제 15 회

248 34 0
                                    

Ini semacam side story gitu.
Gimana kehidupan Woohyun tanpa Saeron,
Gimana usahanya Woohyun buat merealisasikan mimpinya demi Saeron.
Maaf ya kalau storynya sedikit boring, but, Happy reading ^^
***

Malam sudah menjelang. Akhirnya Woohyun dan Jiyeon tiba dirumah sepupunya Jiyeon untuk menginap sementara. Meski perasaan ragu masih menyelimuti perasaan Woohyun malam itu untuk mengikuti audisi besok, namun ia yakin, ia pasti akan mengusahakan yang terbaik yang bisa ia berikan untuk menepati janjinya pada Saeron.

Rumah itu terlihat cukup mewah. Gerbang utamanya begitu besar berwarna kecoklatan. Halaman depan rumah yang luas, serta ada kolam ikan dengan air mancur ditengah halaman besar itu. Semua keindahan yang nampak, bisa dilihat secara langsung karena gerbang itu hanya berupa rangkaian besi yang disusun berjarak. Jangan lupakan lampu-lampu taman yang bersinar terang dibeberapa sudut taman yang membantu penglihatan dimalam hari seperti ini.

Jiyeon memencet bel yang ada ditembok gerbang besar itu.

Teeeet...

"Nuguseyo?" Tanya pemilik rumah lewat sebuah alat yang entah apa namanya. Bentuknya seperti radio. Tertempel didinding gerbang besar tersebut.

"Sungyeol-ah, naya. Jiyeon." Balas Jiyeon.

Kreeek

Pintu gerbang besar itu otomatis terbuka. Jiyeon segera menarik lengan Woohyun yang saat itu masih terperangah melihat fasilitas hebat yang ada dirumah itu. Belum lagi gerbang otomatis yang ada dihadapannya.

Luar biasa.

Jiyeon dan Woohyun menunggu didepan pintu ganda utama yang terbuat dari kayu pohon ek. Woohyun mengulurkan tangannya pada pintu besar tersebut. Ada ukiran berbentuk naga kembar dikedua pintu tersebut. Ukirannya begitu detail. Permukaannya sangat halus.

Seorang namja muda, berusia tidak terlalu jauh dari Woohyun membukakan pintu besar tersebut yang membuat Woohyun segera menarik tangannya.

"Oh, Jiyeon Noona. Sudah lama sekali tidak datang kerumahku. Apa kabar?" Seru Sungyeol heboh yang langsung menghamburkan diri memeluk kakak sepupunya itu.

"Yeollie-ah, ternyata kau sudah besar. Aku baik. Appa dan eomma-mu kemana? Rumah besar ini terasa sepi sekali." Balas Jiyeon sambil melangkahkan kakinya masuk menuju ruang tamu bersama Sungyeol. Sementara Woohyun hanya bisa mengekor dari belakang. Masih menyapu bersih penglihatannya pada tiap sudut rumah besar itu yang sangat membuatnya takjub.

"Mereka sedang pergi ke Amsterdam. Seperti biasa, bisnis. Hanya ada aku dan Jung Ahjumma disini, serta beberapa asisten rumah tangga lainnya."

Kruuuk

Tiba-tiba perut Woohyun bernyanyi merdu, merengek minta diisi. Jiyeon dan Sungyeol yang tengah melepas rindupun segera melihat kearah asal suara itu. Lalu tertawa terbahak-bahak bersama.

"Yeollie-ah, kenalkan, ini Woohyun. Sahabatku. Kami ingin bermalam disini, karena besok ia akan mengikuti audisi di DW Entertainment." Jelas Jiyeon sambil menunjuk kearah Woohyun yang masih berdiri mematung memegangi perutnya yang mulai terasa perih.

Sungyeol segera mengulurkan tangannya untuk berkenalan, "Aku Lee Sungyeol. Salam kenal."

"Aku Nam Woohyun." Balas Woohyun sambil menjabat tangan Sungyeol yang terulur.

"DW Entertaintment, huh? Sepertinya kau memiliki bakat yang luar biasa, hingga berani ikut audisi disana. Aku dengar dari temanku, audisi disana akan sulit untuk dilalui. Semoga kau berhasil." Ujar Sungyeol sambil tersenyum cerah. Menampilkan deretan gusinya.

Love From The Sky (END)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt