Benar juga, apa yang membuat Pangeran Kwang Soo baru bertindak setelah satu hari? Padahal hal yang paling baik adalah menghabisi nyawa Putra Mahkota sesegera mungkin setelah beliau meninggalkan istana.

"Kau tadi sempat mengatakan bahwa Pangeran Kwang Soo berteman dengan tunangan Chae Won?"

Geun Young mengangguk, dia tadi memang sempat mengatakan hal itu saat menyangkal kalau Kwang Soo ke gyeongsang untuk mengunjungi Hong Sik; temannya. "Tapi apa hubungannya dengan Hong Sik shi?"

 "Aku takut kalau sampai Pangeran Kwang Soo bekerjasama dengannya. Tidakkah kau tahu, dia adalah anak tertua dari Panglima perang terbaik di Joseon; Jenderal Uhm Tae Sik. Beliau merupakan salah satu jenderal yang menentang kepemimpinan Yang Mulia bersama dengan Walikota Gyeongsang; ayah Chae Won. Apakah hal ini juga ada hubungannya dengan Chae Won? ", Seunggi mengeluarkan unek-unek di kepalanya.

The Prince's WomansWhere stories live. Discover now