Sudah terlalu banyak derik detik yang saya serahkan kepada kamu. Sudah saatnya pula saya menarik diri dari seluruh pandanganmu.
Saya ingin bersembunyi di antara semak kesakitan, sebab menghilangkan rasa ini sungguh sulit.
Magnet yang tersebar di seluruh tubuhmu seolah menarikku kembali jatuh kepadamu, iya kamu adalah kutub negatif sedangkan saya kutub positif.
Entahlah bagaimana mulanya hingga saya tak rela pergi dari tubuh kamu, sebab memang seharusnya kutub positif berdampingan dengan kutub negatif.
Pada teori mungkin seperti itu.
Realitanya?
Kamu dan saya adalah kutub yang berbeda dan tak bisa bersama.
Saya paham, jika bukan saya yang menjadi bagian terbesar dalam kehidupan kamu.
Pahit getirnya ucapmu membuatku semakin sadar. Pertalian kita hanyalah sebuah lelucon jenaka yang kita buat sendiri.
Bodoh. Saya malah menganggapnya serius.
Sudahlah. Sudah terlanjur pula, kan?
Dan ya, saya harus undur diri dari kehidupanmu.
Selamat tinggal, kamu.
Semoga sehat selalu, walau tanpa saya yang selalu mengingatkan kesehatanmu.
YOU ARE READING
Sajak Sejuk
PoetrySejumput aksara tergurat asa Terbendung resah Jengah [Fri, July 22nd 2016. 8:54 p.m Ranking #2 in Poetry] [Tue, July 19th 2016. 10:59 p.m Ranking #5 in Poetry]