CY

4.5K 377 66
                                    

CHANYEOL

Setiap orang punya rasa takut. Gue tau banget itu, tapi setiap orang juga punya cara yang berbeda-beda untuk mengatasi ketakutan mereka. Ada yang tegas berani menghapus ketakutan mereka, berganti sedikit rasa optimis hingga akhirnya ketakutan itu beneran nggak terbukti. Ada juga yang membiarkan rasa takut itu menggelitik lo, bahkan perlahan-lahan menguasai pikiran dam sugesti dalam diri. Tanpa lo sadari.

Gue, sering kali gue berada di tengah-tengah keduanya. Gue bisa menguasai ketakutan itu kalau gue memang bertekad untuk nggak takut sama sugesti diri gue sendiri. Tapi kadang, untuk beberapa hal, sugesti dalam diri terlalu kuat untuk gue ambil alih. Pikiran-pikiran negatif itu udah mengendap dalam bagian terdalam otak, menstimulasikan pemikiran gue yang perlahan percaya sama sugesti yang ada.

Itu buruk, gue paham kok. Tapi gimana kalo lo jadi gue, jadi orang yang percaya bahwa gue nggak pantas dicintai, nggak pantas untuk disayangi, bahkan disaat gue udah punya pacar yang cantik dan paling rupawan sekalipun.

Dan kebiasaan gue untuk main-main sama perempuan di masa lalu pun sama sekali nggak membantu. Sebaliknya, itu malah membuat gue berpikiran kalau suatu hari karma akan datang mendamprat.

Selayaknya yang gue pantas dapatkan.

Jadi ketika gue menyadari ada sesuatu yang salah. Nggak, maksud gue, ada sesuatu yang missed out dari perhatian gue, gue kalang kabut.

Gue kalap.

Tapi sebelumnya, biarkan gue cerita tentang bagaimana semua ketakutan ini berasal.

Gue ingat banget waktu pertama kali gue ketemu sama Seulgi, dikenalin lewat Kai dan ceweknya, Krystal. Waktu itu kita lagi ngumpul untuk rapat pleno pertama acara festival musik terbesar di kampus kita. Sebenarnya itu bukan pertama kali buat gue, gue udah pernah berpartisipasi jadi kepanitiaan mereka selama dua tahun kemarin.

Tapi rasanya beda, nggak tau kenapa. Mungkin karena gue dapat kesempatan untuk ketemu maba-maba cantik lagi, yang tahun ini keliatan lebih seger dari yang tahun kemarin. Hahaha anjing banget gue.

Krystal udah duduk anteng manis di sebelah Kai pas gue dateng. Kai melambai ke arah gue, yang kemudian gue sambut dengan senyuman biasa. Gue duduk bersila di sebelah Kai, mengusap rambut yang berantakan karena helm.

Waktu itu, gue denger Kai nanya ke ceweknya. "Seulgi mana?"

"Otw katanya."

"Sama Sehun?"

"Nggak, dia lagi pergi kan ada tugas jurnal."

Cewek ini sering banget gue denger namanya, apalagi dari mulut Krystal. Dengan frekuensi yang cukup sering, dan gue rasa Kai juga pasti kenal sama cewek ini. Gue pernah berapa kali nanya sih, tapi nggak kepo banget sama dia. Belum.

Kemudian nggak lama, satu cewek datang. Rambutnya lurus dan sepundak, poninya agak berantakan. Dia cuma pake celana jeans pensil warna abu-abu, dan atasan warna putih yang simple. Gak ada aksesoris, nggak ada motif. Untuk sesaat gue pikir gue ketemu kembarannya Krystal. Tapi nggak men, yang ini mukanya lebih oriental, pipinya lebih chubby dan sorot matanya lebih dingin dengan eye liner yang dia pake.

"Seul!" Krystal teriak, si cewek nengok dan ngangguk sedikit sambil nyamperin kita bertiga.

Dia datang dengan pandangan ke arah Krystal, doang. Nggak pake lirik-lirik ke Kai atau pun ke gue. Baru deh, setelah Krystal tepuk paha Seulgi, cewek itu senyum dikit ke arah Kai. Kemudian melirik ke arah gue sebentar.

"Nih kenalin, Chanyeol. Dia seniornya Kai di Mesin."

Seulgi nggak bergeming, matanya masih ngeliatin gue yang bikin gue keki sejenak. Kenapa nih orang? Apa gue segitu gantengnya sampe dia lupa daratan? Hahaha tai, nggak lah.

NovemberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang