24. You're Still Mine

9K 917 37
                                    

Prilly mengerjap, ia menepuk ranjang disebelahnya dan terlonjak kaget saat mendapati kasurnya sudah kosong. kemana ali?

Prilly melirik jam disebelah nakasnya, ini masih jam 6 pagi. apa ali di bawah?

Prilly bangkit dari tidurnya dan menuruni tangga dengan langkah cepat

"loh, neng ily udah bangun?" tanya bi ayu

"bik, ali mana?"

"den ali sudah pamit jam 5 subuh tadi neng"

"kemana bik? dia bilang gak mau pergi kemana?"

"wahh bibi kurang tau, dia cuma pamit katanya mau pergi jauh. nitip salam buat neng ily sama neng pia"

Prilly menghela nafas panjang dan menghusap wajahnya pelan

"yaudah deh bik"

"katanya den ali cinta sama neng ily"

Prilly menggeleng kecil, matanya berkaca kaca mendengar ucapan bi ayu

"makasih ya bik" lalu prilly kembali ke kamarnya.

Ia meraih handphone nya dan mencoba menelfon ali namun sayangnya sudah tidak aktif lagi. prilly menangkup wajahnya di atas meja rias. menangis lagi.

Kenapa rasanya sesakit ini mencintai seseorang? apa memang prilly harus menanggung semua luka? apa ia harus menjadi egois dengan membiarkan orang mencintainya tanpa harus membalas agar kejadian seperti ini tak terulang?

...

Ali menyeret kopernya keluar rumah. memandangi sekali lagi rumah minimalis berlantai dua yg selama satu dekade ini menemani hidupnya sendirian di Indonesia.

"den, ada barang lagi yg ketinggalan?" ucap mang sani, orang yg ditugaskan mommy untuk merawat rumah ini selama ali pergi.

"nggak mang. ali titip rumah ini ya mang. dijagain"

"siap den, gak bakal ada kucing yg gondol hahaha"

Ali ikut tertawa "si mamang, emang ikan digondol kucing"

"si aden baik baik di paris sana ya, main kesini atuh kalo libur"

"pasti mang, ali pasti balik kalo libur. yaudah ali berangkat ya mang"

"sok atuh, besok jam berapa pesawatnya den?"

Mang sani membantu ali memasukkan kopernya kedalam taksi

"Siang mang, jam 12"

"oh yasudah. semoga selamat sampai paris ya den. salam buat nyonya sama tuan"

"siap mang, disalamin. ali pergi ya mang. assalamualaikum"

"wa'alaikumsalam"

Kemudian taksi berlalu membawa ali pergi.

Ali memandang kearah luar jendela. menikmati sekali lagi pemandangan jalanan Jakarta sebelum besok ia benar benar tak menapaki kakinya lagi di tanah Jakarta.

Ali tersenyum, 10 tahun berada di negara ini memberi banyak pelajaran untuk ali, termasuk sakitnya mencintai.

Mengingat cinta, ali meraih ponsel di saku celananya dan menghidupkan benda pipih yg mati sedari semalam. dan baru beberapa menit sudah ada notifikasi 10 panggilan tak terjawab dari My ILY

Jujur, dalam hati ali masih ragu dengan keputusan nya ini. ali begitu sulit untuk berdamai dengan perasaannya, tapi mengingat lagi kalau prilly masih mencintai iqbale membuat keegoisan itu muncul.

Persetan dengan penyesalan, setidaknya ali bahagia pernah diberi kesempatan membahagiakan gadis itu walau sebentar.

...

Cinta Sendiri - 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang