part 2 : long time

5 1 0
                                    

Author pov

Kegundaan mulai menyeruak masuk, penat dengan kejadian lampau dan tamabahan kebingungan aemakin membuat andini frustasi. Sebenarnya dia berharap cukup dengan resiko yang tak biasa diambilnya, kini muncul suat tanda tanya besar dikepalanya.

entah mengapa dia ambil pusing dengan urusan kakak kandunganya itu, tapi feelingnya berkata hatinya benar namun pemerintahnya adalah otak bukan hati, otaknya mengatakan itu tak mungkin sedangkan hati memilih untuk pasrah dengan keadaan.

Seketika terdengar suara ponselnya yang berdering, itu bukanlah sebuah telphone dari siapapun itu, namun hanya alaram yang lupa dia matikan saat kemarin.

"Ver makan dulu gih" terdengar dari balik pintu yang tak lain adalah suara kak arsya, kakak kandungnya

"Emmm.... iya... gue nanti aja makannya" jawabnya asal karena saat ini hatinya sedang berdebat hebat dengan otaknya dan tak dapat diganggu walau sedetik saja

"Lo harus makan sekarang !"kata kakaknya tetap gigih tuk mengajaknya makan, pintunya pun terbuka, tak disangka kak arsya sedang membawa sepiring makanan yang dimasak bibinya, bu ida."Nih, makan dulu biar lo gak sakit" sambungnya

"eh... iya, timben lo baik banget akhir akhir ini" tanyanya spontan. Ya... arsya akhir akhir ini memang sangat perhatian dengan adiknya ini, entah ada angin apa yang membuatnya begini.

"Gue.... gue cuman khawatir kalo lo bakal sakit ver, oh iya lo belum curhat sama gue"  jawab arsya yang membuat adiknya semakin penasaran

"Lagi males curhat gue, besok besok aja ya" jawabnya sambil mengunya makanan dipiring yang tadi dibawakan arsya

"Yah curang kalo gitu" desis arsya

"Sekali kali gue yang curang gak apa apa kan hehehe. Gue mager nih, kembaliin ya kak piringnya... please...." katanya sambil memasang wajah puppyface membuat arsya tak tega melihatnya

"Untung gue lagi baik, sini" ucap arsya kepada andini,diapun dengan sigap mengambil piring dan berbalik menuju pintu yang tadi tempat masuknya

"Makasih kakaku yang ganteng" ucapnya sebagai tanda terimakasih. Entah kenapa piring yang dipengang arsya tiba tiba bergetar hebat namun hanya sang pemegang yang dapat merasakannya, hawa sekitar tubuhnya yang tadi mendingin kini memanas kembali.

Akhirnya arsya turun dan meletakkan piring ditempat cuci piring, "syukur vero gak liat" sambungnya

disisi lain ada dua orang kakak beradik juga yang sedang bermain ps bersama

"Mati lo ! Mati ! " kata sang adik yang di psnya dia sedang bertarung sengit bersama kakaknya

"Lo aja yang mati ! Ih mati lo !" Kini gilirang kakaknya yang nyerocos gak jelas

Permainan pun berlangsung dengan sengit, kedua pihak tak ada yang ingin mengalah, merwka saling membunuh satu sama lain mencoba mendapatkan berlian dari pihak lawan

"Yay gue menang lagi" kata si adik menjadi akhir dari permainannya

"Lo curang mon" elak si kakak

"Ye.... gak ngaku kesalahan ya" ejek si adik,Mona "eh kak gue mau tanya, boleh gak" sambungnya

"Tanya apa"

"Temen lo yang namanya uzi itu belum punya pacar kan" tanya mona sedikit canggung

"Lo suka ya sama uzi" goda kakaknya, yosi

"Bukan gue tapi andini" jelasnya dia sudah menduga sika kakaknya akan sala sangka padanya

"Dia gak punya pacar kok, perasaan andini gak pernah ngomong omongan sama uzi lah napa dia asal suka gitu aja" selidik yosi

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Oct 01, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

My Distance UnclearWhere stories live. Discover now