12. Rencana Jahat Clara

6.8K 335 93
                                    

Pukul enam pagi, Dito sudah berada di samping pintu gerbang rumah Alta untuk menjemputnya, meski dengan mata yang masih setengah mengantuk.

Sebenarnya, bukan kebiasaan Dito bangun sepagi ini di hari Minggu. Tapi, dia rela waktu istirahatnya berkurang hanya untuk memenuhi janjinya pada Alta, mengikuti car free day.

Semalam, Dito menelepon Alta untuk memastikan jika mereka jadi pergi bersama. Dan sekarang, di sinilah dia berada. Bersandar pada jok Nissan Juke-nya dengan tangan bersedekap di dada sejak sepuluh menit lalu untuk menjemput Alta yang hingga detik ini belum juga menunjukkan batang hidungnya.

"Pagi, Kak," sapa Alta setelah setengah jam Dito menunggu. Hampir saja dia tertidur di atas stir mobilnya karena jenuh menunggu Alta.

Dito yang sudah akan menunjukkan wajah kesal, mendadak lumer melihat senyum manis dan wajah segar Alta yang masuk ke dalam mobilnya.

Dito mengerjapkan matanya untuk menghalau rasa kantuk dan keterpesonaannya saat melihat Alta. Adik kelasnya itu tampil memukau dengan celana cargo selutut dan sepatu keds, lalu dipadukan dengan kaus lengan panjang yang digulung sampai siku. Jam tangan sport menempel di pergelangan tangan kanannya yang makin sempurna dengan tambahan topi baseball yang sangat jarang sekali dikenakan oleh Alta.

"Kakak, lihat apa?" tanya Alta yang membuat Dito salah tingkah dan tersenyum kikuk. Sadar jika dia terlalu lama menatap Alta tanpa berkedip, sampai tak menjawab sapaan Alta sebelumnya.

"Eh ... nggak. Bukan apa-apa. Lu kelihatan seger banget," jawabnya dengan nada sedikit menggumam.

Alta kembali tersenyum manis, seolah menyilaukan mata Dito. Dito kembali mengerjap untuk menenangkan debaran jantungnya yang berdesir aneh melihat senyuman Alta. Dia baru sadar ternyata senyuman Alta sangat manis dan kini memesonanya. Membuat Dito kembali terpaku beberapa saat memandang Alta.

"Sorry, bikin Kakak nunggu. Tadi, aku bangun kesiangan, terus mandinya juga lama," ujar Alta yang meringis lebar pada Dito.

"Hmm ... pantesan. Hampir gua tadi balik. Kirain, lu lupa sama janji kita," kata Dito dengan bibir cemberut yang dijawab Alta dengan kekehan kecil. "Ya udah, kita berangkat sekarang. Keburu siang. Gua juga belum sarapan nih. Lu, udah sarapan?" tanya Dito.

"Belum. Nanti, kita nyari makan di sana aja," jawab Alta seraya mengenakan sabuk pengamannya.

"Oke .... Let's go!" ujar Dito bersemangat dan langsung tancap gas meninggalkan rumah Alta.

💙💙💙

Tak lama, mereka berdua akhirnya sampai juga di lokasi car free day diadakan. Sudah banyak orang yang berkumpul di sana. Ada yang sudah berlari-lari kecil di seputaran GOR. Tak sedikit juga yang berseliweran dengan sepeda onthel mereka.

Beberapa di antaranya ada yang sudah mengikuti senam aerobic, terutama para ibu-ibu dan remaja putri. Ada juga yang baru saja tiba dan mulai membaur dengan yang lain.

Setelah memarkirkan mobilnya di tempat yang disediakan, Dito mengajak Alta berbaur dengan warga yang datang ke tempat tersebut untuk tujuan yang sama. Di Jalan Ahmad Yani inilah salah satu pusat keramaian masyarakat Bekasi setiap minggunya untuk menggelar acara car free day.

"Kakak, sering ikut car free day di sini?" tanya Alta sambil berlari-lari kecil menyusuri jalan protokol dan sekarang mereka sudah berada di fly over Summarecon, diikuti oleh Dito di sampingnya.

"Baru tiga kali ini sih. Yang pertama, sama Verly. Terus, kedua sama anak-anak basket. Yang ketiga, sama lu sekarang," jawab Dito.

Alta menggumam kecil sembari melihat sekeliling yang tampak ramai. Mereka kembali terdiam seperti sebelumnya dan hanya sibuk mengamati lalu-lalang masyarakat yang menikmati pagi mereka dengan jogging atau sekadar berjalan santai di sepanjang fly over.

BETWEEN YOU & USWhere stories live. Discover now