Silat

1.5K 158 4
                                    


Naomi berdiri memandangi pantulan bayangannya sendiri dicermin datar yang berada dihadapannya, penampilan yang cukup baik untuk pergi lari pagi. Ia berjalan santai keluar dari kamar lalu mengarahkan langkahnya pada Pintu keluar

"selamat pagi, Nona"

Mata Naomi membulat melihat Veranda berdiri tepat didepan rumah, ia mundur satu langkah bersiap untuk menutup pintu namun Veranda mendahului dengan masuk kedalam rumah tanpa izin.

"apalagi?! Kau sepertinya tidak bisa jika tidak mengganggu ku" ucap Naomi kesal

Veranda tersenyum memperlihatkan deretan giginya yang rapi, "bukankah kau akan mengajariku bela diri?"

Naomi tersentak, ia berdecak samar kemudian menggeleng, "tidak"

Ekspresi wajah Veranda langsung berubah, ia menggenggam kedua tangan Naomi "ajari aku bela diri"

"kita kenal baru satu bulan dan kau sudah begitu banyak merepotkanku"

"kau sudah berjanji akan membantuku"

"tapi tidak dengan mengajarimu, ini tidak ada dalam perjanjian kita"

"ada, ayolah. Jika suatu saat nanti kau dipukuli orang banyak, aku bisa membantumu"

"siapa yang akan memukuli ku? Jangan membuat alasan seolah itu menguntungkanku padahal sebenarnya tidak"

"bagaimana jika aku diserang penjahat itu? Kepalaku dipukul menggunakan balok kayu, perutku ditusuk, tubuhku dipotong menjadi beberapa bagian da---"

"baik, berhentilah mengucapkan hal yang menyeramkan seperti itu"

Veranda tersenyum lebar mendengar itu, pandangannya menyapu bersih setiap sudut rumah Naomi. Dahinya berkerut, memikirkan dari awal ia menginjakan kaki dirumah ini, ia tidak pernah melihat siapapun orang selain Naomi.

"keluarga dimana?" Tanya Veranda sambil berjalan mengikuti Naomi yang sudah terlebih dahulu berjalan

"di Bandung" jawab Naomi singkat. Ia mengangkat dagu kearah sofa mempersilahkan Veranda untuk duduk disana

Veranda mengangguk paham lalu duduk, memusatkan perhatiannya pada Naomi yang sedang berdiri melipat kedua tangan didepan dada. Bukankah tujuannya kesini untuk berlatih bela diri? Kenapa Naomi hanya berdiri tanpa melakukan apapun? Baru saja ia hendak membuka suara, Naomi sudah mendahuluinya

"aku akan melatih mentalmu terlebih dahulu, baru setelah itu aku bisa melatih fisikmu. Aku akan memberi beberapa ujian" jelas Naomi mulai duduk disamping Veranda

"aku kesini tidak untuk ujian, apa kau pikir aku anak sekolah?" Veranda memutar malas bola matanya

Naomi mendengus, ini alasan sebenarnya ia tidak ingin membantu Veranda untuk berlatih bela diri, ia yakin Veranda akan sulit diatur karena sikap angkuh yang sepertinya sudah berlebihan. Ia mengebuskan napas berusaha untuk tetap sabar lalu berdiri, masih menatap Veranda. "Bela Diri bukan soal fisik saja, tapi mental. Mental yang kuat akan mempengaruhi fisik, jika mentalmu lemah bagaimana bisa kau belajar ilmu bela diri dengan baik?"

"baiklah-baiklah" balas Veranda malas sambil bersandar, "tolong ambilkan aku minum"

"APA?! Kau..." Naomi mengumpat melihat sikap Veranda yang masih tidak bisa mengurangi keangkuhannya, ia mengerjap beberapa kali sebelum akhirnya melanjutkan ucapan dengan nada yang meninggi, "tidak ada minum!"

"aku tamu, kenapa tidak memperlakukanku dengan baik?"

"aku tidak mengundangmu!"

"nona, kecilkan suaramu, telingaku bisa pecah mendengar suara nyaringmu itu. Mulai saja pelajarannya jika memang kau tidak mau berbaik hati memberikanku segelas air minum"

Waktu (END)Where stories live. Discover now