제 4 회

319 38 3
                                    

Happy Reading ^^
***

Ada rasa aneh yang tiba-tiba muncul menyelimuti perasaan Woohyun. Apakah yeoja ini tidak waras, atau telinganya sedang rusak, sehingga salah mendengar apa yang ia baru saja katakan.

"Sepertinya kau sudah kehilangan akal. Pergilah dari sini." Ucap Woohyun kesal. Bagaimana tidak, yeoja itu tiba-tiba masuk kedalam kamarnya, menindih tubuhnya,  mengganggu tidur nyenyaknya mencium bibirnya tanpa ijin, ah lupakan saja bagian itu. Dan sekarang, mengaku bahwa ia adalah Byul. Kucing hitam yang sempat ia selamatkan. Sungguh tidak masuk akal, bukan?

Ah, tunggu. Mencium bibirnya? Apakah ini termasuk kedalam kategori mencium? Selama 22 tahun Woohyun hidup dibumi, ia tidak pernah melakukan hal itu. Ini hanya kecelakaan. Bukan first kiss-nya.

"Aku memang Byul. Igeo bwa. Luka yang kau obati saat paman itu melukaiku dengan pisau. Kau lupa?" Saeron masih terus berusaha untuk meyakinkan Woohyun dengan menunjukkan perban luka ditangan kirinya. Meskipun lukanya sudah sembuh karena kekuatan yang ia miliki, Saeron masih saja tidak ingin melepas perban itu.

Ia telah menukar kebahagiaannya itu untuk membalas budi kepadanya. Ia tidak ingin menjadikan keputusan besarnya itu sia-sia.

"Geunyang ka!!!." Teriak Woohyun, lalu mendorong Saeron keluar dari kamarnya.

"Aku tidak punya siapa-siapa dibumi. Aku hanya mengenalmu. Ijinkan aku tinggal bersamamu dan membalas budi karena kau sudah menyelamatkanku."

Woohyun terdiam seketika. Menghentikan usahanya untuk mendorong Saeron keluar dari kamarnya ketika melihat wajah polos yang ia berikan. Mata bulatnya kini menjadi sayu. Bibir tipisnya melengkung kebawah. Ada rasa iba yang diam-diam masuk kedalam dadanya.

Sial!!!

Umpat Woohyun, ketika perasaan iba itu mulai menguasainya. Salahkan perasaannya yang sensitif. Sekali lagi. Melihat wajah sedih seperti itu saja, hatinya langsung takluk dan tidak bisa bersikap kasar seperti tadi.

"Baiklah. Kau boleh tinggal dikamarku. Tapi jangan dekat-dekat denganku. Aku namja, dan kau yeoja." Ujar Woohyun ketus yang disambut oleh senyum ceria dari Saeron.

Woohyun lalu mempersilahkan Saeron untuk masuk kedalam kamarnya.

Ia membiarkan Saeron untuk tidur dikasurnya. Sementara ia menggelar kasur lantai untuk tempatnya beristirahat yang ia ambil dari dalam lemari tua yang biasa ia hiasi dengan koleksi buku-buku dan CD favoritnya.

Ia lalu merebahkan dirinya. Masih meringis menahan sakit dibahu kirinya yang tak kunjung sembuh itu. Entah bagaimana rasa sakit itu akan hilang. Woohyun sendiri malas untuk memeriksakannya kerumah sakit. Namja yang aneh.

"Apakah bahu kirimu masih sakit?" Tanya Saeron pelan sambil menarik selimutnya hingga batas hidung lalu memiringkan tubuhnya menatap namja itu.

Woohyun lalu membeku seketika, "Bagaimana dia bisa tahu tentang cidera dibahu kiriku?" Batinnya.

Ia lalu membuka matanya menatap Saeron yang sudah terlebih dahulu menatapnya, "Bagaimana bisa kau tahu soal cidera dibahuku?"

"Bukankah aku sudah mengatakannya tadi? Aku Byul. Kucing hitam yang kau selamatkan." Jelas Saeron, masih terus menatap Woohyun dengan nada kesalnya.

"Aish, sudahlah. Karanganmu membuatku gila. Tidurlah. Jalja." Ucap Woohyun kesal lalu kembali memejamkan kedua matanya dan menarik selimut agar menutupi wajahnya.

Sementara Saeron merasa sangat kesal. Bagaimana bisa namja itu tidak percaya kepadanya, "Namja menyebalkan!" Gumamnya dalam hati. Lalu kembali membalikkan tubuhnya menghadap dinding dan berusaha untuk terlelap.

Love From The Sky (END)Where stories live. Discover now