brother - sembilan belas

3.8K 507 20
                                    

Gue saranin buat baca sambil denger lagu Ali yang judulnya Cinta Sejati Hanya Sekali. Jangan pedulikan dia duet sama siapa. Yang penting lagunya pas di part ini (menurut gue)

Ada yang mau beli BROTHER VERSI TAMAT?

E-book/pdf transfer 👉 30.000
Pulsa👉35.000
Minat? DM wattpad saya dulu, baru transfer
Versi cetak 👉 69.000
Minat? Ke bukalapak atau tokopedia.
Cara searchnya: Novel Brother
Covernya yang ada di mumed

×××××

Sudah seminggu ini kakak laki-lakinya mengacuhkannya. Sudah seminggu ini interaksi mereka sangat kurang. Ali, yang biasanya menuruti aturan rumah tentabg larangan pulang malam, kini malah menjadi anak pembangkang dan selalu pulang lebih dari jam 10 malam.

Prilly sudah sering melihat kakaknya dimarahi oleh Papi, dan ia selalu ingin menanyakan hal tersebut. Namun, ada saja halangan yang Ali buat. Di pagi hari, ia akan menghindari sarapan bersama dengan alasan menjemput Dinda. Di korido sekolah, saat mereka berpapasan, Ali malah mengeluarkan ponselnya dan menundukan kepala sambil berjalan melewati begitu saja. Dan dirumah, Ali selalu mengunci pintu kamarnya dan menyalakan speaker keras-keras. Ali keluar jika ia akan mrngambil makanan dan memakannya dikamar.

Prilly benar-benar tak habis pikir. Memangnya, apa salah Prilly sampai Ali memusuhinya seperti ini?

Apa hanya karna Prilly kepergok mencoba mencuri sebuah ciuman dari Digo?

Ah, Prilly sangat bingung dengan sikap dingin kakaknya akhir-akhir ini.

"HEY LO NGELAMUN MULU!!"

Prilly berjengit. Sikut yang menopang wajahnya terpeleset sampai turun dari meja, membuat kepalanya bergoyang sedikit. Matanya lalu melotot, menatap Digo dengan galak.

Cowok yang dipelototi oleh Prilly itu hanya nyengir tanpa dosa, lalu duduk dengan memeluk sandaran kursi. "Lagi ngelamunin apa lo?"

Saat ini, mereka sedang berada di kelas. Bel pulang sudah berbunyi, dan Prilly masih betah duduk di kursi kelas sambil melamunkan kakaknya. "Kepo lo," Prilly menjawab, kembali menopang wajahnya yang berekspesi jutek. "Lo sendiri, ngapain disini?"

Digo menegapkan tubuhnya dengan sebelah alisnya yang terangkat, seolah menunjukan kaos bola yang sedang digunakan oleh cowok itu.

Prilly mengangguk pelan. "Oh, latihan bola."

Digo mengulum bibirnya dengan kesal. Ia menggebrak meja dengan sebelah tangannya. "Lo sendiri? Gue nanya duluan sama lo."

"Lagi ngegalau."

Digo mendengus sinis. "Orang jomblo, gimana bisa galau?"

Prilly mencebikan bibirnya. Tangannya lalu terangkat, dan menempeleng kepala Digo dengan emosi, membuat kepala cowok itu agak terhuyung ke samping dengan suara Digo berteriak, "Aw!"

Digo mendesis kesal sambil memegangi kepalanya. "Kasar banget sih jadi cewek!"

"Kenapa? Masalah buat lo?"

"Jelas, lah!"

Bibir Prilly mencebik lagi. "Pergi sono!"

"Ogah."

"Sono!!"

"Ogah. Siapa lo ngusir-ngusir gue? Emangnya, lo yang punya sekolah ini?"

Prilly berdecak dengan mata tajamnya yang menatap sebal pada wajah menyebalkan Digo. Ia mengambil tasnya, lalu memukul wajah Digo dengan emosi. Digo hanya dapat menangis serangan Prilly sambil meringis, sedangkan Prilly terus memukul Digo sambil berteriak, "PERGI!!!" disela-sela penyiksaannya.

Brother✔Where stories live. Discover now