3

145 15 4
                                    

April 2012

.

Reen masih memandang boneka beruang penuh kenangan itu sambil tersenyum, getir. Kenangan tentang indahnya hari itu masih berkelebat dengan jelas di kepalanya, ia benar-benar mulai tenggelam kembali pada masa lalunya. Lalu Reen mengambil syal dan sepasang sarung tangan rajutan berwarna merah dari dalam kotak. Reen memakai kembali sarung tangan itu, hangat.

.

∗∗∗

.

Desember 2007

.

Setiap kali di bulan Desember, udara di Korea memang menjadi sangat dingin. Min Seok mempererat jaketnya, menahan dingin. Ia menyesali keteledorannya meninggalkan buku di perpustakaan kemarin sehingga hari ini ia harus menerobos angin kencang dan cuaca dingin untuk berjalan dari asrama ke perpustakaan sekolah.

.

Sekeluarnya dari gedung perpustakaan, Min Seok merasakan angin lebih kencang dan udara lebih dingin dari sebelumnya. Saat ia mulai berjalan, ia merasakan benda kecil yang putih bersih jatuh di mantelnya.  Min Seok berhenti sebentar dan menengadah ke langit, ke arah datangnya benda-benda kecil putih bersih itu.

.

“Salju pertama sudah turun…”

Min Seok mengambil handphone dari dalam kantongnya dan mulai menekan beberapa nomor telepon.

.

∗∗∗
.

Reen menggeliat tak bertenaga di atas tempat tidur asramanya. Bahkan untuk mengangkat telepon yang ada di sampingnya saja ia merasa butuh kekuatan yang sangat ekstra, ditambah cuaca hari ini sangat tidak bersahabat, Reen belum terbiasa dengan suhu sedingin ini.

.

“Yeobseo? Seokie Oppa? Ah, Ya. Aku sedang sakit, sejak semalam tubuhku terasa demam. Ah? Tidak, tidak, oppa tidak perlu datang. Iya… Iya… Beberapa hari ke depan kelasku libur jadi aku bisa beristirahat penuh, aku akan segera minum obat dan kau boleh menyeretku ke dokter bila aku tidak tampak membaik.”

.

∗∗∗

.

“Maaf  Reen, aku tidak bisa memberitahumu salju pertama turun hari ini.” gumam Min Seok sesaat setelah sambungan telepon mereka terputus

.

Min Seok melanjutkan perjalanannya dari perpustakaan sekolah ke asrama dan mampir sebentar ke toko membeli obat untuk Reen.

.

Ketika Min Seok berdiri di depan pintu asrama Reen, ia memastikan tidak ada satu butir pun salju yang tersisa di mantelnya lalu masuk ke dalam asrama Reen. Min Seok benar-benar harus memastikan hal itu, karena ia yakin Reen yang begitu terobsesi pada salju pertama akan menyeret dirinya sendiri keluar dari gedung asramanya hanya untuk melihat salju pertama turun.

.

∗∗∗

.

Beberapa hari kemudian Reen merasakan tubuhnya sudah jauh lebih baik. Ia sedang membereskan kamarnya saat Min Seok muncul di depan pintu kamarnya dengan sebuah kotak.

“Apa itu?” tanya Reen penasaran

.

Min Seok membuka kotak itu dan mengeluarkan syal serta sarung tangan wol di dalamnya.

“Karena kau baru saja sembuh, kau tidak boleh keluar asrama tanpa syal dan sarung tangan. Nah, lihat! Lucunya!” kata Min Seok mengagumi syal dan sarung tangan yang saat ini sudah menempel di tubuh Reen

Tell Me When It First Snows ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang